Snowflake - 30

6.4K 553 42
                                    

Happy Reading 

Sorry for the typo(s)i

˚*❋ ❋*˚

Taeyong menutup pintu kamar mandi begitu selesai mencuci muka dan sikat gigi. Ia tersenyum kecil melihat suami dan putra pertamanya saling berpelukan sambil menggesek-gesekan hidung mereka. 

"Bubu boleh ikut?"

Mark lekas menggeleng dan semakin erat memeluk Jaehyun. "Ngga boleh. Ayah punyanya abang hari ini," jawabnya yang disusul kikikan geli karena Taeyong menggelitiki perutnya. Jujur, rindunya belum terbayar sehingga ia enggan jauh-jauh dari ayahnya. Dengan pelan ia menyingkirkan tangan si cantik yang berniat memeluk Jaehyun. "Ayahnya abang." 

"Ayahnya bubu tahu."

"Ayahnya abang."

"Ayahnya bubu." 

"Ayahnya abang, Bubuu." 

"Ayahnya bubu, Abaang."

Selepas membimbing Taeyong agar bersandar di bahunya, Jaehyun terkekeh lantaran Mark merengut. Ia menarik kedua sudut bibir ke atas Mark supaya berhenti merengut. "Ayahnya bubu sama abang," lerainya. 

Sepertinya lelaki seindah lembayung di sore hari ini sengaja mengusili jagoannya. "Engga. Ayah itu ayahnya bubu aja. Bukan ayahnya abang." Ditilik dari caranya berbicara, jelas sekali ia berniat memprovokasi Mark. 

"Ayahnya abaang." Jemari Jung berusia enam tahun ini mulai menghitung. "Ayahnya abang-ayahnya abang-ayahnya abang-ayahnyaaaa abang!" Tawanya berderai ketika bubunya mengecup pipinya berkali-kali dan meniru perbuatannya. 

"Ayahnya bubu-ayahnya bubu-ayahnya bubu-ayahnya bubu dan ayahnyaaa bubu!" 

Setelah itu, mereka bertiga tertawa tanpa takut membangunkan si pangeran tidur yang masih bergelung nyaman di dalam selimut. Biarkan saja. Toh sekarang memang belum waktunya Jeno bangun. 

"Ayah?" 

"Iya, Sayang?" 

Taeyong membelai lembut kepala Mark. "Terima kasih ya sudah ajak kita liburan." Seulas senyum tersungging indah di ranumnya merasakan sebuah kecupan di puncak kepalanya. 

"Sama-sama, Bubu." 

Hati Mark menghangat mendengar percakapan orang tuanya. "Ayah?" panggilnya. 

"Iya, Abang?" 

Kehangatan yang semula menerpa rongga dada Mark sontak menguap. Bibirnya pun tak bosan mengerucut maju. "Ayah jawab bubu pakai sayang tapi waktu abang panggil, ayah nggak jawab pakai sayang. Abang cemburu," akunya gamblang. Ia melengos demi menghindari cubitas gemas dari bubunya. "Abang 'kan mau juga dipanggil sayang sama ayah." Pipinya menggembung kesal saat ayah dan bubunya justru tertawa padahal ia serius, tidak sedang bercanda. 

Lantaran tidak sanggup menahan rasa gemas lebih lama, Jaehyun menangkup wajah buah hatinya. "Kenapa, Sayang?" ralatnya, segera memperbaiki kesalahannya. Kekehan gelinya mengudara mendapati Mark tersenyum malu-malu. 

Ah, Ya Tuhan. Kenapa putranya menggemaskan sekali? 

"Abang mau bilang terima kasih karena ayah sudah meluangkan waktu buat bubu, abang, dan adek. Kemarin ayah sampai di rumah sore terus flight jam sembilan malam. Ayah pasti cape ya?" 

Snowflake [Jung Fams]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang