~ CHAPTER SEVENTEEN~

5.5K 323 20
                                    

Tubuhnya tersentak dari tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya tersentak dari tidur. Keringat, debaran jantung tak karuan dan pusing, menyambut paginya yang cerah.

Tubuhnya diubah menjadi duduk. Memegang kepalanya yang berpusing hebat, Fauzan meliarkan matanya untuk melihat sekeliling ruangan. Ini...kamarnya.

Sedikit memicingkan matanya, Fauzan merasakan sehelai kain yang melilit kepalanya. Menahan pusingnya kepala, Fauzan menahan tubuhnya yang hampir terjatuh pada bibir kasur sebelum sepenuhnya berdiri.

Dengan langkah bertatih, lantai dingin itu diinjaknya menuju kaca persegi. Dan benar, dari pantulan kaca, terlihat jelas adanya kain perban yang melilit kepalanya.

Fauzan meringis. Sakitnya kepala kembali menyerang disaat dia mencoba untuk memutar kembali memori tentang malam kemarin.

Satu kata yang kini membangkitkan amarahnya. Satu nama yang berhasil membuatnya merasa terkhianati. Dan satu kebenaran yang menyakitkannya.

Kedua tangan terkepal kuat. Mata merah penuh dendam itu menitiskan butiran kristal penuh kekecewaan. Bibir terkatup tertahan untuk tidak benyumpah serapahi dirinya. Bergetarnya tubuh itu, menandakan betapa kecewanya dirinya pada seseorang yang dianggapnya istimewa. Seseorang yang berhasil membuka hatinya untuk tenggelam ke dalam lautan cinta.

Namun....dirinya sadar. Bukan saja tenggelam, hatinya malah lemas, jatuh dan mati di dalam lautan itu. Lautan yang dianggapnya lautan cinta, ternyata...lautan mati. Lautan mati yang mengelapkan hatinya. Lautan mati yang terciptakan khas oleh Gabriel....

....untuknya.

.
.
.

"TANGKAP DIA!!"

Suara teriakan para tetangga lain mengejutkan Gabriel yang baru saja membuka pagar rumah miliknya. Di hadapannya, berdiri dua pria berseragam polisi bersama tetangganya lain, berlindung di belakang mereka.

Suara tidak suka, kata 'tangkap' sudah mendominasikan keadaan, teriakan sumpah serapah juga tak luput dari pendengaran Gabriel. Terpinga-pinga dengan apa yang terjadi, kejadian ini cukup membuatnya kaget tak main.

"Ada apa ini pak?"tanyanya pada kedua polisi.

Polisi yang tertinggi merogoh isi kantong sebelum menunjukkan kartu pengenalannya pada Gabriel. "Kami, tim kepolisian diarahkan untuk menangkap tuan atas tuduhan pembunuhan dan pelecehan secara paksa. Sila beri kerjasama dan ikut kami."

Tanpa aba-aba, tubuh Gabriel dibalikkan sebelum diborgol paksa oleh polisi.

Suara teriakan mendadak hilang di saat seorang wanita dengan sanggul tinggi menjulang, melangkah mendekat ke arah Gabriel. Raut wajah yang terlihat memerah, rahangnya yang mengeras dan langkah kaki yang melaju entah mengapa menimbulkan satu atmoster yang tegang.

"Tan-"

PLAK!

Gabriel memegang bekas tamparan Siska yang terasa panas di pipinya. Memandang wajah Siska dengan tatapan bingung, yang untuk kesekian kalinya Gabriel tunjukkan.

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang