"Kanala!"
Waktu istirahatnya baru saja tiba kala dari ujung lapangan, Benua melambaikan tangan dan berjalan ke arahnya. Cowok itu tampak riang, seperti biasa. Sorot matanya menyala dan penuh semangat. Timpang dengan dirinya yang menyuruh Kanala scott jump beberapa saat lalu itu.
"Selamat, ya," tutur cowok itu begitu tiba di hadapan Kanala.
Kanala mengernyit. Menoleh pada Deria yang duduk di sebelahnya tidak menemukan jawaban. Gadis itu hanya mengendikkan bahu.
"Selamat atas apa, Kak?" tanya Kanala.
Gantian Benua yang tampak bingung. "Loh? Gema belum ngasi tahu?"
"Emang ada apaan, Kak?" Deria ikut menimpali.
"Astaga, Gema! Gema!" Benua berdecak. Kesempatan itu dia gunakan dengan baik untuk ikut duduk di antara junior-juniornya, tepat di samping Kanala.
"Pembawa baki bendera untuk hari jadi Darmawangsa udah ditentuin. Kita senior-senior udah rapat dan mutusin siapa yang bakal bawa baki," cerita Benua.
"Kanala?" tanggap Deria cepat. Gadis itu berbinar-binar memegangi lengan Kanala.
Dan, begitu Benua mengiyakan, gadis itu sontak memeluk Kanala dengan heboh. Berbanding terbalik dengan raut nelangsa Kanala yang bak ditimpa musibah. Mengapa sesuatu yang tidak dia inginkan, malah dia lakukan dengan sepenuh hati?
"Kok saya sih, Kak?" tanyanya melas, usai mengumpulkan kesadarannya.
Benua menelengkan kepala. Menatapnya dengan senyum geli. "Kenapa nggak?" tanya cowok itu.
"Saya gak ngerasa pantes. Masih banyak yang lebih bagus dari saya," ujar Kanala.
"Tapi senior-senior percayanya sama kamu. Udah ya, terima aja. Soalnya kita juga udah konfirmasi ke pembimbing."
Bahu Kanala merosot. Musibah macam apa ini? Kanala tidak siap. "Kak...," panggilnya. "Sebenernya... saya ngikut semua ini bukan karena obsesi, bukan juga karena saya punya banyak waktu lu—"
"La, lo ngapain?"
"De, ayolah! aku gak pengen. Dari awal aku gak pengen semua ini. Aku cuma...." Kanala melas. Gadis itu menatap Deria mengiba.
"Kalau kamu gak begitu pengen ngelakuin semua ini, kamu gak akan ngelakuinnya dengan sangat baik, La."
Kanala menoleh pada Benua. Mengedip lambat pada cowok yang menatapnya seperti biasa; dengan sorot mata menyala dan senyum kecil.
Benua tiba-tiba berdiri. Cowok itu menghadap Kanala, Deria, dan beberapa anak pramuka lainnya dengan penuh semangat. "Setelah ini, kerasin lagi latihannya, ya. Waktunya udah gak lama. Di hari jadi Darmawangsa nanti, kalian harus buktiin kalau ekskul pramuka tuh benar-benar layak dapat perhatian dan apresiasi dari yayasan," koarnya.
Semua menyorakinya dengan teriakan siap. Kecuali Kanala yang hanya menatapnya lurus tak berkedip.
Sebelum meninggalkan lapangan, cowok itu menghampiri Kanala lagi untuk sekadar menepuk kepalanya dua kali lalu berlalu begitu saja. Sial. Yang ditepuk kepala, yang berantakan malah hati Kanala.
***
Hari jadi Yayasan Darmawangsa selalu jadi ajang menunjukkan integritas, tidak hanya untuk warga yayasan, tetapi juga untuk deretan ekstrakurikuler yang ada di dalamnya.
Tahun ini hari jadi Yayasan Darmawangsa akan dibuka dengan pawai di jalan. Kebetulannya, pramuka SMA Darmawangsa dipilih untuk menjadi pemimpin pawai yang akan membawa barisan berjalan dari lapangan utama yayasan menuju alun-alun kota, tempat seluruh rangkaian acara diadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Djakarta, Pukul 11.11
Ficțiune adolescenți#1 poem (03/09/24) Kanala Btari Sora tidak pernah berencana menyatakan perasaannya pada Benua Kalundra, si kakak kelas populer yang menjungkirbalikkan idealismenya hanya lewat uluran tangan. Bagi Kanala, menikmati hubungan tak bernama itu lebih baik...