Chapter 14

78 11 3
                                    

Sekarang

"Jadi, apakah kau pernah memandang Taeyeon sebagai seorang gadis?"

Chanyeol menggeratkan gengaman pada cangkir, menatap tak suka kekasihnya karena pertanyaan tersebut. "Tidak ada pertanyaan lain?"

"Jawab saja, Chanyeol," ucap Tiffany dengan nada sedikit mendesak.

Sebenarnya ia sudah lama ingin menanyakan hubungan antara Chanyeol dan Taeyeon sejak mengetahui Chanyeol lebih dulu bertemu dengan Taeyeon. Ia juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan, apakah mereka akan menjadi sepasang kekasih jika Taeyeon tidak bertemu dengan Baekhyun?

Chanyeol selalu menganggap Taeyeon sebagai sahabatnya. Tapi bagi Tiffany, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya, akan selalu ada salah satu yang memiliki perasaan lebih dan mulai dari situlah persahabatan lawan jenis menjadi hancur.

Chanyeol bergeming, memalingkan wajahnya, menghindari tatapan kekasihnya yang tiba-tiba menyendu. Air mata menghiasi mata indah Tiffany setelah melihat Chanyeol mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Aku menyukainya waktu itu," ucap Chanyeol lirih.

"Apa Taeyeon tau?"

Chanyeol tidak menjawab, ia mengulurkan tangan untuk mengusap air mata kekasihnya. Namun Tiffany menepisnya, tubuhnya beranjak dari sofa meninggalkan kekasihnya yang sedang diliputi perasaan bersalah.

....

Taeyeon berbaring di kasur, saat ini sedang berada di ruma orang tuanya yang masih satu kota, tubuhnya berguling ke kanan dan ke kiri, bergerak dengan gelisah. Siang tadi Baekhyun mengiriminya pesan yang membuatnya membuatnya gelisah sepanjang hari. Berikut isi pesannya :

Baekhyun

Taeyeon-ah, besok kau punya waktu luang?

Jika iya, ayo kita pergi kencan besok!

Jujur saja membaca pesan itu membuatnya tersenyum, namun Taeyeon masih canggung untuk bertemu Baekhyun karena ciuman di pantai itu. Sudah tiga hari berlalu, namun ciuman itu masih membekas di otaknya, jantungnya berdegub kencang setiap kali mengingatnya. Padahal ini bukan pertama kalinya, mereka sering berciuman saat berkencan dulu namun tak sampai berhubungan intim.

"Taeyeon-ah, ayo keluar!"

"Ne Eomma!"

Taeyeon beranjak dari posisinya, berjalan keluar kamar. Ibu sudah memanggilnya untuk makan malam. Taeyeon menatap meja makan dengan takjub, banyak makanan yang tersaji diatasnya.

"Apa kita akan kedatangan tamu? Banyak sekali makanan."

"Duduklah," titah Tuan Kim kepada putrinya. "Menantu laki-lakiku telah datang."

"Menantu laki-laki?" Taeyeon merasa bingung.

Namun pikiran melayang ke beberapa tahun yang lalu, ingatannya mengarah kepada seorang anak laki-laki seumuran dengan kakaknya yang sering datang ke rumah, ayahnya sering menganggapnya sebagai calon menantu karena sering menjodohkan dirinya dengannya. Lamunan Taeyeon terbuyar ketika melihat laki-laki tinggi, menunduk ke arah orang tua Taeyeon lalu duduk di samping Soo Hyun.

"Soo Hyuk Oppa?"

"Annyeong Taeyeon-ah!" Soo Hyuk menyapa Taeyeon dengan ceria.

"Appa berlebihan sekali, dia bukan suamiku!" protes Taeyeon kepada ayahnya.

"Wae? tidak ada salahnya Appa berharap."

"Appa jangan terlalu berharap, siapa tau Oppa sudah memiliki kekasih."

Your Voice Like My Springtime [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang