26 | The Drugs In Me Is You

806 104 12
                                    

🎼 Losing Game - Gen Neo 🎼

_____

"Kau bisa menjaganya, 'kan?" Om Ghazam mendekatkan wajahnya ke arahku, satu tangan setengah menutup mulut. "Dia sedikit berisik dan menyusahkan."

"Ayah!!" Build berteriak, sedangkan aku terkekeh.

Aku diundang makan malam di rumah Build, kami membuat barbeque di lantai dua. Tugasku membakar daging, Build memotong daging, Om Ghazam dan Tante Kiena hanya duduk santai menatap kegiatanku dan Build.

Mendengar teriakan Build, Om Ghazam berlari menghindar dengan tertawa keras mendekat ke arah Tante Kiena.

"Ayah ih, menyebalkan!" Build berteriak lagi tanpa menghentikan kegiatan memotong dagingnya, saat menatapku—Build tersenyum manis seperti biasanya.

Aku meraih daging yang sudah matang, meniup sebentar sebelum memberikan pada Build untuk mencicipi. Build menerimanya dan mengangguk senang merasakan daging yang empuk.

"Wahh, setelah tahu apa yang terjadi. Rasanya aneh melihat tingkah kalian berdua." Mungkin maksud Om Ghazam tentang sikap menempel kami, selama ini Om Ghazam berpikir kedekatan kami adalah teman yang cocok, tidak pernah berpikir kalau aku dan Build akan sampai pada tahap menjalin hubungan.

Build menerima piring dariku berisi daging panggang yang siap santap, Mbok In datang dengan membawa saus-sambal dari dalam rumah—menaruhnya di atas meja yang akan kami pakai untuk meja makan. Aku masih sibuk memanggang daging, Om Ghazam dan Tante Kiena sudah mulai mencicipi hasil pangganganku.

"Berapa lama Om?" Aku menoleh sekilas untuk menatap—bertanya pada Om Ghazam sebelum kembali fokus pada panggangan.

Om Ghazam yang tengah mengunyah daging sambil mengembus kepanasan menoleh. "Hah!! Hiha hahi, hah hahas!!"

Tante Kiena menaruh telapak tangannya di bawah dagu Om Ghazam. "Keluarkan, nanti lidah Ayah bisa melepuh."

Om Ghazam langsung memuntahkan daging panas ke telapak tangan Tante Kiena yang terbuka—membuang segera ke dalam tong sampah. Tante Kiena menatapku. "Hanya tiga hari, Bi mengatakan ada praktik. Jadi, Bi tidak bisa ikut."

Aku menatap Build yang tenang menyantap daging dengan kedua pipi yang menggembung karena sibuk meniup. Kepalanya mengangguk-angguk membenarkan. Selama tiga hari ke depan, Om Ghazam dan Tante Kiena akan pergi melihat keadaan Oma Build yang sempat dirawat di rumah sakit beberapa waktu lalu. Aku lega karena Build tidak ikut pergi, aku bisa gila jika tidak ada Build dalam jarak pandangku.

Aku selalu merasa narkoba dalam diriku adalah Build sendiri.

Om Ghazam dan Tante Kiena menitipkan Build padaku, garis besarnya, Build akan tinggal bersamaku selama tiga hari. Mbok In tidak bisa menemani Build karena anak bungsunya dirawat untuk menunggu proses persalinan sejak seminggu lalu.

"Ingat, meski kalian bersama selama tiga hari ke depan. Bersikaplah yang wajar." Ujar Om Ghazan mengingatkan, aku mengangguk dan Build ikut mengangguk santai.

_____

"Bible!!!" Teriakan Build cukup nyaring di telinga. Rumahku yang memang sepi ini langsung terdengar suara Build sampai ke dapur.

"Hey," Aku berjalan perlahan ke arah ruang utama—menyapanya. Kulihat Build dengan koper besarnya melambaikan tangan ke arahku, senyumnya manis seperti biasa. Om Ghazam dan Tante Kiena sudah pergi sejak pagi, Build baru berkemas dan datang ke rumah setelah pulang dari kampus—menjelang petang karena jadwal praktiknya di undur. Terpaksa Build ke rumahku sekitar pukul tujuh. "Kopermu terlalu besar untuk seseorang yang menginap tiga hari."

Hilang Naluri [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang