~CHAPTER NINE~

8K 437 24
                                    

Gw mau nembak lo jadi pacar gw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gw mau nembak lo jadi pacar gw. Mau gak? - who

***

Fauzan menatap kosong layar laptop di hadapannya. Pikirannya benar-benar kusut buat saat ini. Memikirkan satu persatu masalah yang menimpanya, membuat pikirannya semakin kusut dan kusut. Fauzan mengacak rambutnya kesal, sehingga kepalanya mendarat tepat di atas meja belajarnya.

Ia merenung. Jauh dan semakin jauh. Kapan masalah ini akan selesai? Ia menarik nafas panjang sembari menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangannya.

"AARRHHGGGG!!!!!"suara teriakannya tertahankan oleh tangannya

Ia mengangkat kepalanya, menyandarkan tubuhnya di penyandar kursi. Tangannya memijit pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut pusing. Matanya menatap lekat kalung yang tergantung di atas lampu belajarnya.

Pikirannya benar-benar buntu. Kalung ini kepunyaan siapa saja ia tidak tahu. Menyelesaikan kasus ini tanpa bantuan siapapun...Haha, jenaka apa itu? Apa ia harus mengalah sekarang juga?

Mengambil risiko untuk menyelesaikan kasus ini...melihat bagaimana sakitnya hati Gabriel, Fauzan seakan ingin mengalah. Lihatlah, kemana anak Sma yang bertekad untuk menyelesaikan kasus ini? Hilang...Fauzan tidak tahu apa ia harus atau tidak untuk menyelesaikan kasus ini. Tembok tekadnya mulai perlahan-lahan runtuh.

Apa ia harus merelakan saja orang yang telah menghilangkan nyawa korban yang tidak bersalah? Mungkin. Matanya masih menatap lekat kalungnya. Jika bukan Gabriel, siapa lagi? Kalung ini hanya bisa didapati oleh keluarga Fernandez. Kalau bukan Gabriel, siapa lagi? Masha? Lelucon yang tidak mempan untuk Fauzan. Apa ketua keluarga mereka, Fernandez sendiri? Gila, bagaimana bisa orang yang telah pergi bisa bangkit kembali hanya untuk membunuh orang.

Apa orang lain?...huh itu ti- WAIT!! Orang lain, orang lain. Kata itu..Fauzan seakan tahu cara penyelesaiannya. Dengan penuh semangat ia mendorongan kursinya dekat ke arah meja. Tangannya mulai mengetik sesuatu di atas papan ketik laptopnya. Benda bulat mulai melingkar dan...

-Kalung edisi terbatas milik keluarga Fernandez dipesan langsung dari toko silver saturn-

"Yes! "

.
.
.

"Ya. Kalungnya emang di pesen hanya untuk keluarga Fernandez."

"Kalo boleh saya tau, berapa orang ya yang pesen."

"Sebentar."

Karyawan toko mulai mengalihkan pandangannya pada layar komputer miliknya. Ya, Fauzan memutuskan untuk pergi ke toko tempat di mana kalung milik keluarga Fernandez dipesan. Siapa tahu, bukan saja keluarga Fernandez yang memilikinya.

Fauzan memerhati kagum toko ini. Warna silver dikombinasikan dengan warna keemasan yang menambahkan lagi ke-elitannya.
Sang karyawan berdeham yang langsung mengalihkan perhatian yang awalnya pada persekitaran toko pada sang karyawan.

ꜱᴛᴀʟᴋᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang