"Kau pulang saja, wajahmu tampak pucat." Jeonghan menoleh menemukan Joshua yang ikut duduk disebelahnya. Dirinya menerima botol minum uluran dari Joshua, membuka kemudian meminumnya.
"Aku tidak apa - apa, lagi pula aku masih ingin disini." Jeonghan menatap lurus ruangan tempat dimana rose dirawat.
Joshua menatapa lamat Jeonghan kemudian menghela nafas. "Kau menyukainya."
Itu bukanlah sebuah pertanyaan melainkan pernyataan. Seketika itu juga jeonghan kembali menoleh kearah Joshua, Jeonghan terkekeh. "Apa itu terlihat jelas?"
Joshua hanya menganguk. "Sangat jelas."
"Yah, tidak heran. Tidak ada yang tidak menyukai rose, yang tidak menyukainya mungkin orang tidak waras. Aku tidak menemukan kekurangan dari dirinya, walaupun semua tahu manusia itu tidak ada yang sempurna. Hanya saja masih heran, kenapa loren bisa menyia - nyiakan gadis seperti rose." Joshua menyenderkan pundaknya kemudian memejamkan matanya.
"Aku jadi ingat pertama kali dia datang, kau merencanakan banyak sekali kejahilan untuknya." Joshua melanjutkan, tanpa sadar dirinya terkekeh.
"Aku mudah trust issue."
Setelahnya keduanya tertawa dengan pelan. Tak lama mereka bisa melihat Scoups berjalan kearah mereka berdua. Jeonghan dan Joshua buru - buru akan bangkit tapi Scoups mengisyaratkan mereka untuk tetap duduk saja.
"Jadi, rose kenapa?" Jeonghan bertanya dengan tak sabaran.
"Dia terkena muntaber, itu alasannya tidak bisa menelan makanan dan muntah seperti tadi. Dia masih harus dirawat dan di infus."
"Tidak baik terlalu banyak orang disini, kalian pulang dan beri tahu yang lain. Aku yang akan menjaganya." Scoups melanjutkan.
"Kau saja yang pulang, aku yang akan menjaganya." Jeonghan menyela dengan cepat.
"Josh, kau saja yang menjaganya, aku akan pulang dengan Jeonghan. Lagi pula ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Baru saja Jeonghan akan kembali menyangkal Scoups sudah menarik Jeonghan untuk pulang bersamanya. Joshua sendiri terus melihat kepergian keduanya sampai mereka berdua tertelan pintu lift, tak berselang lama setelah kepergian Jeonghan dan Scoups dirinya melihat Minghao yang datang berlari kearah sini.
"Kenapa kau menyusul kesini?"
"Bagaimana keadaan rose?" Bukannya menjawab, minghao malah mengajukan pertanyaan kepada Joshua.
"Dia terkena muntaber." Melihat raut panik minghao yang sangat kentara pada akhirnya Joshua memilih menjawab minghao.
"Apa aku sudah boleh masuk?" Dengan ragu akhirnya Joshua hanya mengangguk. Minghao dengan cepat langsung masuk kedalam ruangan, dapat dirinya lihat Rose masih terbaring memejamkan matanya. Wajahnya juga sangat terlihat pucat.
Minghao mendekat, mengusap kening rose dan menatap rose dengan pandangan yang sangat dalam. Dan Joshua setia mengawasi pergerakan dari Minghao.
"Aku akan membelikan sesuatu untuk dimakan." Pada akhirnya Joshua memilih keluar, Minghao sendiri hanya menganguk mempersilahkan.
Setelah kepergian Joshua ruangan vvip itu hanya diisi oleh keheningan, Minghao hanya menatap rose berharap kedua mata itu segera terbuka. Dirinya mengengam tangan rose sambil terus mengawasinya, seakan - akan takut jika dirinya berkedip sedetik saja rose akan hilang dari pandangannya.
***
"Hyung, aku juga ingin pergi ke rumah sakit!" Jun menutup kedua telinganya, mengabaikan rengekan yang dilontarkan oleh Seungkwan dan Dino. Menatap kearah Woozi yang hanya mengedikan bahunya tidak mau membantu, jika minta tolong kepada Hoshi sama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MANAGER ✓
Fiksi PenggemarApa jadinya jika Rose Blackpink tiba tiba saja menjadi manager Seventeen? Roseanne Park Ft Seventeen