Happy Reading
Sorry for the typo(s)
˚*❋ ❋*˚
"Adek, bubu mau tanya."
Jeno mengernyitkan dahinya bingung karena Taeyong mengarahkan kamera padanya. "Tanya apa, Bu?" Ia mengerutkan hidungnya agar tidak bersin. Ngomong-ngomong, ia tengah menghias cupcake. Tangan kirinya yang tidak memegang piping bag pun membenarkan topi ala chef yang ia pakai.
"Adek sayang nggak sama ayah?"
"Sayang dong!"
Taeyong tersenyum mendengar Jeno yang berseru. "Sebesar apa sayangnya adek?"
Jeno bergumam dan serta merta melupakan cupcakenya. Ia memandang Taeyong dan saat membuat kontak mata dengan kamera, ia memasang ekspresi aneh hingga memantik tawa bubunya. "Besaaar sekali! Mm.. Sebesar semesta! Pokoknya adek sayang ayah selamanya!" jawabnya sebelum tertawa.
Ia mendekatkan wajahnya ke kamera lalu mengecupnya. "Adek sayang ayah! Ayah adek yang terbaik! Cepat pulang yaa." Senyumnya terbit ketika Taeyong mencubit pipinya. Ia lantas menekan piping bag yang berisi butter cream berwarna ungu. Ia mungkin tidak hebat dalam menyampaikan betapa besar dan banyak rasa sayangnya untuk Jaehyun tapi sungguh, ia sangat menyayangi ayahnya.
Jeno berlari ke dapur untuk mengambil sendok. Ia ingin mencoba butter cream berwarna biru yang sejak tadi menggodanya. "Ayah nggak pernah marahin adek atau abang padahal tahu kalau adek sama abang salah. Ayah selalu peluk dan kiss adek setiap hari. Adek bersyukur dan bahagia sekali waktu dicium atau dipeluk ayah," balasnya seusai kembali. Ia mengelap bibirnya menggunakan tisu sembari menggali memorinya.
Taeyong memeluk Jeno yang sudah berkaca-kaca. Dengan penuh kasih sayang ia mengusap-usap punggung sempitnya.
Anak laki-kali berusia lima tahun ini menyeka ujung hidungnya yang memerah. Banyak momen berharga antara ia serta Jaehyun dan itu tak elak membuatnya terharu. "Ayah selalu hibur adek setiap adek sedih. Ayah nggak pernah cape buat bubu, abang, sama adek selama ini." Setetes air mata ia biarkan jatuh dari maniknya yang menggenang basah. Ia sangat bersyukur memiliki Jaehyun sebagai ayahnya.
Jeno melepaskan diri dari pelukan bubunya kemudian memusatkan atensinya ke kamera lagi. "Ayah, ayah harus tahu kalau adek sayang ayah. Terima kasih sudah menjadi ayah yang hebat buat abang sama adek," ujarnya yang diakhiri suara kecupan. Ia mengedipkan mata menyadari baju putih Taeyong terkena noda butter cream yang berasal dari celemeknya. "Baju bubu kotor. Maaf ya, Bu."
Taeyong menunduk sebelum mengusap pipi Jeno. "It's okay, Sayang. Nanti bubu cuci. Adek mau selesaiin hias cupcakenya?"
"Um! Adek mau hias dua lagi."
"Okay. Bubu ke abang ya."
Sebagai jawaban, Jeno mengacungkan ibu jarinya.
˚*❋ ❋*˚
Taeyong berjalan menuju dapur karena si sulung menghias cupcake di sana. Berbeda tempat dengan Jeno lantaran si bungsu ini merasa kesulitan harus naik ke kursi sehingga memilih melakukannya di ruang keluarga. "Hai, Abang," sapanya manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowflake [Jung Fams]
Fanfiction; tentang ayah, bubu, abang, dan adek ; Families are like snowflakes: they come in many shapes and sizes and no two are the same. And like a snowflake, they are very delicate and must be protected and guarded from elements that threaten to destroy t...