Mengapa Yang Mulia merelakan tiaranya?
Tiara kebanggaan Yang Mulia bukan sebatas tiara biasa, itu bahkan dapat digunakan untuk memerintah beribu koloni tentara.
Yang Mulia memiliki tiara dari mendiang nenek Yang Mulia, sangat disayang, harta berharga. Kalau dipikir, mengapa ia merelakan tiaranya?
Waktu ditanya pun, Yang Mulia hanya tersenyum, dengan sendu menatap calon penerusnya dari balik jendela. Yang Mulia mengambil tiara di kepalanya, dielusnya dengan halus.
Hari pelantikan, Yang Mulia menempatkan tiara kesayangannya di kepala Sang Putri. Putri yang bahagia, Yang Mulia yang masih tidak diketahui perasaannya.
Seketika itu, aku mengetahui jawabannya.
Mengapa Yang Mulia merelakan tiaranya?
Karena ia tahu diri; tiara itu tidak pantas baginya yang sudah menua. Tiara kebanggaannya lebih cocok bagi seorang yang jelita, muda, dan bersahaja. Yang Mulia mengerti, keinginan Sang Putri pada tiaranya lebih besar dari apapun.
Yang Mulia mencintai keduanya. Baik tiara maupun Sang Putri, tidak ada di antara mereka hati yang ingin Yang Mulia sakiti. Yang Mulia tidak egois.
Maka dari itu, Yang Mulia memutuskan yang terbaik bagi semua. Merelakan kesayangannya demi seorang yang ia cinta.
Sudah jelas, Yang Mulia merelakan tiaranya. Dengan perasaan yang masih tidak diketahui, tetapi alasan yang jelas terpatri di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hjàlp
PoetrySemua emosi, kesedihan, kebahagiaan, maupun khayalan yang aku tuangkan dalam kata-kata kiasan. Segelintir emosiku yang aku tuliskan, dalam paragraf-paragraf yang singkat.