Chapter 9

98 9 3
                                    

Baekhyun membuka matanya dan menyentuh kain kompres di keningnya. Dalam tidurnya, ia seperti bermimpi Taeyeon datang ke apartemennya.

“Kau sudah bangun?”

Baekhyun mencubit pipinya, untuk memastikan bahwa apa yang dilihatnya hanya mimpi atau nyata.

“Ini bukan mimpikan?”

“Kau bicara apa? duduklah, sudah aku buatkan bubur untukmu.” Taeyeon menaruh bubur buatannya di atas meja.

Baekhyun menduduki kursinya. Ia mengamati bubur yang disajikan oleh Taeyeon, merasa ragu untuk memakannya.

“Wae? kau tidak suka?.

Baekhyun menggeleng. Ia menggenggam sendok lalu menyuapkan sesendok bubur kedalam mulutnya. Ia buru-buru menegak air putih tak lama setelah bubur ada di lidahnya.

“Asin sekali,” keluh Baekhyun.

“Jinjja?” Taeyeon ikut mencicipi bubur buatannya.  Lalu menggeser mangkuk ke arahnya. “Jangan dimakan.”

Baekhyun menarik mangkuk ke arahnya, lalu melahap bubur itu sekaligus.

“Ya! kenapa kau habiskan? kau bilang, rasanya asin.”

“Sayang kalau tidak dihabiskan, apalagi ini buatanmu.”

“Aish, terserah kau saja.”

Setelah selesai, Baekhyun mengajak Taeyeon untuk duduk di sampingnya. Suasana canggung menghinggapinya mereka berdua. Sudah lama mereka tidak berduaan seperti ini.

“Bogosipeo, Taeyeon-ah,” ucap Baekhyun.

Taeyeon memalingkan wajahnya mendengar kalimat sederhana namun terdengar tulus. Ia malah mengalihkan pembicaraan. “Dimana managermu?”

“Aku sudah menyuruhnya pulang kemarin. Lalu kenapa kau tiba-tiba datang ke sini?”

“Wae? kau tidak suka?”

“Ani,” bantah Baekhyun. “Tentu saja aku merasa senang melihatmu di sini, tapi rasanya aneh melihatmu di sini setelah hubungan kita berakhir.”

“Taeyeon-ah,” panggil Baekhyun. “Aku sudah mendengar semuanya dari Hyung. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? apakah itu alasan kita berpisah?”

“Baekhyun-ah, aku tidak ingin membahas itu sekarang. Ini bukan waktu yang tepat.”

“Lalu, waktu yang tepat itu kapan?”

“Biar aku bertanya, sebenarnya apa alasanmu pergi ke rumah sakit? Kau tidak mungkin datang hanya untuk bertanya kepada Oppa tentang apa yang kualami kan?”

Baekhyun bungkam. Ia tidak mungkin berterus terang kepada wanita di sampingnya, ia masih belum siap.

“Aku juga tidak ingin membahas itu sekarang,” ucap Baekhyun dengan murung.

Taeyeon menyadari perbedaan nada bicara Baekhyun. Ia memilih beranjak dari posisi duduknya.

“Kau mau kemana?” tanya Baekhyun.

“Aku ingin mengambil roti di mobilku, kau tidak mungkin hanya memakan bubur asin buatanku, nanti kau malah tambah sakit.”

.....

“Eoh, Minho-ya.” Sooyoung mengangkat telepon dari Hoobae semasa SMA dulu.

“Eoh, nanti aku ke sana.” setelah mengatakan itu, Sooyoung menutup teleponnya.

“Bagaimana?”

Sooyoung berbalik, menghadap Yuri yang sangat penasaran dengan  percakapannya dengan Minho.

Your Voice Like My Springtime [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang