Hari ini adalah hari terakhir untuk masa mos-mosan di SMA/SMK.S.LAKSMANA pembelajaran aktif akan di mulai Senin besok.
Hari ini tak ada kegiatan dari OSIS, sehingga sebagian siswa dan siswi berdiam diri kelas melakukan kesibukan nya masing-masing seperti berbagi cerita, bermain handphone dan ada sebagain juga siswa yang keluar hanya untuk menyegarkan mata mereka dengan melihat kakak-kakak kelas yang sedang duduk di teras kelas.
Untung hari ini Kayla membawa handphone ibunya jadi dia ada kegiatan tidak hanya duduk diam melihat orang berlalu lalang berjalan dan bermain voli.
Handphone era tahun 2000an itu dia bawa hanya untuk bermain permainan saja, tidak untuk menelpon apa lagi mengirim pesan toh kalau dia menelpon, mau nelpon siapa.
Permainan di mulai, Kayla hanya diam dan menatap layar handphone nya yang menampilkan ular yang sedang bergerak merayap ingin mencari mangsanya namun Kayla mendengar suara yang membuatnya sedikit risih di telinga namun Kayla mencoba untuk mengabaikan suara itu dengan fokus pada permainan saja.
"Jaman sekarang masih ada ya orang make hape jadul kek gitu?" Ucap salah satu siswi yang Berjam tangan emas.
"Hape jadul? Siapa Na?" Tanya temannya yang duduk di samping nya
"Itu" Nana melihat sekilas ke arah Kayla lalu dia kembali menatap temannya itu. Danti pun mengikuti arah pandang Nana tadi kemudian dia kembali menatap Nana dengan wajah nya menahan tawa.
"Norak! Jaman sekarang orang-orang udah pake layar sentuh dia masih aja main teken aja hahaha" ejek Nana
"Dih apa enggak malu lah itu, bawa-bawa hape kek gitu" heran Danti lalu dia menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Hahah tau tuh, kalo jadi aku tuh bagus ku butut tuh hape sama uwak-uwak yang lewat di depan rumah dari pada di bawa k ama sekolah" ucap Nana dengan sombong.
"Maklumlah dia bawa hape kek gitu, nama nya juga orang miskin" ejek Danti dengan santai
"Miskin? Kau tengok lah badan dia udah kayak bus antar provinsi gitu kau bilang dia miskin? Enggak salah tuh" ucap Nana tak percaya.
"Is, enggak percaya kau kalo dia orang miskin" Nana menautkan kedua alis nya setelah mendengarkan penuturan Danti secara logika ya Na, kalo dia orang kaya pasti enggak akan bawa hape kek gitu ke sekolah, dan satu lagi kalo dia itu beneran orang miskin kau tengok lah muka sama penampilan nya itu, jauh dari kata keren"
"HEH!" mendengar teriakkan itu Nana dan Danti bersama-sama menengok ke sumber suara dengan ekspresi terkejut.
"Laen kali kalo punya mulot itu di jaga ya betol-betol" sinis Rara sembari berjalan ke arah Nana dan Danti.
"Maksud kau apa ngomong kek gitu hah!" Sambung Lysa tak kalah geram dengan perkataan Nana dan Danti mengikuti langkah Rara.
"Emang salah ya kalo aku ngomong gitu?" Pertanyaan yang di lontarkan Nana berhasil membuat Lysa semakin geram dan alhasil membuat nya emosi menggebrak meja di hadapan dua manusia yang kurang akhlak itu.
Brakk
"EHH! NGOTAK KENAPA KALO NGOMONG TUH!" sarkas Rara.
"Enggak punya otak apa kek mana? Kelen dua nih hah?" Sambung Lysa
"Kenapa? kelen dua enggak suka kami ngomong kek gitu?" Tanya Nana santai lalu dia melempar-lempar pelan handphone yang dia pegang.
"Kan memang iya dia miskin, itu fakta anj*ng" ucap Nana dengan sombongnya
"Minta duet masih minta sama mamak aja kau bangga, ngehina-hina orang pula miskin! Otak kau dimana hah?" Sentak Lysa.
"Eh inget ya yang kaya itu orang tua kelen dua bukan kelen jadi kelen enggak usah bangga kali sama kekayaan orang tua kelen, enggak di kasih duet Jajan sama mamak kelen diam kelen kek orang Paok" maki Risah
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kisah Dari Kayla
Jugendliteratur•Bahasa non baku •Banyak bahasa kasar dan kotor •ada beberapa part yang mengandung konten dewasa. •Ada beberapa part mengandung kata-kata kasar. •Bukan kisah nyata, tapi fiksi •author memakai dirinya sebagai castnya. Enggak suka? Skip! •2017-2020 Se...