~CHAPTER FIVE~

10.8K 557 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Same but who? -Fauzan

***

Mata pria kecil terbuka. Langit-langit ruangan berwarna putih menyapa pandangannya, ini...kamarnya.

"Bangun juga lu ya."

Mendengar adanya suara yang menyapa indera pendengarannya, Fauzan memutarkan kepalanya ke arah sisi kanan kasur, ternyata itu Wiliam, temannya.

"Kok gw bisa disini?"tanya Fauzan seraya menaikkan tubuhnya untuk berada dalam posisi duduk sementara tangannya memegang kepalanya yang terasa pusing. "Udah berapa lama gw disini?"

"Ya mana gw tau. Gw ke sini juga karna si Gabriel yang nelpon. Sampe-sampe, lu udah tiduran kayak tadi. Dan, lu udah pingsan dari kamaren."

"Gabriel?"

CEKLEK....

"Udah bangun? Gimana? Masih pusing?"soal Gabriel yang baru tiba. Ia menutup pintu kamar Fauzan

"Kok gw bisa disini? Bukannya gw ada di-"

"Di bar kecil itu?"potong Gabriel

Fauzan mengangguk. Ia masih memfokuskan matanya menatap Gabriel yang tampak sibuk mengurusi obatan untuk ia makan di atas meja belajarnya.

"Lu lupa? Gw punya jam yang bisa ngelacak lu dimana."-Gabriel berjalan mendekat dan mendudukkan tubuhya di samping kasur Fauzan. "Liat lu belum pulang walaupun udah jam 7 malam, jadi gw mutusin buat jemput lu. Yang ada malah bikin gw kaget pas gw tau lu di bar. Lagian lu ngapain sih di sana ha?"

Fauzan menghela nafas lega. Untung Gabriel bisa menemukan dirinya di bar kemarin. Ia berterima kasih pada jam pemberian Gabriel pada hari ulang tahunnya, karna benda melingkar itu bisa menyelamatkan dirinya.

Kini ia dibuat cukup kaget ketika matanya menangkap sesosok wanita paruh baya yang baru keluar dari toilet kamarnya. Sosok yang ia rindukan satu bulan lebih ini. Sinta, mama Fauzan.

"Mama? Kok mama-"

"Kamu ini...."langkah kaki Sinta melaju mendekat ke arah Fauzan. Fauzan yang tahu akan nasibnya dengan cepat meminta bantuan dari Gabriel dengan bersembunyi di belakang Gabriel. "Sejak kapan kamu berani ke bar ha. Huhh...darah mama mendidih liat kamu."

"Ampun ma. Aku seset loh ma."

"Seset mata mu. Kan bisa keluar, bukannya malah mesen air yang aneh-aneh. Untung Gab tepat waktu, kalo gak...sabar fuh..sabar."-Sinta mengusap-usap dadanya yang naik turun karna ulah anak tunggalnya ini

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang