CHAPTER TWENTY-ONE

5.4K 332 54
                                    

Tenang bersama mu lebih darinya-Fauzan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenang bersama mu lebih darinya
-Fauzan

***





Degup jantungnya semakin terpacu laju. Tubuhnya berdesir hebat dikala pria di hadapannya mulai membelai wajah miliknya lembut. Tubuh kakunya dibaringkan ke atas kasur.

Matanya buram ditutupi buliran air mata. Pemandangannya remang-remang dan sedikit gelap. Semua sumber pencahayaan sepenuhnya ditutupi, menyisakan cahaya yang dipancarkan oleh lampu tidur.

Dalam samar-samar pemandangan, Fauzan melihat jelas dari mata bawahnya, bagaimana tangan milik sang pria membuka lepas butang seragam sekolahnya satu persatu.

Perlahan namun pasti. Fauzan berteriak di dalam hati. Seluruh tenaga telah ia coba, untuk menggerakkan tubuh kakunya. Namun nihil. Obat biusnya masih bekerja.

Udara dingin dari pendingin ruangan menerpa lembut tubuhnya yang terekpos. Dingin bertukar hangat di saat tubuhnya diraba dari atas hingga bawah.

Matanya terpejam geli. Belaian bertukar ciuman. Kini, ia dapat merasai sendiri bagaimana dirinya di perkosa di tiap malam. Dalam kondisi sepenuhnya sadar.

Celananya dibuka, dilempar dan ia polos tanpa sehelai benang. Fauzan pasrah. Tubuhnya ditindih, dicium, dihisap dan dijilat.

Pria diatasnya membuka lepas pakaian miliknya. Menampilkan tubuhnya yang putih dihiasi otot-otot tegap yang nyaris seperti Gabriel, kembarnya.

Pria jangkung mulai menjamah setiap inci tubuhnya. Memilin titik sensitifnya sebelum berpindah ke arah perutnya.

Sang dominan mengangkat kepalanya. Membuka paha putih milik Fauzan, sehingga menampilkan rumah miliknya.

Tidak mempedulikan sebasah apa kasur miliknya karena ulah Fauzan yang tidak berhenti-henti mengeluarkan air mata, Tinn tidak peduli. Diri tetap melesak masukkan miliknya ke dalam rumah milik Fauzan yang telah lama ia rindukan.

Pinggulnya bergerak keluar masuk, menerobos lubang kenikmatan milik sang pujaan hati. Mencari kenikmatan di dalam sana tanpa memperdulikan sang submisif yang menahan rasa sakit. Yang dipendam dalam-dalam dengan obat biusnya.

.
.
.

Kedua kelopak matanya terbuka dikala cahaya matahari menerobos masuk melalui gorden kamar. Masih dengan tubuh yang kaku tidak bisa bergerak, Fauzan mengedipkan beberapa kali kedua matanya guna menghilangkan raa gatal di matanya.

Tubuhnya masih sama, terbaring lemah, ditutupi selimut besar sehingga paras leher. Matanya bergerak mencari keberadaan pria jangkung yang untuk kesekian kalinya merenggut virgin nya.

Ia disana. Berdiri di hadapan meja seraya melakukan sesuatu yang terjangkau mata karena posisi tubuhnya yang membelakangi.

Dan perlahan-lahan ia berbalik. Fauzan melihat dengan jelas adanya mangkok dan gelas yang terisi air putih di sana, tepatnya dibawa oleh sang pria jangkung.

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang