Rose sudah kembali seperti Rose yang biasanya. Hari ini dirinya terus - terusan tersenyum. Bahkan pagi ini meja makan mereka sudah dipenuhi beberapa makanan yang tampak mengiurkan.
"Aku senang Rose noona sudah kembali seperti semula." Dino berujar dengar semangat. Rose sendiri hanya terenyum dirinya langsung kembali menambahkan lauk kepiring milik Dino yang memang duduk dihadapannya.
"Makan yang banyak!"
Dino sendiri hanya mengangguk. "Kalian semua juga, jadwal hari ini cukup padat, jadi kalian harus mengisi tenaga sebanyak mungkin!" Masih dengan senyum yang tidak lepas Rose menatap satu persatu para member Seventeen. Akan tetapi tatapan matanya langsung berhenti pada satu orang yang memakan makanannya seperti tidak berminat.
"Minghao, apa makanan yang dimasak olehku tidak enak?"
Minghao mendongkak, menatap Rose yang berjarak tiga kursi dari tempatnya. Dirinya hanya menggeleng. "Aku sedang tidak berselera saja. Masakanmu tidak mungkin tidak enak."
Dokyeom yang memang duduk disebelah Minghao langsung meletakan punggung tangannya di kening milik Minghao. "Panas sekali, kau sakit hao?"
"Aku baik - baik saja." Minghao menepis lengan Dokyeom dikeningnya. Rose tidak percaya, dirinya bangkit dan mengecek sendiri keadaan Minghao.
Dirinya menempelkan punggung tangannya dikening dan pipi minghao secara bergantian. "Kau sakit hao. Jangan menyepelekan hal seperti ini. Kau istirahat saja disini, aku akan membuatkanmu bubur. Kyeom, bantu dia kembali ke kamarnya!" Rose berujar dengan nada memerintah.
"Rose benar hao, kau istirahat saja. Dari pada semakin parah, lebih baik kau beristirahat dulu." Scoups menyetujui Rose.
"Kalau begitu aku akan tinggal disini dan mengurus minghao, dia tidak mungkin kita tinggal sendirian bukan?" Kali ini Mingyu yang angkat bicara.
Rose menggeleng. "Kalian pergi lah dengan manage kang, aku yang akan mengurus Minghao disini."
Jun dan Woozi saling bertatapan, seolah berbicara lewat tatapan masing - masing.
.
"Aku menyuruhmu untuk tidur, kenapa malah memainkan ponselmu sih?! Rose langsung saja mengomel begitu melihat Minghao yang ternyata malah duduk didekat jendela sambil memainkan ponselnya. Rose meletakan nampan berisi obat dan bubur dimeja kecil yang ada diujung kamar milik Minghao kemudian mengambil ponsel yang sedang dimainkan oleh Minghao, memasukan kedalam saku celananya.
"Kau benar - benar bersikap seperti tidak terjadi apa - apa ternyata. Apa hanya aku yang terus menerus memikirkan mu?"
Rose terdiam, dirinya membuang pandangan kemudian membawa mangkok berisi bubur bersamanya. "Kau sakit, ayo makan ini dulu."
Minghao hanya tersenyum miring. "Kau menghindari pertanyaanku."
"Aku akan memberimu jawaban, tapi tolong makan ini dan minum obatnya lebih dulu. Aku tidak suka melihatmu sakit." Rose mencicit diakhir kalimatanya.
"Suapi aku."
Rose tidak menolak, dirinya mulai menyuapi Minghao. Tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan satu mangkok bubur, Rose tersenyum kemudian mengacak rambut minghao dengan gemas. "Anak pintar, sekarang minum obat ini dan beristirahatlah." Rose bangkit, berniat membereskan peralatan makan yang dipakai oleh Minghao, akan tetapi tangannya ditarik sampai dirinya terjatuh kepangkuan Minghao.
"Hao?"
"Bagaimana jika aku bilang aku menyukaimu? Sejak malam itu, aku tidak bisa untuk tidak mengingatmu, ini sangat membuat aku kesal."
"Hao j——"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Minghao lebih dulu membawanya kedalam ciuman lembut, Rose melotot dirinya membeku karena tidak mengira Minghao akan kembali menciumnya, Minghao mengigit bibir bawah milik Rose yang langsung sontak saja membuat dirinya meringis dan membuka mulutnya. Minghao tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dirinya langsung melesakan lidahnya untuk masuk kedalam mulut milik rose dan menjejahi didalam sana.
Ciuman Minghao semakin lama semakin dalam, Rose yang merasa hampir kehabisan nafas langsung saja memukul - mukul pelan pundak Minghao agar lelaki itu melepaskannya.
Rose langsung menyerbu pasokan udara setelah Minghao melepaskan ciumannya. Minghao sendiri hanya terkekeh pelan melihat ekspresi lucu yang ditampilkan rose saat gadis itu menghirup udara.
"Sepertinya aku sudah sembuh."
****
"Kau melamun lagi."
Rose meringis dirinya kemudian meminta maaf dan kembali mengikuti langkah Joshua.
Saat ini keduanya sedang berjalan disekitar penginapan mereka. Joshua meminta dirinya untuk mengantar pemuda itu membeli hadiah, Joshua bilang untuk sepupunya dan dirinya tidak mau mengajak member lain karena mereka tidak bisa ditanyai pendapat.
"Kau baik - baik saja?"
"Memangnya aku kenapa?"
Joshua habya mengedikan bahunya. "Kau hanya melamun sepanjang jalan, bahkan jika aku tidak menarikmu tadi mungkin kau akan terserempet pesepedah itu."
Rose tersenyum canggung, dirinya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ah hahah, aku hanya tidak fokus."
"Kau masih memikirkan loren?"
Pertanyaan Joshua itu langsung saja disangkal keras oleh Rose. "Untuk apa memikirkan dia? Kita sudah berpisah secara baik - baik."
Joshua hanya mengangguk. "Aku mungkin bukan pendengar yang baik seperti Jeonghan, tapi aku akan senang jika kau mau berbagi cerita denganku."
Joshua kemudian mengenggam tangan milik Rose. "Ayo, kita harus bergegas sebelum toko itu tutup."
Rose mengangguk kemudian mulai menyamai langkah lebar milik Joshua. "Oppa, kau punya pacar?"
Joshua melirim Rose sekilas. "Kenapa tiba - tiba bertanya seperti itu?"
"Hanya penasaran."
"Ah aku juga penasaran dengan yang lain, apa aku boleh mengintogasi satu persatu member seventeen? Tapi itu terdengar tidak sopan." Lanjutnya, Rose langsung menengokan kepalanya saat mendengar Joshua tertawa.
"Kau menertawai apa? Tidak ada yang lucu padahal."
"Kau yang lucu."
Rose tersenyum dirinya kemudian melepaskan gengaman tangan Joshua dan berakting seolah sedang membenarkan rambutnya. "Kalau itu sih, mungkin kau orang kesekian miliar yang mengatakannya. Karena aku tau aku memang lucu." Setelahnya Rose langsung berlari meninggalakna Joshua yang menatap speechles kearah Rose sambil menggelengkan kepalanya.
"Dia ternyata narsis juga!"
"OPPA CEPAT KATANYA KALO TIDAK CEPAT - CEPAT TOKONYA AKAN TUTUP!" Rose berteriak kearahnya. Joshua lagi - lagi tersenyum. "AKU DATANG!! TUNGGU AKU!!"
.
.
.TBC
Aku balik siapa yang kangen book ini?:v
Ah iya guys lanjutan chapter 9 udah aku publish dikarya karsa dengan judul baru yaitu long night, barang kali ada yang penasaran apa yang terjadi malem itu sama Minghao rose wkwk.
Harganya 2500k aja, murah kan ya?
Untuk selanjutnya kalian pengen aku banyakin momen antara siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MANAGER ✓
FanfictionApa jadinya jika Rose Blackpink tiba tiba saja menjadi manager Seventeen? Roseanne Park Ft Seventeen