8 - BERTEMAN (?)

97 56 24
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore, Ravel dan Raya masih diperjalanan pulang menuju rumah Raya, namun Ravel memarkirkan motor nya dihalaman depan McDonal's.

"Ngapain?" tanya Raya bingung.

"Menurut lo?"

"Uang gue gak cukup buat makan disini." ujar Raya membuat Ravel menghembuskan nafas gusar.

"Gue gak bakal ngajak lo makan, kalo nyuru lo bayar sendiri." jawab Ravel.

Raya diam tidak menjawab, melihat itu Ravel menggandeng tangan Raya untuk ikut bersamanya "Ayo turun, lo belom makan kan, dari istirahat?"

Raya heran lagi, bagaimana Ravel bisa tahu akan hal itu? jangan-jangan Ravel cenayang.

Yang sebenarnya, Ravel memang melihat gadis itu pada jam istirahat tadi hanya membeli minum dari kantin, ia menebak Raya belum makan, dan memang benar.

Raya dan Ravel duduk berhadapan ditempat yang sudah tersedia, sambil keduanya menunggu pesanan.

"Ray?" panggil Ravel memecahkan keheningan.

"Hm?"

"Gue pengen temenan sama lo." ujarnya, membuat Raya mengalihkan perhatiannya dari ponsel yang ia kutak-katik tadi.

"Kan udah."

"Ya makannya lo jangan ngehindar terus dari gue."

"Gue ngehindar karna gak enak sama Salma Vel."

"Lah kenapa? Gue sama Salma udah gak ada hubungan apa-apa."

"Gue tau Salma gamon sama lo, karna salah paham, Salma marah sama gue."

"Salah paham gimana?"

"Jadi, waktu gue bantuin lo nugas, gue gak tau siapa yang fotoin kita. Nah ada oknum yang ngirim foto gua sama lo ke whatsapp-nya Salma, dan disitu jadi salah paham."

"Hadeh, terus lo udah coba jelasin?"

"Gue mau jelasin tapi Salma gak mau denger."

"Yaudah biarin aja lah. Lagian gue sama dia gak ada hubungan apa-apa. Gak ada kewajiban gue buat jaga perasaannya, lagian gue sama lo juga cuma temen."

"Ya gue juga gak permasalain itu si, cuma gak enak aja tadinya kan Salma, Oliv, sama Nakila temen gue."

"Lah, terus lo dimusuhin sama mereka cuma gara-gara hal kayak gitu doang?"

"Ya, gitu."

"Bocah bener!" pekik Ravel.

Cowok itu berfikir ternyata sifat Salma tidak berubah, Salma yang memiliki sifat kekanak-kanakkan, keras kepala, susah dinasehati, posessif, gampang tersulut emosi, membuat Ravel mati-matian bertahan dengannya pada saat itu. Alasannya classic, hanya karna Ravel bucin akut.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya makanan pesanan merekapun sudah datang. Ravel dan Raya menikmati hidangan mereka masing-masing.

Raya yang memang menahan lapar sejak pagi, kini gadis itu makan begitu lahap, dan Ravel melihat itu tanpa sadar tersenyum.

"Vel?" panggil Raya sambil masih mengunyah suapan terakhir didalam mulutnya yang penuh itu.

"Kenapa Ray?"

"Gava udah ada cewe belum si?"

Ravel hampir tersedak mendengar pertanyaan itu, ia buru-buru meminum minumannya.

"Eh pelan-pelan anjir Vel!" ujar Raya ikut panik, lalu menelan kunyahan tadi yang penuh didalam mulutnya.

Setelah reda dari tersedak, Ravel kembali bertanya "Kenapa nanya itu?"

BUKAN PERIHAL MEMILIH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang