32 | Cut Off The Break!!

697 82 17
                                    

"Kalian yakin?" Aku duduk di sofa—menghadap ranjang, Metawin tengah merapikan seprai bekas dengan yang baru, mereka akan pergi hari ini. Aku masih bisa menampung kedua temanku ini untuk satu bulan ke depan, tetapi itu keputusan mereka. Khawatir saja jika mereka berada di luar dengan keadaan tidak aman.

Metawin menatapku sejenak, "Ya, aku akan kembali ke kampung, ibuku sedang sakit."

"Sakit?" Aku menatap sendu, harusnya seorang anak berada di samping ibunya ketika sakit. "Benar, aku perlu kembali ke rumahmu."

Metawin mengangguk. "Aku akan mencari pekerjaan lain atau membuka usaha saja."

"Itu bagus. Kita memang perlu perubahan." Aku menatap Metawin dengan semangat yang membara. Boleh jadi di depan sana ada kehidupan lebih baik untukku, Bright dan Metawin. "Jangan sampai salah lagi dalam memilih teman, kalau butuh apa pun, katakan padaku Win, i will help you."

Bright yang keluar dari kamar mandi, berjalan mendekatiku dan menepuk bahuku. "It's okay, dude. Aku bersumpah akan menjaga Iwinku. Kalau ke depannya kau kesulitan, aku akan membantu jika situasiku lebih baik."

Aku mendengus, seakan kalimatnya akan menjadi sesuatu yang nyata. "Kau mendoakanku berada dalam situasi sulit?"

"Bukan begitu! Sialan." Bright mengangkat seprai kotor dan dia masukkan ke dalam keranjang.

"Biarkan saja, nanti aku yang antar ke tempat laundry," ujarku menahan Bright untuk mengepak seprai ke dalam plastik besar. Aku bersandar pada sofa, memainkan kuas dalam genggamanku—baru menyelesaikan tugas dan hendak kuantar hari ini.

Bright kembali meletakkan keranjang di dekat pintu, dia duduk di atas ranjang, menatapku. "Kau sudah mendapat pesan dari Mew? Tadi dia mengabariku jika keadaan bengkelnya sudah baik-baik saja, kita diminta datang untuk pesta kecil."

Aku mengangkat bahu. "Pesta apa lagi? Katamu, kau dan Mew ingin berubah dan kalian juga mengajakku rehabilitasi—"

"Kalian akan rehabilitasi?" Metawin memotong kalimatku, dia duduk di sebelah Bright, menatapku dan Bright bergantian. "Kamu tidak memberitahuku,"

"Baru planning, babe. Belum tahu ke depannya, Bible saja masih berpikir panjang." Ungkap Bright.

Metawin menatap Bright dengan senyum bahagia. "Itu kabar bagus,"

"Kau mau memulai kehidupan lebih baik denganku?" Bright bertanya serius pada Metawin, meraih tangan kekasihnya dengan lembut.

Metawin tersenyum, mengangguk, lalu mereka berciuman.

Aku yang berada di depan mereka, berdehem. "Sialan, tidak lihat ada aku di sini?"

Keduanya tertawa.

Aku memilih bangkit dari sofa, berniat keluar dari kamar. "Aku ke kamar dulu, hati-hati dalam perjalanan."

Bright sempat berteriak padaku. "Kau tidak mau datang? Mew bilang, ini pesta sebelum kita berubah menjadi lebih baik, dia mau menjual bengkel dan pergi ke pusat rehabilitasi."

"Really?" Tubuhku berputar, menatap Bright kaget dengan pernyataan itu.

Bright mengangguk. "No drunk, no drugs, no sex. Just normal party."

"Wow, keren. Akan kupikirkan."

_____

Hampir lima tahun aku memikirkan apa yang terjadi dengan mobil Mama, semua sudah diperbaiki, beberapa mesin yang tua sudah diganti dengan model baru, tetapi tetap susah menyala. 

"Because of you," ujarku pada baut dengan ukuran kecil yang menghilang satu. Seharusnya aku tahu penyebab kegagalan sejak lama adalah baut ini. 

Hilang Naluri [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang