~CHAPTER SEVEN~

8.4K 491 16
                                    

Identitas mu akan terbongkar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Identitas mu akan terbongkar...Sin -Fauzan

***

Sirene polisi mendominasikan persekitaran rumah Fauzan. Pita kuning bertulis 'don't croos '  ditempelkan di pagar rumahnya. Para tetangganya yang lain juga ikut meriuhkan keadaan, bersesak-sesak ingin mengetahui apa yang berlaku.

Di dalam rumah, Fauzan terduduk lemah sembari ditenangkan oleh Gabriel dan teman-temannya yang lain. Kejadian ini cukup menjatuhkan mentalnya sejadi-jadinya.

Rasa bersalahnya bertambah apabila salah satu anggota polisi secara tidak sengaja menemui kepala lain di dalam kulkas rumahnya. Kali ini korbannya wanita. Wanita yang sangat Fauzan kenali iaitu Amelia.

-penemuan dua mayat ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala berdekatan bar terpencil__-

Melihat keadaan Fauzan semakin memburuk, Gabriel menutup TV yang menyiarkan berita tentang penemuan dua mayat tanpa kepala, yang diyakini itu adalah Melia dan polisi yang pernah berurusan dengan Fauzan kemarin hari.

Tubuh Fauzan bergetar hebat. Ketakutannya kepada Sin semakin menjadi-jadi. Kini, hal yang paling berbahaya adalah mulutnya. Ia harus menutup mulutnya serapat-rapat yang mungkin agar orang terdekatnya tidak menerima nasib yang sama dengan ke-empat korban.

"Fauzan, kamu dikhendaki untuk mengikuti kami ke kantor polisi untuk penyelidikan yang lebih lanjut."ucap salah satu anggota polisi

Gabriel mengangguk mencuba untuk menyemangati Fauzan. Dengan langkah lemah, ia berjalan mengikuti polisi dan diiringi oleh dua polisi lainnya.

***

"Sejak kapan kamu menerima gangguan seperti ini?"

Fauzan mengigit bibirnya gugup. Jarinya sibuk memainkan hujung bajunya. Tatapan serius yang diberikan polisi wanita di hadapannya ini benar-benar menakutinya.

"Sej-sejak dua hari lepas."responnya, ia menunduk tidak mahu menatap mata polisi di depannya

"Kamu tahu, siapa pelakunya? Atau mungkin kamu  mencurigai satu orang?"

"Saya tidak tahu. Tapi apa yang pasti, pelakunya menggunakan nama Sin. Itu apa yang Melia katakan pada saya."

Sang polisi mengangguk lalu mengarahkan para pengawai lain untuk membawa Fauzan keluar dari ruang ruang investigasi.

CEKLEK...

"Fauzan!"

Tubuh Fauzan disambar begitu saja oleh mamanya. Tubuhnya dipeluk erat seakan tidak mahu dilepaskan. Fauzan tidak membalas apa-apa, ia hanya diam dan tidak merespon.

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang