16.SKDK😳

17 2 0
                                    

Hampir seminggu lebih Kayla tak menyapa apalagi menegur  Rara.

Kabar pertengkaran mereka pun sudah beredar keseluruhan kelas di sekolah Laksmana.

Dan hampir seminggu ini juga Risah dan Lysa bertukar posisi duduk.

Lysa duduk bersama Kayla di belakang sedangkan Rara duduk bersama Risah, posisi itu di pilih agar Risah dapat menjadi teman Rara ketika ada soal dari guru.

Jujur Kayla tak ingin jika Rara kebingungan ketika mengalami pelajaran jika ada Risa dia bisa menyontek atau meminta tolong pada Risa

Karena Kayla dan Rara sama saja, sama-sama tidak bisa memahami pelajaran dengan baik.

Jam istirahat berlangsung, Kayla dan Lysa  memutuskan pergi dari kelas.

merek berjalan ke kantin dan membeli beberapa gorengan serta beberapa air mineral kemudian Kayla dan Lysa pun berlanjut pergi ke belakang ruang komputer untuk memakan gorengan tersebut.

"Kau mau Sampek kapan kek gini terus sama Rara, Yo mbok ngalah Napa Kay" ucap Lysa sembari menatap Kayla yang tengah santai memakan gorengan.

Kayla tak merespon, berpura-pura tak mendengar ucapan dari sang teman ia tetap fokus pada aktivitasnya.

"Kay?" Panggil Lysa membuat Kayla hanya melirik ke arah Lysa.

"Au ah enggak nafsu makan aku di sini" ujar Lysa menggeser gorengannya, lalu ia memalingkan wajahnya ke samping.

Melihat itu Kayla menyipitkan ke dua mata, lalu tangan kanan turun dan meraih gorengan Lysa tangan Kayla menyeret dan membawa gorengan itu ke sampingnya

"Aih amang" lirih Lysa, ketika melihat Kayla mengambil gorengnya

Kayla tersenyum tipis kemudian ia memakan gorengan milik Lysa.

Bak orang yang tak memiliki kesalahan Kayla dengan santai menghabisi gorengan tersebut, padahal Lysa sudah menatap Kayla dengan tatapan dingin nan tajam.

Tapi apalah daya, tatapan seperti itu sudah seperti makanan yang sering ia makan jadi Kayla tidak memberi kesan apa pun ketika Lysa menatap nya seperti itu, dan ia lakukan hanya fokus pada makanan nya saja.

Capek dengan sikap Kayla yang tak berubah, Lysa pun beralih memainkan handphone nya.

Kayla mengunyah perlahan gorengan tersebut sembari menatap kosong dedaunan hijau yang bergerak mengikuti hembusan angin.

"Udah hampir sebulan, Dafa kok belum dapet" keluh dalam hati Kayla.

Kayla berjalan bersama Lysa kembali menuju kelas, dengan senyum lebar yang seperti tak punya beban. Sedangkan Lysa? Ia hanya menampakkan ekspresi datar ketika berjalan sehingga membuat beberapa kakak kelas yang mereka lewati membicarakan sifat Lysa.

Kayla mengedar pandangannya ke seluruh lapangan sekolah mencari seorang manusia yang bernama Dafa, tapi ia tak menemukan nya.

"Ko nyariin siapa sih Kay? Kok tengak -tenguk kek kipas angen" tanya Lysa dengan spontan membuat Kayla langsung melotot lalu perlahan melihat sang teman yang berada di sampingnya.

"Nggak kok, cuma tengok-tengok aja" jawab santai Kayla membuat Lysa mengangguk pelan.

Sampai di dalam kelas bel pun berbunyi, Rara tak ada di kelas membuat Kayla langsung menatap Risah dengan penuhi tanda tanya.

"Dia tadi di ajak keluar dari kelas sama bang Rama" ucap Risa, membuat Kayla kembali berjalan ke arah pintu kelas

Berhenti di tengah-tengah pintu lalu menatap sekitar area lapangan dan juga kelas Rama tapi dia tak menemukannya.

"Itu Dafa" ucap Kayla dalam hati ia melihat Dafa berjalan dengan Darma.

Berjalan beriringan Darma tampak kelihatan bahagia, berbeda dengan Dafa yang sepertinya biasa aja.

Dafa berhenti berjalan lalu menatap Darma dengan datar, "masok ke kelas mu, biar aku aja yang ngomong sama Kayla" ucap Dafa membuat Darma langsung belok dan masuk kedalam kelasnya.

Dafa terus berjalan lalu ia berhenti di samping Kayla "jangan pulang dulu, aku udah ada buktinya" ucap Dafa sekilas sembari berjalan membuat Kayla langsung tersenyum.

Kayla masuk kedalam kelas lalu ia duduk di kursi nya tak lama guru pun masuk, tapi tak dengan Rara kenapa belum masuk juga.

Bahkan sampai guru menjelaskan materi Rara tak kunjung masuk kelas, pergantian pelajaran pun terjadi dan ketika guru keluar baru lah Rara muncul bersama dengan Rama.

Rama menghantarkan Rara sampai ia duduk masuk kedalam kelas, dan duduk di kursinya.

"Duh kasian nya sampek pinjem hape orang mau buka Facebook sendiri" sindir Rama pada Kayla yang pada saat itu meminjam handphone untuk membuka akun F*cebo*k nya, mendengar itu Kayla yang menundukkan kepalanya langsung mengangkat kepala nya dan menatap Rama sinis dengan senyum miring.

"Dari pada kau, enggak punya duet Buat nyewa lont* pacar sendiri di jadiin lont* pribadi sama mu" balas Kayla dengan santai membuat senyum remeh Rama Kini menghilang.

Rama bergerak mendekati Kayla dengan perlahan wajah yang tampak menahan emosi itu kini semakin terlihat jelas di mata Kayla.

Brak!

Rama menggebrak meja dengan tangan kiri nya, lalu ia dengan perlahan ia menyamakan tinggi wajahnya dengan Kayla, menatap tajam mata Kayla.

Membuat suasana kelas seketika  berubah menjadi hening, tak ada yang bersuara apa lagi bergerak dari tempatnya masing-masing dan semua orang yang ada di kelas pun hanya menyaksikan Kayla dan Rama.

"Punya mulut itu di jaga! Jangan Sampek aku lepas kontrol bisa mati ko ku buat ya!" Tekan Rama tepat di depan wajah Kayla, mungkin hanya beberapa senti saja jarak antar wajah mereka.

Kayla tersenyum tipis, dari wajahnya Kayla tampak tak takut dengan ancam dari Rama, atau mungkin Kayla tau itu hanya sekedar ancaman tak mungkin Rama akan melenyapkan nya.

"Rama! Ngapain kamu di sini? Ini bukan kelas kamu" teriakan dari guru yang tengah berdiri di ambang pintu kelas.

Suara dari guru itu lah yang dapat membuyarkan suasana yang mencekam tadi.

Rama mengambil pulpen Kayla yang tergeletak di meja lalu ia berbalik "maaf Bu, saya cuma mau minjem pulpen"

"Kalau sudah ada, lebih baik kamu kembali ke kelas mu" ucap guru tersebut alhasil membuat Rama pun melenggang pergi keluar kelas.

Rara melihat ke arah Kayla, membuat Kayla langsung memaling kan tatapnya Lysa, Kayla memberi handphone itu ke Lysa.

Karena Kayla tak ingin menatap nya Rara pun tersenyum tipis lalu kembali menghadap ke arah depan.

Risah memegang tangan Rara, lalu berkata "sabar ya" Rara pun mengangguk lalu tersenyum tipis.

"Gimana pr kalian sudah siap?"

"Asuh, ada pr?" Tanya panik Kayla kepada Lysa membuat Lysa hanya bisa mengangguk pelan.

"Ko udah siap loh Kay? Masak nggak inget!" Ucap frustasi Risah.

Kayla terdiam lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum lebar "oh iya lupa" cicitnya membuat Lysa langsung menepuk kepala Kayla pelan.

"Seperti biasa kumpulkan perlorong abis itu tukar ke lorong sebelah" titah ibu guru.

"Kay gerak biar kurus kau!" Teriak Reni dari meja depan.

Lysa menggeser bukunya ke hadapan Kayla lalu Kayla pun mengambil nya, Kayla berjalan dari lorong ke lorong untuk menukar buku itu setelah selesai ia pun kembali duduk di kursi nya.

14 juli 2023
Selasa

Tertanda
Nia Paulina

(___Np___)

Sebuah Kisah Dari KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang