Happy Reading
Sorry for the typo(s)
˚*❋ ❋*˚
Taeyong membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Kelopak matanya menyipit terkena sinar matahari. Ia rasa ia bangun lebih siang karena tidak mendengar alarm berbunyi. Setelah melipat selimut, ia ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi.
Ia mengelap wajahnya menggunakan handuk kemudian bergegas keluar. Hari ini suaminya yang menyiapkan sarapan. Tadi malam Jaehyun menawarkan diri dan menyuruhnya istirahat saja sampai merasa lebih baik.
"Bubu, good morning!"
Mark tersenyum manis dan memberikan segelas air putih.
"Terima kasih, Abang." Taeyong mengusak surai lebat si sulung. Tepat ia selesai minum, Jeno muncul sambil membawakan segelas susu hangat dan tisu.
"Bubu, selamat pagi!"
Senyum Taeyong yang sehangat matahari terbit tak ayal melebar. Sama seperti yang ia lakukan kepada Mark, ia pun mengusap kepala si bungsu. "Terima kasih, Adek." Senyumnya berganti menjadi tawa geli melihat Jaehyun yang mengintip. "Ayah nggak mau ngucapin selamat pagi juga?" godanya.
Paginya dibuat sangat indah oleh ketiga cintanya.
"Selamat pagi, Sayang," sapa Jaehyun manis lalu mengecup kening Taeyong. Ia memangku sepiring roti bakar yang sudah ia potong kecil-kecil agar memudahkan terkasih yang sedang sakit. "Gimana? Udah baikan?" Ia lantas menghela napas lega saat Taeyong mengangguk.
"Bubu, ayo rotinya dimakan. Ayah sepenuh hati buatnya untuk bubu lho." Dengan sigap Mark menyuapkan satu potong roti bakar ke mulut yang paling cantik di antara mereka bertiga.
"Ayah, abang, sama adek udah sarapan 'kan?" tanya Taeyong seusai suapan pertama sukses tertelan habis. Ia tertawa gemas ketika bayi-bayi-bayinya ini kompak mengacungkan jempol.
"Adek mau suapin bubu juga."
Taeyong menerima suapan dari Jeno. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya penuh dan membuncah menerima cinta dan kehangatan dari suami dan kedua anaknya. "Abang sama adek gimana tidurnya?"
"Nyenyak, Bu. Abang nggak mimpi tadi malam."
Setelah Jeno, Jaehyun yang menyuapi Taeyong.
"Kalau adek? Nyenyak nggak tidurnya?"
Si bungsu mengangguk sesudah saling berbagi lirikan dengan kakaknya. Ngomong-ngomong, mereka tidur berdua semalam. Ia dan Mark tidak bisa tidur tatkala Jaehyun memberitahu Taeyong sedikit kurang enak badan. Alhasil, mereka memutuskan tidur bersama-sama supaya saling menenangkan.
Mark membantu Jeno menjelaskan. "Tapi, Bu. Abang sama adek sebenarnya khawatir sama bubu. Ayah bilang bubu sakit. Akhirnya abang ajak adek buat bobo bareng biar adek nggak tambah khawatir."
"Iya." Jeno meraih tangan Taeyong lalu menautkan jari-jemari mereka. Sebelum tidur, ia dan Mark berdoa untuk kesembuhan bubu mereka. "Adek, abang, sama ayah nggak suka bubu sakit. Cintaku cepat sembuh ya," ujarnya yang disusul ciuman di punggung tangan Taeyong.
Katakan Taeyong berlebihan atau apa, namun yang jelas ia tak sanggup berkata-kata selama beberapa detik. Ia sangat tersentuh hingga rasanya ingin menitikkan air mata. Apalagi kata 'cintaku' yang diucapkan Jeno tak elak memantik tawanya.
Astaga. Itu pasti ulah Jaehyun.
Reaksi Taeyong membuat sang kepala keluarga terkekeh geli. "Bubu kaget, Bang, Dek. Aduh lucu banget muka bubu. Mau ayah hap!" Kekehannya berubah menjadi senyum palsu tatkala mendapatkan lirikan dari kekasih hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowflake [Jung Fams]
Fanfiction; tentang ayah, bubu, abang, dan adek ; Families are like snowflakes: they come in many shapes and sizes and no two are the same. And like a snowflake, they are very delicate and must be protected and guarded from elements that threaten to destroy t...