3. El Di Ar -end.

1.1K 134 14
                                    


*Grep*

Soojin merengkuh tubuh Jisoo dari belakang.

Merasakan serangan yang tiba-tiba itu membuat tubuh si pria menegang seketika. Pandangannya turun menatap sekilas kedua lengan yang melingkar di pinggangnya.

"Tidak perlu meminta maaf. Aku yang lebih dahulu meninggalkanmu tanpa pamit. kau tidak salah karena kau pikir telah menduakan cinta kita. Justru aku yang salah, sudah meninggalkanmu begitu saja. tentu itu menyakitimu, bukan?"

Kedua mata Jisoo memanas mendengar penuturan lembut gadis di belakangnya, dengan mulutnya yang bergeming tak ingin mengerluarkan sepatah katapun.

"Pilihan yang tepat kini kau dapat menemukan cinta barumu. Selamat.." Ucap soojin

*Ting!*

Ponsel Jisoo berdenting dalam saku celana belakangnya menandakan sebuah pesan masuk.

Detik kemudian, Soojin melepas pelukan

Kini tubuh Jisoo berbalik, lalu menatap Soojin. "Karena itu, kita sekarang bisa untuk mengakhiri hubungan yang sebelumnya, 'kan?"

Soojin menyunggingkan senyumnya dengan desahan kasar kecil keluar dari mulutnya. "Terlambat untuk mengatakan hal itu, dengan jarak yang sudah kita lewati tanpa saling memberi kabar pun sudah sendirinya mengakhiri hubungan antara kita. Pa–bo~"

Soojin berubah tersenyum lebar. Begitupun Jisoo yang kini sama menunjukkan senyumnya, dengan saling berbagi pandangan hangat.

Detik kemudian, Jisoo merogoh ponselnya untuk mengecek pesan masuk tadi.

'Meninggalkan seseorang mungkin lebih baik, daripada menetap dalam kenyamanan tanpa kepastian.'

Raut wajah Jisoo berubah sendu, hal itu di sadari oleh Soojin yang melihat Jisoo sesaat dia tengah memandang ke arah ponselnya yang menyala.

Tidak tahu pasti apa yang Jisoo tengah lihat hingga membuat raut wajah pria itu tetiba bersedih. Kemudian Soojin membuka mulutnya tuk berbicara,

"Terkadang kau harus mengalah atau kau akan kehilangan seseorang yang kau sayangi dan cintai. Jangan seperti aku yang meninggalkan seseorang yang dulu kucintai demi keegoisanku."

Menerima kalimat tersebut, membuat Jisoo tampak berpikir. Kemudian membawa pandangannya menatap ke arah Soojin.






(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)







"Apakah benar, jika jarak memang mudah untuk seorang perlahan memudarkan rasanya?"

Dalam benak Jennie bertanya.

Ketakutan Jennie di awal, satu persatu benar-benar muncul dalam hubungannya dengan Jisoo.

Kini semakin terasa saja kehampaan dalam hubungan. Huruf dan bait-bait yang kaku, perlahan menjadikan kerenggangan terasa.

Jika sebelumnya Jisoo selalu membujuk rayu dirinya yang sedang marah dengan kata manis, kini malah Jisoo membiarkan dirinya dalam perasaan tak karuannya, seolah tidak di pedulikan lagi.

Sudah terpaut oleh jarak, kini terpaut juga oleh komunikasi yang kian menyingkat dan dingin, bahkan hingga tak ada lagi saling memberi kabar di setiap hari.

Pertengkaran kecil di hari-hari sebelumnya, bukan apa-apa di banding dengan yang akan datang bukan (?)

Namun, mengingat apa yang pernah ibunya sampaikan bahwa memang benar ternyata diri Jennie sendiri yang tidak yakin akan bisa untuk melalui hubungan jarak jauh ini

♡𝐉𝐞𝐧𝐒𝐨𝐨 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐜𝐨𝐥𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang