CHAPTER THIRTEEN

6.5K 350 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


"Gak nyangka. Steve udah gak ada. Omg....film fav gw....."rengek Willy

"Iye woy."timpal Panji.

Fauzan merenung. Merenung bagaimana bisa orang sekaya Steve yang pastinya punya banyak orang suruhan untuk menjaga dirinya bisa terlepas menangkap psikopat  gila yang telah merenggut nyawanya tanpa diketahui satu orang pun. Ini pasti bukan kali pertamanya.

"Katanya kasus ini bakal dibuka."

Ucapan Willy berhasil membuyarkan lamunan Fauzan. Kasus dibuka? Apa kasus Melia dan polisi pemalas juga akan dibuka mengenang cara kematian mereka yang sama?

"Dibuka?"

Willy mengangguk tanda setuju.

"Jadi, kasus Melia dan polisinya juga..."

"Yap. Mereka juga ikut. Cara kematian yang sama, polisi beransumsi kalo ini dilakukan oleh orang yang sama."jelas Willy

Fauzan benar-benar habis pikir dengan semua ini. Apa dengan adanya kematian orang dengan nama besar seperti Steve, kasus dengan nama kecil seperti Melia dan sang polisi baru dibuka? Dunia benar-benar mementingkan kekayaan dari keadilan.

"Nah!"celetuk Marco tiba-tiba. Beberapa botol air diletaknya diatas meja.

"Eh Mar. Lo tau kan soal-"

"Steve?"potong Marco. "Yaiyalah. Walaupun dia kek bangke tapi tetap aja gak nyangka dia bakal pergi secepat ini."katanya. Mendudukkan diri disamping Firman yang sibuk dengan ponsel miliknya.

"Eh Gab mana? Dari tadi ngilang cuk."tanya Willy

Mendengar itu, Fauzan juga baru sadar dengan kehilangan Gabriel. Meliarkan matanya ke sekeliling pantai, sosok pria jangkung masih tidak ia temui.

Ia bangkit dari duduknya sebelum berlari kecil mencari sang sosok. Teriakan temannya yang lain dihiraukan. Kakinya masih berlari mencari sosok Gabriel.

Perlahan-lahan kakinya bergerak perlahan saat bayangan Gabriel yang diterangi cahaya bulan terlihat di matanya. Mendekat, tubuhnya duduk di samping sang teman.

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang