~CHAPTER TEN~

7.8K 445 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gimana? Mau?"

Fauzan bungkam. Persoalan ini, sulit untuk ia terima mahupun ia tolak. Sulit karna ia tidak menyukainya, takut untuk ia tolak karna ia sendiri anak yang tidak enakan.

Tatapan penuh tanda tanya diberikan oleh pria yang masih berdiri di hadapannya begitu juga seisi penghuni kantin. Kata 'terima' bermaharalela disana. Pikirannya kini mulai menerawang kemana-mana. Tolak? Terima? Tolak? Terima? Pertanyaan yang berputar-putar di isi kepalanya.

"Gak."

Kata dengan nada dingin itu mulai mendiamkan kata 'terima' disana. Atensi seluruh kantin terfokuskan pada pria jankung yang berjalan mendekat dengan kedua tangannya ia yang sembunyikan di balik kantong celananya, menuju ke arah tempat Fauzan dan Steve berada.

"G-Gabriel?"

Yap, pria dengan aura dinginnya menjadi penghalang lamaran Steve buat Fauzan itu, Gabriel. Bisikan demi bisikan mulai mendominasikan keadaan. Fauzan yang awalnya dalam posisi duduk kini bangkit.

Gabriel menatap sekilas Fauzan sebelum kembali memandang tajam sang saingannya, Steve. Tatapan Steve juga ikut mendingin bahkan tidak seperti ingin bersahabat. Seisi penghuni tahu, kedua pria dengan tampang tampan bak dewa yunani ini menyukai satu orang yang sama.

Steve tersenyum miring sembari menyeringai. "Gw nanya Fauzan. Bukan elo."

"Gw tau. Tapi gw wakilin dia. Liat dari dia natap lo aja, semua orang tau, calon pacar gw gak suka sama orang songong."sindir Gabriel tajam

Perdebatan menjadi semakin panas. Aura kebencian bercampur aduk dengan aura dingin. Musuh bebuyutan sejak jaman Smp, ini sudah terkenal sejak dulu. Apapun yang bisa mereka saingi, mereka tetap akan bersaing, walaupun bersangkut paut soal hal percintaan.

Steve tertawa pelan. "Calon pacar?"matanya menatap langit-langit kantin. Tertawa lalu menatap hina Gabriel. "Gw gak pernah dengar soal itu. Dia juga gak ngumumin kalo lo calon pacarnya dia. Dari tatapan dia aja gw tau, dia gak suka sama orang yang kepedaan."

"Kepedeean huh? Lo apa gw?"

Tatap-tatapan kini menjadi senjata persaingan. Fauzan sendiri tidak bisa berbuat apa.

"Cok! Dua pangeran sekolah ngerebut satu cowok? Keren-keren. Udah kayak drakor woi!"

"Kira-kira si Fauzan milih siapa ya? Kalo gw di posisinya dia, aaaaa gw gak bisa milih! Dua-duanya ganteng!"

"Si ketua sepak bola vs aktor terkenal. Harus jadi topik hangat di fanspage!"

KRING!!!!!!!

Bel menandakan jam istirahat sudah tamat. Siswa mahupun siswi yang tidak terlalu mempermasalahkan masalah dua pria yang masih berbalas tatapan tajam mulai beredar.

Kini hanya meninggalkan para penghuni kantin yang masih setia dengan rasa ingin tahu bersama ketiga orang yang masih menjadi pusat perhatian.

"Woi! Kalian ngapain? Masuk! Kelas udah mulai!"tegur salah satu osis yang kebetulan berjaga di kawasan kantin

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang