Setelah sekian menit berada di jalan raya, akhirnya mereka berdua; Pondy dan Gaven sampai di tempat tujuan.
Danau.
Iya, kalian tak salah baca. Tujuan tempat mereka memang danau. Pasti ada yang mikir, siang-siang kok malah ke danau? Nggak panas??
Jawabannya, tidak! Karena, di sekitar danau ditumbuhi pohon-pohon rindang yang cukup banyak. Di tambah, pemandangan yang asri membuat suasana menjadi segar.
Pondy celingukan di sana, ia tak menyangka jika ada sebuah danau di kebun seperti ini.
"Lo tau dari mana, ada danau di tempat terpencil kayak gini?" Tanya Pondy pada Gaven, pria itu sendiri masih terpesona dengan pemandangan di hadapannya.
Dan juga, lokasi danau itu cukup tersembunyi di salah satu daerah kebun yang ada di kota mereka.
"Nyasar." Jawaban Gaven membuat Pondy menaikkan sebelah alisnya.
Melihat si pria yang memasang wajah meminta penjelasan, Gaven pun menjelaskan dengan berat hati.
"Gue pernah nyasar pas jalan-jalan naik motor, niatnya mau balik, eh malah nemu ini danau."
Dulunya danau ini hanya di ketahui oleh Gaven. Karena saat itu Gaven yang sedang berjalan-jalan mengendarai motor, tak sengaja tersesat sebab terlarut dalam pikirannya sendiri.
Saat sadar, ia dan motornya berada di jalan satu arah ke perkebunan orang. Lalu, ketika ingin kembali, ia malah semakin tersesat, dan berakhir menemukan danau itu.
"Terus gue minta bokap, buat beli tanah di sekitar, sekalian danaunya."
Lalu karena gabut, ia meminta Pipinya untuk membeli tanah di daerah danau itu. Dan secara ajaib, permintaannya dikabulkan.
Pipi: panggilan Gaven untuk ayahnya.
Bisa di bilang, sekarang hanya mereka saja yang tau. Jadi tidak akan ada orang lain di sekitar sini.
Cukup membuat Pondy terkejut, pria itu masih belum terbiasa dengan kekayaan orang tua Gaven.
Meski dirinya juga kaya, tapi tak sekaya orang tua Gaven yang, sekali anaknya minta itu, hari itupun juga langsung ada.
Mengesampingkan pikirannya, Pondy kembali celingukan untuk mencari sang adik dan Ayesha. Beberapa saat, ia menemukan keduanya duduk di bawah pohon di pinggir danau.
Pondy segera menggandeng tangan pemuda di sampingnya, dan menuju ke arah dua orang yang berada di pinggi danau.
Sementara yang di gandeng hanya pasrah, dan mengikuti langkah orang di depannya. Lalu saat ia melihat Ayesha dan Vanka, Gaven segera melepaskan gandengan itu dan menerjang tubuh Vanka.
"Bisa-bisanya lo ninggalin kami! Sialan lo!" Tuturnya sembari menjepit kepala Vanka pada lengannya.
"L-lepas!" Kata Vanka sambil terbatuk-batuk, "sesek anying!" Lilitan itupun dilepaskan Gaven.
"Parah lo!" Kesal Vanka masih dengan terbatuk-batuk.
"Salah sendiri ninggalin, pakek acara mobil di bawa nggak bilang-bilang lagi!" Gaven yang masih jengkel, pun menjitak kepala orang di sampingnya.
"Aduh! Kok malah gue yang lo jitak sih?!" Iya, memang Ayesha yang kena jitakan Gaven.
Tak menjawab, pemuda itu berdiri berjalan menuju bawah pohon yang terletak tak jauh dari mereka, di bawah pohon sudah tergoler sebuah alas dengan beberapa makanan ringan di atasnya.
Kayak mau piknik aja. Batin Gaven sembari menggelengkan kepalanya.
Membuka satu minuman kaleng, dan meminumnya. Lalu memakan snack yang memang sudah terbuka.
Pondy yang sejak tadi hanya memperhatikan, pun ikut duduk di sampingnya dan memakan snack.
Sementara dua manusia lainnya, hanya menatap lalu berlari menuju bawah pohon.
Mereka pun duduk di sana, ikut memakan snack yang ada dan membicarakan banyak hal.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat kurang tiga menit, dan yah... mereka masih berada di danau. Bahkan mereka semua, sekarang sedang tidur di alas yang tadi mereka duduki.
Cukup sempit, untuk empat laki-laki dewasa. Tapi mereka bisa membuat alas itu menjadi cukup.
Mengernyitkan dahi, Gaven perlahan membuka mata akibat sorotan terik matahari, yang mana membuat dirinya terganggu saat tidur.
Duduk, lalu melihat jam tangannya. Dan menyadari bahwa dirinya tidur kurang lebih satu jam lamanya.
Bangkit dari duduk, Gaven berjalan menuju bibir danau dan duduk di sana. Entahlah, dirinya hanya ingin duduk di sana, menikmati semilir angin pada hari yang mulai sore ini.
Memposisikan kakinya berada di depan, sambil menumpukan dagunya. Memandangi air danau yang terlihat sangat indah, akibat dari pantulan cahaya matahari.
Memejamkan mata, dan menghirup napas dalam. Gaven merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya.
Menghembuskan napas, ia lalu menoleh pada pria di sampingnya hanya guna untuk menatap sebentar pria itu; Pondy.
Sebenarnya Gaven tahu, jikalau Pondy yang duduk di sampingnya. Karena tadi saat ia terbangun dan duduk, Pondy juga ikut terbangun. Sebab Gaven dan Pondy tidur bersebelahan.
Hening, hanya semilir angin yang terdengar di antara keduanya. Mereka sama-sama bungkam, dan belum berniat membuka suara.
Sementara dua manusia lainnya masih tertidur pulas, tanpa peduli jika hari sudah mulai sore.
"Ven," panggil Pondy dengan suara halus, setelah beberapa saat keheningan melanda mereka.
Gaven berdehem sembari menolehkan kepala, menatap orang yang telah memanggil dirinya.
Tersenyum, tangan kanan Pondy menapak di surai biru Gaven, kemudian tangan itu bergerak mengelus. "Lo tau, lo itu indah. Bahkan lebih indah dari danau ini." Gaven tercengang mendengarnya, ia mengerjapkan mata beberapa kali.
"Sangking indahnya. Gue bahkan nggak tau cara mengungkapkan perasaan itu."
"Hah?!" Serentak Gaven menoleh ke arah yang lebih tua, karena dirinya tak mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan.
Namun Pondy salah tanggap, dirinya menganggap jika Gaven terkejut mendengar kalimat terakhirnya.
"Kenapa? Nggak percaya?" Tanya Pondy yang salah mengartikan tatapan Gaven juga.
Gaven yang mendapat pertanyaan yang tak ia mengerti, hanya menampilkan wajah bingung yang lucu.
Melihat wajah Gaven yang bingung, Pondy malah memajukan wajahnya dan mengecup pipi pemuda di hadapannya.
CUP
✧✧✧✧✧
Lanjutannya nanti ye
091023

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Bastard!
Fiksi PenggemarMusuhan sama temen? Udah biasa. Gimana kalau musuhan, sama abangnya temen? Yah, udah biasa juga sih. Ini terjadi sama Gaven dan bang Pondy. Gaven yang kesabarannya, seolah tisu di bagi 10, dan bang Pondy dengan kesabaran, yang lumayan tinggi dari Ga...