Chapter 7

80 10 2
                                    

Musim dingin 2021

"Saya menyimpulkan bahwa Taeyeon-ssi menderita PTSD," ucap wanita yang memakai jas putih, dengan name tag 'Jun Ji Hyun' melekat pada jasnya.

"PTSD?" Taeyeon menatap dokter di depannya dengan tatapan tidak percaya.

Dokter Jun mengangguk. "Dimana kondisi ini bisa timbul setelah anda mengalami pengalaman traumatis yang sang kuat. Kondisi ini seringkali bisa memengaruhi kesehatan mental dan emosional." Dokter Jun mengambil sebuah kertas dan memperlihatkan kepada Taeyeon. Taeyeon ingat ia menuliskan keluhannya dalam kertas itu.

Dokter Jun melanjutkan, "Dari catatan ini, anda mengatakan bahwa anda sering mengalami mimpi buruk yang sama secara berulang-ulang. Dan merasa takut berlebihan saat melakukan sesuatu di tempat kejadian yang membuat anda trauma. Jadi dapat dikatakan sebagai gejala PTSD. Kalau boleh tau, apa yang dimaksud melakukan sesuatu?"

"Sebagai penyanyi sebelum merilis lagu tentunya akan melakukan proses rekaman. Rekaman itu dilakukan di dalam ruangan yang hanya dirimu yang berada disana. Entah mengapa saat berada disana, saya merasa sangat ketakutan bahkan hingga kesulitan bernapas dan kejadian yang membuat saya trauma terus berputar-putar di kepala," terang Taeyeon. "Lalu bagaimana agar penderita PTSD bisa sembuh?"

"Anda bisa menjalani terapi dan saya bisa meresepkan obat antidepresan atau obat penenang. Anda bisa berdiskusi dengan wali anda terlebih dahulu dan saya akan menunggu keputusannya."

Taeyeon keluar dari setelah sesi kosultasi selesai. Soo Hyun bangkit dari kursi tunggu dan menghampiri Taeyeon.

"Bagaimana dengan hasilnya?"

Taeyeon tidak menjawab. Ia menyerahkan amplop putih lalu berjalan mendahului kakaknya. Soo Hyun membuka amplop itu, membaca isinya dan menyimpannya kembali.

"Oppa pasti sudah membacanyakan?" Taeyeon menoleh ke arah Soo Hyun yang sedang menyetir.

"Eum, aku sudah membacanya," balas Soo Hyun.

"Tolong jangan beritahu Baekhyun," pinta Taeyeon.

"Ya! kau pikir dia orang asing? Baekhyun berhak tahu, dia kekasihmu. Apa kau tidak percaya padanya?"

"Tentu saja aku percaya padanya. Tapi aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya. Sebentar lagi dia akan sibuk mengerjakan proyek terbarunya. Aku tidak ingin membuat fokusnya terganggu."

Malam tiba, ponsel Taeyeon berdering ketika ia sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer. Tertera kontak dengan nama 'Nae Wangjanim' tampil dilayar, itu nama kontak Baekhyun yang tersimpan di ponselnya. Sejujurnya nama itu terdengar kekanakan namun, ia menyukainya karena terdengar romantis. Ia mematikan hair dryer sebelum mengangkat teleponnya agar tidak bising.

"Eoh Jagiya!" Taeyeon bersuara setelah menyentuh ikon hijau.

"Kau sedang apa?" tanya Baekhyun dengan riang.

"Aku sedang mengeringkan rambut. Kau sedang apa?"

"Memikirkanmu."

"Ya! jangan bercanda."

Terdengar suara tawa Baekhyun diseberang sana. "Jinjja-ya, aku sedang memikirkanmu. Jagiya, kau sudah makan malam?"

"Sudah," balas Taeyeon. "Ngomong-ngomong Baekhyun-ah, tentang perkataanku tempo hari lalu, aku minta maaf karena mengatakannya padamu."

"Perkataan apa?"

"Perkataanku yang menyuruhmu untuk tidak datang ke apartemenku lagi."

"Eoh gwaenchanha. Aku mengerti jika kau sedang banyak pikiran saat itu."

Your Voice Like My Springtime [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang