Kapan, ada seseorang yang mengerti diriku?
Orang yang ingin masuk ke lingkup duniaku, tetapi tidak hanya untuk sekedar berteduh.
Mereka yang tulus dan mencoba menghilangkan sendu.
Kapan, hilangnya orang-orang berkedok seribu yang hanya ingin melihat keterpurukanku?
Sekalinya aku mencoba egois, tetapi tetap berusaha semampuku,
Tetap saja tak ada yang mau mengalah.
Padahal aku selalu berusaha mengalah,
Walaupun tidak ada yang mengindahkan.
Kapan, ada seseorang yang datang, dan mengerti diriku?
Bukan yang hanya berkata di mulut,
Tetapi yang hati dan pikirannya selaras denganku.
Tidak ada kah sama sekali?
Hanya satu, satu orang pun cukup menutupi semua kekesalan dan kesedihanku.
Satu orang dapat mengalahkan beribu egoisku.
Satu orang dapat menggantikan puluhan orang terdekatku yang selalu memikirkan hal selain aku.
Tapi, sampai sekarang pun aku tidak tahu,
Siapa gerangan yang dapat memahamiku?
Kapan, ada seseorang yang mengerti diriku?
Kapan, hilangnya orang-orang berkedok seribu yang hanya ingin melihat keterpurukanku?
Kapan, ada seseorang yang datang, dan mengerti diriku?
Dan kapan pula, ada yang menyadarkanku bahwa semua itu hanyalah andaian yang semu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hjàlp
PoetrySemua emosi, kesedihan, kebahagiaan, maupun khayalan yang aku tuangkan dalam kata-kata kiasan. Segelintir emosiku yang aku tuliskan, dalam paragraf-paragraf yang singkat.