[CEO Jung dari Perusahaan TM Entertainment Dinyatakan Tidak Bersalah Atas Dugaan Pembunuhan Terhadap Penyanyi Hakyung 2 Tahun Lalu]
Yuri mematikan saluran berita yang ditontonnya. Yuri memakai jaket lalu merapikan rambutnya, ia ingin menemui Minho untuk membicarakan berita yang ditontonnya tadi. Jika dipikir-dipikir, dirinya terlalu terburu-buru menganggap Yunho sebagai tersangka disaat hanya ada satu bukti kuat saja.
Di sisi lain, banyak wartawan yang mengerubungi Yunho di depan kantor polisi, sudah empat hari ia berada di kantor polisi. Didampingi dan dua anggota polisi yang menghalau para wartawan yang menanyakan banyak hal, Yunho berhasil masuk ke dalam mobil.
"Apa anda benar-benar tidak bersalah?"
"Bagaimana langkah selanjutnya?"
"Apakah anda akan menuntut balik kepolisian atas pencemaran nama baik?"
Atas saran dari sekretarisnya, Yunho tidak menjawab satu pun agar tidak menimbulkan spekulasi macam-macam. Sekretaris Heo melajukan mobil, meninggalkan kerumununan wartawan.
Sementara itu, Yuri menunggu Minho di restoran tak jauh dari kantor polisi. Yuri memilih restoran karena sekalian makan siang juga. Yuri mengangkat tangannya saat melihat Minho masuk ke dalam.
"Jadi bagaimana?" tanya yuri tepat saat Minho menduduki kursi dihadapannnya.
"Astaga, aku baru saja duduk. Sudah ditanya-tanya saja," keluh Minho.
"Alasan aku bertemu denganmu untuk membicarakan kasus," balas Yuri dengan ketus.
"Iya iya." Minho pasrah, dirinya tidak ingin menjadi amukan wanita di depannya.
"Begini, saat mayat Hakyung di temukan, polisi langsung membawanya ke rumah sakit. Walaupun tidak sempat melakukan autopsy lebih lanjut, salah satu Dokter sempat memeriksa tubuh Hakyung-ssi. Katanya, kulit Hakyung-ssi sedikit kemerahan lalu ada bercak biru di kulitnya. Dokter menduga, kematiannya disebabkan oleh Potasium Sianida."
"Apa? Potasium Sianida?" Yuri membulatkan kedua bola matannya.
"Iya. Dan saat kita menggeledah rumah Jung Yunho, kami menemukan Potasium Sianida di gudang pribadinya."
"Lalu kenapa kalian membebaskannya?!" desak Yuri.
"Noona dengarkan aku dulu, ceritanya belum selesai. Kami lalu mengecek nomor seri di kemasannya dan kami menemukan toko dimana Sianida itu dibeli. Kami kemudian mendatangi toko dan beruntungnya, toko itu masih memiliki arsip pembelian tahun 2021. Melalui arsip itu, kami dapat mengetahui kapan barang dibeli. Kau tau apa yang mengejutkan?"
"Apa? aku sangat penasaran."
"Jung Yunho-ssi membeli bubuk sianida itu, dua minggu setelah kematian Hakyung-ssi."
"Mwo? itu kah alasan kalian membebaskannya?"
Minho mengangguk. "Bukan hanya itu, kami sudah juga mengkonfirmasi alibinya. Saat kejadian, dia berada di rumah bersama adiknya."
"Apa kalian sempat menanyakan alasannya membeli bubuk itu?"
"Tidak sempat, tidak punya waktu karena kami didesak untuk menghentikan penyelidikan. Tapi ada satu hal lagi yang membuat Yunho-ssi tidak bersalah."
"Apa?"
"Mendekatlah." Minho mencondongkan tubuhnya, begitu juga Yuri. Jarak antara dahi keduanya hanya 20 cm. Minho kemudian memelankan suaranya, tidak ingin orang lain mendengar perkataannya. "Yunho dan Hakyung-ssi adalah sepasang kekasih."
.....
Baekhyun tengah menyisir rambutnya yang sedikit basah sambil bersiul pelan untuk mengatasi rasa gugupnya. Dirinya tengah bersiap-siap untuk bertemu Taeyeon.
Setelah merasa tampan dan wangi, Baekhyun mengecek notifikasi pada ponsel untuk melihat balasan dari Taeyeon. Namun nihil, gadis itu bahkan belum membalas ajakannya. Namun tanpa pikir panjang, Baekhyun tetap mengirimkan lokasi untuk bertemu hari ini.
Baekhyun tau dirinya bersikap seperti pembalap liar, bertindak ugal-ugalan demi mencapai apa yang diinginkannya. Namun dirinya tetap sabar, tidak memaksa orang lain demi kepuasan dirinya sendiri.
Setelah menempuh satu jam perjalanan, Baekhyun sampai di sungai Han, ia menepikan mobilnya tak dari sungai. Lalu ia berdiri tak jauh dari mobilnya, menunggu Taeyeon.
Sungai Han cukup ramai pengunjung, banyak pengunjung yang menggandeng pasangannya. Baekhyun menurunkan topi hitamnya agar sulit dikenali ketika gerombolan gadis melewati dirinya.
Baekhyun melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, artinya
sudah dua jam ia menunggu Taeyeon disini. Jika Taeyeon tidak datang hari ini, berarti Baekhyun telah ditolak. Dan jika hal itu terjadi, Baekhyun sudah siap, ia akan menerima keputusan Taeyeon dengan lapang dada.Baekhyun hendak membuka pintu mobil, namun pergerakannya terhenti melihat sebuah mobil berhenti di sampingnya.
Si pengemudi keluar. “Aku tidak terlambat kan?”
Baekhyun tersenyum lalu mengangguk. Kemudian mereka berjalan beriringan, menyusuri sungai Han.
“Mianhae, kau pasti sudah menunggu lama,” ucap Taeyeon.
“Aku pikir kau akan menolakku.”
“Aniya, tidak mungkin. Karena aku menyukaimu, Baekhyun,” ucap Taeyeon bersungguh-sungguh.
Baekhyun tersenyum mendengarnya, “Apa ini pengakuan cinta?”
“Eum.” Taeyeon tak ragu untuk mengatakannya.
“Boleh aku menggenggam tanganmu?” Baekhyun meraih tangan Taeyeon sambil meminta persetujuannya.
“Kenapa masih bertanya?” Taeyeon tertawa kecil.
“Taeyeon-ah,” panggil Baekhyun sambil menghentikan langkahnya.
“Wae?” Taeyeon menatap Baekhyun bingung.
“Jangan lepaskan tanganku, tetaplah disisiku.”
“Aku akan melakukannya tanpa kau minta. Dan aku minta maaf atas apa yang aku lakukan dulu.”
Baekhyun meraih pipi Taeyeon, ibu jarinya mengelus lembut pipi Taeyeon. Taeyeon tersenyum ketika kepala Baekhyun menunduk hingga bibir pria itu menyentuh bibirnya.
“Tolong lupakan hal itu karena aku juga akan melakukannya. Biarlah itu akan menjadi masa lalu kita,” ucap Baekhyun setelah ciuman itu berakhir.
Baekhyun kemudian berbisik, “Saranghae.”
Taeyeon berjinjit, kemudian mengecup bibir Baekhyun sekilas. “Nado.”
🌸🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice Like My Springtime [END]
Romance15+ Debut sejak 10 tahun yang lalu, Kim Taeyeon (27) adalah seorang penyanyi solo sukses yang memiliki suara yang indah sehingga sangat dicintai oleh penggemarnya dan rakyat Korea Selatan. Karena kejadian 2 tahun yang lalu, ia tidak bisa menyanyi. H...