[ truth ]

1.8K 194 26
                                    

Happy reading~

-

Puk!

Jisoo mendongak seketika merasakan pukulan tepat di pucuk kepalanya itu terasa nyeri. Kini kedua matanya menangkap sosok si pelaku dengan tatapan sinis.

"Hei eonnie, sedang apa?" Tanya si pelaku seolah tidak membuat kesalahan.

"Matamu sudah tidak berfungsi 'huh?" Balas jisoo seraya mengelus pucuk kepalanya secara halus.

"ck! Tidak biasanya kau makan sendiri seperti ini, biasanya selalu mengajakku untuk makan siang bersama."

Gadis jangkung dengan perawakannya yang tomboy itu mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan gadis yang lebih tua, dan tanpa permisi satu tangannya tergerak mengambil alih sumpit yang semula jisoo gunakan.

"Hei! Tidak sopan. Kenapa kau mau memakan makanan ku-" Jisoo lekas menggeserkan posisi piring ke hadapannya lagi lebih dekat, sehingga gadis yang lebih muda tidak dapat meraih dengan sumpitnya tadi.

"Yaampun pelitnyaa.." raut wajah gadis lebih muda berubah jengkel atas perlakuan tak menyenangkan jisoo kepadanya seraya meletakkan kembali sumpitnya di atas piring si pemilik dengan agak kesal.

"Belilah makananmu sendiri lakisa.." jisoo tak menghiraukan lebih respon gadis lebih muda, dan kembali fokus dengan makanannya.

"Lakisa lakisa.. namaku La-Li-Sa." Sahut lisa si gadis tomboy dengan jengkel, serta menatap malas wajah datar gadis yang  lebih tua darinya itu.

"Ahh sungguh menyebalkan.. padahal aku menghampirimu untuk ingin memberitahukan soal teman kencan buta mu."

"Uhuk! Kau sudah mendapat klien di biro jodoh abal-abal mu itu?"

Lisa mencibir, "Abal-abal abal-abal.. ck!"

"Kali ini kau tidak membohongiku lagi 'kan?"

Ungkit jisoo mengingat kejadian sebelumnya, sebab Lisa malah mempertemukannya dengan pria yang berusia 40-an, alih-alih dengan orang se-usianya. Tentu itu diluar dugaan serta diluar obrolan yang sudah di sepakati keduanya sebelum pertemuannya dengan teman kencan buta nya itu terjadi, karena sebelmnya Lisa berjanji untuk akan mempertemukannya dengan gadis muda seusianya, tapi ternyata Lisa membohonginya. Heol..

Hal itu cukup membuat jisoo trauma untuk dapat memercayai gadis jangkung itu lagi.

"Hee~ aku tidak berbohong, eonnie. Lagi pula itu kejadian dimasa lalu jangan lah eonnie mengungkitnya lagi. Bukan tanpa alasan juga kan aku membohongimu saat itu.." ucap Lisa dengan sesal mengingat kesalahannya dulu.

"Nyenyenyee.. iya aku tahu kau mengorbankanku untuk bertemu dengan pria tua itu karena dia si klien biro jodoh abal-abal mu itu sudah memberikan uang kepadamu 'kan"

"Hehe.." Lisa terkekeh canggung. "Untuk kali ini benar-benar orang yang kau pinta eonnie, kurasa dia adalah tipe mu dan menurutku dia lumayan cantik walau wajahnya agak galak, tapi semoga wajah galak sekaligus sikap juteknya itu tidak menggambarkan kepribadian sebenarnya."

"Kau sudah pastikan bahwa dia wanita 'kan?"

"Tentu saja, eonnie. Bahkan aku sudah melakukan panggilan video Dengan nya. Kenapa kau tidak percaya padaku eoh? Apa kepercayaanmu padaku sudah hilang?"

"Tidak, hanya saja trauma ku yang belum hilang."

Lisa tersenyum samar sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal, "mian. Aku akan segera mengatur jadwal pertemuanmu dengan nya."

Jisoo hanya mengangguk sebagai respon.

"Oh ya eonnie, sayangku bagaimana keadaannya saat ini?" Tanya Lisa.

♡𝐉𝐞𝐧𝐒𝐨𝐨 𝐬𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐜𝐨𝐥𝐥𝐞𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang