16 Tiga Saudara

493 32 12
                                    

Kathrina mengemasi beberapa dokumen yang akan dibawa Doni kedalam tas kerja Prianya itu, sementara Doni sedari tadi sibuk menyandarkan kepalanya di punggung Kathrina, sesekali menyesap wangi yang menguar dari balik pakaian Wanita itu.

"Kamu, selalu wangi, Kath. Aku suka," gumamnya pelan namun bisa di tangkap dengan baik oleh indera pendengaran milik Kathrina. Wanita itu bersemu merah, sudah sering Doni memujinya tapi entah kenapa setiap pujian yang keluar dari mulut Pria itu selalu sukses membuat blush di kedua pipinya.

"Don, nanti ada yang melihat." Berusaha melepaskan lingkaran tangan Doni di pinggang rampingnya namun Doni semakin menguatkan lingkarannya membuat sang pemilik pasrah.

"Kath, tenanglah. Tidak ada yang akan melihat." Menenggelamkan kepalanya masih pada punggung Kathrina.

"Bagaimana dengan mamamu?" tanya Kathrina takut-takut.

"Tidak, Kath. Tolong, seperti ini saja." Doni memohon. Tangan yang sedari tadi melingkar kuat lambat laun mengendur. Kathrina memegang tangan Doni yang ada di atas perutnya kemudian mengenggam erat.

"Kenapa?" tanya Wanita itu lemah, ia tahu ada yang tidak beres yang dirasakan oleh Doni kini.

"Aku, takut kamu pergi. Menghilang dariku, dari duniaku." Masih menempelkan kepalanya di punggung Kathrina.

"Kenapa berpikir begitu?"

"Hanya, takut saja."

Kathrina membalik tubuhnya, mengambil dagu Doni membawa netranya menatap netra Doni lekat. Tatap mereka bersatu. Kathrina membelai pipi Doni lembut, menyentuh bibir itu dan mengecupnya singkat.

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Bagai awan yang selalu berada di atas langit. Seperti itulah aku untukmu, Don," ujar Kathrina kemudian.

"Kath, apa aku boleh tidak ikut meeting kali ini?"

"Apa harus 'ku batalkan saja meeting kali ini untukmu?" saran Wanita itu sedikit menjauhkan wajahnya yang langsung di balas anggukan oleh Doni. "Baiklah, aku akan membatalkannya kali ini, tapi lain kali aku tidak bisa janji bisa membatalkannya lagi atau tidak."

"Baiklah, hanya kali ini saja." Janji Doni.

"Sebentar."

Kathrina mengeluarkan ponselnya, mengetikkan sesuatu di dalam sana lalu beralih menatap Doni setelah kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Aku sudah membereskannya, lalu apa yang kamu ingin lakukan?" tanyanya lembut pada Doni, terlihat Pria itu sedang memikirkan sesuatu.

"Kath, bagaimana kalau aku ajak ke rumah?"

"Ha? Bagaimana?"

"Iya, kamu aku ajak ke rumah. Aku kenalkan pada Elang, kamu kan hanya tahu namanya saja tidak dengan orangnya."

"Mamamu, bagaimana?" tanyanya ragu. Membayangkan berjumpa Sekar di kantor sudah membuatnya takut, bagaimana jika harus bertemu di rumah.

"Mama masih akan berada di luar kota sampai besok. Tenang saja, kalaupun Mama tiba-tiba pulang. Aku akan menjadi tameng untukmu."

Kathrina sedikit menimbang sebelum akhirnya mengiyakan. Senyum senang terkembang di wajah Doni, segera ia menarik tangan wanitanya itu namun sedetik kemudian tangannya segera di lepas oleh Kathrina.

"Jangan begini, Don. Nanti yang lain bisa melihatnya."

"Oh. Baiklah. Ayo, Kathrina." Mendaratkan kecupan singkatnya pada pipi Wanita itu dan mengambil langkah. Lagi-lagi Kathrina bersemu merah dan segera mengikuti langkah Doni.

ELANG [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang