Minghao tidak tidur, dirinya bangkit dari ranjang secara perlahan dan menyalakan satu batang rokok. Dia bukan perokok aktif segenarnya, dia hanya merokok disaat keadaan tidak bisa dia kendalikan untuk menghilangkan kegelisahannya.
Melirik kearah Ranjang, dimana seorang gadis yang kini telah menjadi wanita sedang tertidur pulas dirinya mengumpat sekali lagi. "Sial!"
Dia sudah merasa tidak enak saat mendengar percakapan Joshua dan Rose tadi, dia tahu sejak siang tadi Rose seperti seseorang yang menyimpan beban. Maka dari itu dengan nekat dia membututi Rose dan Loren, dia bahkan berbohong kepada Scoups dengan mengatakan mempunyai janji dengan seorang teman supaya tidak ikut makan malam bersama.
Dan feelingnya tidak meleset bukan? Dia mendapati Rose yang dilabrak oleh seorang perempuan, jika dia bisa menyimpulkan Rose sepertinya memang sedang mempunyai masalah dengan Loren, tapi Minghao juga tidak mau menerka masalah apa yang mereka punya, belum lagi konfirmasi dating mereka berdua disaat hubungan loren dan Rose tidak baik - baik saja. Tentu itu membuat keasaan Rose tertekan.
"Minghao."
Entah sudah berapa lama dirinya melamun, suara halus milik Rose langsung membuyarkannya. Dengan perlahan Minghao berjalan mendekat dan duduk disisi Ranjang, Rose sendiri hanya duduk terdiam sembari menahan selimut agar tidak melorot dan memperlihatkan tubuh polos dibaliknya.
"Maaf membuatmu masuk disituasi seperti ini." Rose menunduk memilin jari - hari lentiknya.
Minghao hanya menatapnya dengan tenang. "Apa aku membangunkanmu? Tidur lah kembali, ini masih pukul tiga dini hari."
"Kau akan pulang ke dorm?" Rose bertanya dengan ragu. Minghao mengelengkan kepalanya. "Aku akan tetap disini, menjagamu."
Hening kemudian.
"Jika kau memikirkan yang terjadi beberapa jam yang lalu, aku tidak menyesal melakukannya denganmu. Walaupun ini yang pertama untukku, harusnya aku berterima kasih bukan?"
"Aku tidak memakai pengaman."
Rose terdiam sesaat, sebelum akhirnya tertawa garing. "Soal itu, aku akan membeli obat. Kau tenang saja."
Minghao terdiam, kemudian membawa Rose kedalam pelukannya. "Apa kau selalu seperti ini? Menangislah, aku akan menjadi sandaranmu. Jangan selalu berpura - pura kuat. Aku tahu ini menyiksamu."
Tangisan Rose seketika pecah mendengar perkataan dari Minghao dirinya memeluk Minghao dengan erat. "Katakan? Aku kurang apa sampai Loren-oppa tega menghianatiku seperti ini."
Dirinya menangis tersedu - sedu, siapapun yang mendengar akan ikut merasa sakit. "Aku kira Loren-oppa memang sedang mengujiku, tapi kau sendiri mendengarnya bukan?! Wanita itu hamil. Dan aku tidak setega itu untuk memisahkan seorang anak dari ayahnya."
Minghao hanya diam, mendengarkan semua isi hati Rose. Satu jam kemudian, Rose akhirnya jatuh tertidur. Dia menatap wajah damai Rose yang tertidur kemudian mengecup dahinya. "Aku janji, kau tidak akan menangis lagi setelah ini."
****
"Apa Mingyu dan Minghao tidak pulang semalam?"
Pertanyaan dari Joshua itu disambut gelengan oleh Jun.
"Rose noona hari ini tidak memasak untuk kita?" Dino bertanya dengan agak merajuk, Wonwoo langsung mengeser nasi goreng yang dibuat oleh Woozi. "Dia manager kita bukan asisten rumah tangga, makan saja ini."
Perkataan dari Wonwoo langsung saja diangguki oleh Joshua. "Mungkin Rose menginap ditempat Loren."
"Jangan membuat rumor hyung." Joshua kembali terdiam, sepertinya Wonwoo sedang berada dalam mood yang buruk.
![](https://img.wattpad.com/cover/346301147-288-k606093.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MANAGER ✓
FanficApa jadinya jika Rose Blackpink tiba tiba saja menjadi manager Seventeen? Roseanne Park Ft Seventeen