Setiba di rumah Kayla langsung mandi dan setelah kita itu ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Tubuhnya serasa remuk dan tak ada lagi energi bahkan surat panggilan tadi pun hanya ia letakkan diatas telivisi.
Kayla menyentuh luka yang berada di tubuh dan wajahnya lalu ia menggeleng Pelan, ia kembali teringat peristiwa tadi dimana ia di l*ce*kan oleh Rama.
Kayla melamun sampai pada akhirnya ia pun tertidur.
***
"Assalamu'alaikum" Ara mengucapkan salam ketika membuka pintu dapur dari belakang rumahnya.
Sepi? Ara heran kenapa rumah begitu sepi biasanya ada suara telivisi tapi kali ini tak ada suara apa pun, senyap seperti tak ada orang di rumah.
"Udah jam setengah empat kok Kayla belom pulang" gumam Ara lalu ia masuk ke ruang telivisi melihat tak ada orang di sana namun mata tertuju pada amplop putih yang berada di atas telivisi tersebut.
Melihat isi amplop tersebut lalu ia membacanya, ara menghembus nafas pelan setelah selesai membaca nya "astagfirullah" lirih pelan Ara lalu ia pun bergerak pelan melirik pintu kamar Kayla yang tertutup rapat.
Berjalan pelan Ara membuka kamar Kayla, berjalan masuk secara perlahan dan betapa terkejutnya ketika ia ketika melihat wajah Kayla dan tangan Kayla banyak lebam.
Ara kembali mengucapkan istighfar lalu ia bergerak maju mendekati Kayla namun niat terhenti, Kayla tak mungkin mau jujur jika di tanya secara langsung maka dari itu Ara harus bertanya dulu pada teman-teman Kayla.
***
Kayla terbangun kala ia mendengar suara azan magrib, bangkit dengan susah payah karena tubuh serasa pegal dan sakit, apalagi di bagian leher belakang nya.
Kayla mengikat rambut nya lalu perlahan berjalan keluar kamar dan pas pula Ara juga keluar dari kamarnya.
Melihat sang anak yang sedikit kesakitan Ara hanya bisa terdiam menatap datar Kayla dengan kedua tangan terlipat di dada.
Kayla tersenyum ketika ia melihat sang ibu dengan wajah datar menatap nya.
"Bagos! Kok enggak sekalian ko patah kan aja kaki sama tangan mu Kay, pas begadoh sama Abang kelas mu itu, huh?" Pekik Ara membuat Kayla hanya bisa menyengir.
"Tadi mamak tanyak sama Risah, kau katanya berantem sama Abang kelas mu gara-gara kau di ejek jerawatan Sama gendut gitu ya Kay" tanya Ara sembari berjalan mendekati Kayla.
"Iya namanya emosi" jawab Kayla, Kayla menatao ibu nya sekilas.
"Betol-betol aja lah Kayla cuma karena kek gitu doang Sampek mamak di panggil ke sekolah" kata Ara membuat Kayla hanya terdiam
"Namanya emosi, dah lah mau makan laper" alih Kayla lalu ia pun berjalan kedapur.
...
Hening, hanya suara jam dinding yang terdengar di ruangan kelapa sekolah ini sekarang.
Ibu Kayla dan juga ayah nya Rama sedang bersama pak iwan sekarang di ruangan kelapa.
Entah apa yang terjadi di sana, Kayla menjadi penasaran apakah ia akan di keluarkan dari sekolah, apakah ia harus membayar denda.
Entah lah Kayla hanya bisa berdoa semoga dirinya tak mendapatkan masalah lagi setelah masalah ini selesai.
Kayla tersenyum tipis kala melihat sang ibu menatap nya, Kayla berjalan masuk kedalam ruangan.
Hati nya berdegup dengan kencang kala ia duduk di hadapan ayah Rama, dengan susah payah ia tersenyum untuk menyapa manusia di hadapan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah Dari Kayla
Teen Fiction•Bahasa non baku •Banyak bahasa kasar dan kotor •ada beberapa part yang mengandung konten dewasa. •Ada beberapa part mengandung kata-kata kasar. •Bukan kisah nyata, tapi fiksi •author memakai dirinya sebagai castnya. Enggak suka? Skip! •2017-2020 Se...