2. she's not her - end.

2.9K 277 50
                                    

"Kau tinggal sendiri ?" Jennie bertanya dibalik punggung.

"Iya, kedua orang tuaku tinggal di kota."

Balas jisoo sambil terus berjalan dengan membawa beban tubuh wanita asing di atas punggungnya.

"Maaf merepotkan mu,"

"Tidak apa-apa, aku senang bisa membantu.." ucapnya tulus, dengan nafas sedikit terengah.

Hingga sampailah di rumah jisoo. Jisoo langsung membawa Jennie ke kamarnya untuk dia bisa beristirahat dengan nyaman di atas kasur berranjang miliknya.

"Kau mau kemana ?" Ujar Jennie yang melihat jisoo hendak keluar kamar.

Jisoo kembali membalikkan tubuhnya menoleh ke arah wanita yang bertanya, "aku akan tidur di luar.."

"Kau bisa tidur bersamaku,"

"Tidak apa-apa, aku diluar saja. Aku takut kau tidak nyaman untuk tidur bersamaku."

"Tidak. Jangan begitu, justru jika kau tidur diluar dan sedangkan aku didalam, aku lebih merasa tidak nyaman dan tidak enak juga.."

"Ah, baiklah."

.

Dua pekan berlalu...

Jisoo baru saja sampai seusai bekerja sebagai penjaga toko. Seperti hari biasanya semenjak adanya wanita yang masih tidak ia ketahui namanya itu, jisoo rutin membawa makanan untuk dia.

Makanan sederhana favorit nya. Dua porsi tteobokki sedikit pedas, sebab wanita yang masih belum pulih ingatannya itu bilang; kalau dia tidak menyukai makanan pedas.
Maka karena dasar bumbu makanan tersebut pedas, jadi Jisoo hanya memberinya setengah dari porsi seharusnya. Dan sisanya dia yang harus habiskan.

Tidak hanya itu, jisoo pun membeli gimbap sebagai pelengkapnya.

"Aku pulang.." seru jisoo saat masuk kedalam rumah dan meletakkan makanan yang dibawanya di meja makan. Tak lupa juga untuk memindahkan nya ke wadah.

Jennie muncul dari dalam kamar.

"jisoo.. lihatlah aku sudah bisa berjalan dengan normal sekarang," Jennie tersenyum riang.

Jisoo tersenyum, ikut merasa senang. "Wahh, usahamu tidak menghianati hasil.. kau hebat!" Ucapnya menghibur.

Jisoo tahu apa yang selalu dilakukan wanita itu disaat dirinya sedang bekerja. Dia terus berlatih untuk bisa berjalan kembali, dan itu dilakukannya setiap hari. Sungguh mengesankan.

"Ayo makan," ajaknya dengan senyum.

Jennie mengangguk dan duduk.

Keduanya menikmati makanannya, seraya berbincang ini dan itu. Hingga larut malam.

Minggu berikutnya. Kabar baik menjadi awal pagi mereka.

Jennie yang baru saja bangun dari tidurnya, ia tiba-tiba mencari jisoo dengan girangnya.

"Jisoo-ya!"
"Jisoo!"
"Kau berada dimana?"

"Aku sedang dikamar mandi!" Sahut jisoo.

Jennie pun menunggu tepat di hadapan pintu kamar mandi. Raut wajahnya tampak berseri-seri.

Menit kemudian. Jisoo keluar, dan pandangannya sudah disuguhi wanita yang tengah tersenyum ria di depannya.

♡𝐉𝐞𝐧𝐒𝐨𝐨 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐜𝐨𝐥𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang