Chapter 10

70 6 0
                                    

Taeyeon keluar dari kamar mandi dengan masih memakai jubah mandi kebesaran milik Baekhyun. Semalam, ia menuruti permintaan dari Baekhyun untuk menginap. Baekhyun menelan ludah melihat leher jenjang Taeyeon terekspos.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?”

Baekhyun memalingkan muka dan menggeleng kuat. “Aniya! untuk baju, kau ambil saja di kamarku.”

“Arasseo.”

Taeyeon melengos pergi melewati Baekhyun yang sedang masih mengontrol detak jantungnya yang berdegup kencang.

Tak lama kemudian, Taeyeon keluar dengan mengenakan celana jeans panjang dan kemeja stripe lengan panjang milik Baekhyun yang terlihat kebesaran untuknya. Baekhyun menahan tawa melihat Taeyeon yang bersusah payah menggulung bajunya.

“Kita akan kemana?” Taeyeon menguncir rambutnya, ia memandang Baekhyun yang sudah rapi.

“Ayo kita sarapan di luar!”

“Kau yakin?” tanya Taeyeon memastikan, ada rasa khawatir didalam dadanya jika seseorang melihat dirinya bersama seorang pria.

“Jangan khawatir.” Baekhyun mengerti kekhwatiran menghinggapi Taeyeon.

Mereka kemudian keluar dari apartemen, memasuki mobil Baekhyun yang berada di parkiran. Setelah menempuh perjalanan 30 menit, mobil yang kendarai Baekhyun tiba di sebuah restoran.

“Baekhyun,” ucap Taeyeon sambil menunduk, ia tengah memotong steaknya.

“Wae?”

“Password apartemenmu...kenapa tidak kau ganti?”

Baekhyun telah selesai memotong steaknya. Ia menukar steak miliknya dengan milik Taeyeon, sebuah kebiasaan yang tidak hilang saat dirinya makan steak dengan Taeyeon.

“Mungkin karena aku tau, suatu hari nanti kau akan datang kepadaku.”

Taeyeon bertanya. “Kau menungguku?”

“Ne.”

“Setelah apa yang kulakukan padamu, kau tetap akan menungguku?”

“Ne. Aku ingin menunggumu hingga kau berkata jujur kepadaku.”

“Wae? kau tidak seharusnya membuang-buang waktumu untukku.”

“Aniya, kau pantas untuk ditunggu. Pasti ada alasan kau melakukan hal seperti itu.”

....

“Sooyoung-ah, jika Samuel-ssi yang membunuh Hakyung, apa motifnya?” Yuri berdiri sambil mengaduk kopinya.

“Pemerasan,” balas Sooyoung sambil berjalan dari pantry.

“Aku tau. Dari uang yang dikirim dalam jumlah besar ke rekening Hakyung, aku sudah menduga itu pemerasan.”

“Ya! kau membuatku terlihat bodoh dengan dengan pertanyaanmu tadi. Kau sudah tau kenapa masih bertanya?”

Yuri tertawa. “Maaf mulutku typo. Maksudku tadi, apa yang dimiliki Hakyung hingga berani mengancam Yunho?”

“Yang jelas itu sesuatu yang bisa merusak reputasi bagus Yunho dimata publik. Tapi kira-kira apa ya?”

“Aku tidak tau. Oh iya, apakah sudah ada kabar dari Minho?”

“Oh iya, aku lupa memberitahumu. Minho bilang, pihak kepolisian setuju untuk membuka kembali kasus bunuh diri Hakyung. Bukti rekening menjadi bukti kuat adanya pemerasan yang menyebabkan kematian Hakyung.”

Yuri tersenyum senang. Ia tidak akan menyangka bahwa pihak kepolisian akan setuju secepat itu. Ia berharap pelaku akan segera didakwa.

....

Your Voice Like My Springtime [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang