49. Perpisahan(?)

439 22 11
                                    

⚠️WARNING ⚠️

ADA BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN DAN ADEGAN YANG TIDAK PANTAS
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN
TERIMA KASIH :)

HAPPY READING 🦅



Lang, udah di kantor?

Pesan yang Inggit kirim sudah berlalu sejak 10 menit lamanya, namun balasan dari sang kekasih belum ia dapatkan.

"Mungkin lagi meeting kali, ya," gumamnya berpikir positif.

Inggit kembali mengirimi Elang pesan singkat.

Sayang, aku ke kantor, ya

Mau ngantar makan siang untuk kamu

Sudah beberapa hari berlalu sejak Inggit kembali ke rumah lamanya, rutinitas baru wanita itu ialah menyiapkan bekal makan siang dan mengirimkannya sendiri ke kantor sang kekasih.

Inggit melirik jam di dalam ponselnya yang masih menunjukkan pukul 9 lewat, ia berpikir masih sangat pagi untuknya berangkat ke kantor Elang, namun mengingat Kota Jakarta yang padat penduduk dan jalanan yang tak pernah absen dari kata macet maka Inggit dengan semangat '45 mulai memasukkan nasi dan berbagai lauk ke dalam kotak bekal berwarna biru tersebut.

Inggit memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang telah ia sampirkan pada bahunya, dari arah luar rumahnya suara klakson ojek online yang ia pesan beberapa menit lalu ternyata sudah datang. Dengan langkah gegas ia mengecek kembali barang bawaannya dan melangkah ke luar rumah.

Inggit baru saja mengunci pintu rumahnya, namun tiba-tiba dari arah belakang seseorang memukul kepalanya dengan balok kayu berukuran lumayan besar. Inggit merasakan sakit yang luar biasa pada bagian belakang kepalanya, pandangannya mengabur dan sedetik kemudian tubuhnya jatuh tak berdaya membentur lantai. Kotak makan siang yang telah ia siapkan untuk Elang juga terjatuh dengan segala isinya yang berhamburan keluar.

Seorang wanita paruh baya dengan pakaian necis keluar dari mobil mewahnya, ia melangkahkan kakinya dengan angkuh ke arah tubuh Inggit yang telah terkapar.

"Kerja bagus," ucapnya pada seseorang yang baru saja menyelesaikan pekerjaan yang ia perintahkan, wanita paruh baya itu memberikan sejumlah uang dan menyuruh seseorang itu pergi dengan gerakan tangannya.

Wanita yang tidak lain adalah Sekar itu mendekatkan jaraknya dan berjongkok di samping tubuh Inggit.

"Maafkan saya, Inggit. Kamu sendiri yang memilih jalan ini. Saya begini hanya ingin anak saya mendapatkan pasangan yang layak."

Selanjutnya tubuh Inggit di gotong oleh beberapa pria dengan pakaian serba hitam dan memasukkan tubuh tak berdaya itu ke dalam mobil atas perintah Sekar dan berlalu pergi dari sana.

Sekar masih di sana, ia memungut tas selempang milik Inggit yang tertinggal lalu tangannya merogoh ke dalam tas dan mengambil ponsel milik Inggit. Tak sesusah yang ia bayangkan, ternyata ponsel Inggit tidak memakai kode keamanan apapun sehingga dengan mudah melancarkan aksinya.

Ia mencari nama kontak Elang di dalam sana dan mengetikkan sesuatu lalu mengirimnya, sedetik kemudian senyum menyeringai menghiasi sudut bibir Sekar.

**********

Elang yang baru saja selesai meeting segera meraih ponselnya yang sengaja pria itu tinggalkan di dalam laci meja kerjanya. Ia sengaja berbuat demikian agar meeting-nya berjalan lancar tanpa ada gangguan apapun, karena ini adalah pertemuan penting pertama baginya atas kedatangan klien dari luar negeri.

ELANG [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang