Bab 22 - Menjatuhkan Sang Naga (Part. 1)

31 2 0
                                    


Selama ini, Zhou Fei berpikir bahwa niat untuk membunuh berarti bahwa seseorang harus sangat kuat, sangat biadab. Baru sekarang dia menyaksikan bahwa yang sebenarnya dimaksudkan untuk membunuh. Hal itu menjadi sangat halus, sangat tenang, tidak jelas sedikit pun, namun benar-benar menyebar dan tak terhindarkan. 


Ji Yunchen tampaknya tidak tersinggung dengan sikap kurang ajar Zhou Fei. Dia hanya menatap kosong ke arah Zhou Fei untuk sementara waktu, lalu berkata dengan sedih: "Teknik 'Mengiris Air dan Sutra Kusut' milikku memang tidak terlalu hebat. Bagaimanapun juga, terima kasihku yang terdalam kepadamu karena telah menyetujui untuk membantu."

Xie Yun tampak sangat tidak puas. Dia bersandar di dinding batu ruangan, dalam kesunyian dan cemberut.

Wu Chuchu adalah orang pertama yang berbicara: "Jika A-Fei tidak pergi, aku juga tidak akan pergi."

Hua Zhenglong, yang telah kembali pada suatu saat, memandang Ji Yunchen dan bertanya: "Apakah kau benar-benar gila?"

Ji Yunchen menggelengkan kepalanya.

Saat itu, gong tembaga kembali berdentang, keras dan mendesak. Suara yang mengerikan itu bergema di sepanjang lorong. Saat suara itu akhirnya memudar, Hua Zhenglong menundukkan kepalanya sedikit, kemudian berkata dengan keputusasaan di wajahnya: "Kalau begitu, aku tidak punya pilihan selain ..."

Saat mengatakan ini, dia sudah mengangkat tangannya untuk memegang bahu Ji Yunchen, berniat membawanya pergi dengan paksa. Ji Yunchen tidak melawan sama sekali, tersandung saat Hua Zhenglong menyeretnya, meskipun wajahnya tetap tanpa ekspresi. Hanya orang-orang yang tidak berpengalaman dalam seni bela diri, yang secara refleks akan melawan ketika mereka ditangkap. Tetapi, seorang ahli seperti Ji Yunchen mengetahui bahwa perlawanan hanya akan membuang-buang energi.

Sebaliknya, Ji Yunchen merendahkan suaranya, kemudian berkata dengan perlahan dan tegas: "Aku sudah muak melarikan diri. Apa kau tahu apa yang kupikirkan barusan?"

Wajah Hua Zhenglong menegang.

Ji Yunchen berkata dengan lembut: "Aku hanya berpikir, setelah bertahun-tahun pencarian, aku hampir tidak melakukan apa-apa setelah menemukan siapa pelaku sebenarnya. Oleh karena itu, ketika dia datang mengetuk, kenapa aku tidak tinggal dan menghadapinya di penginapan? Mengapa aku harus melarikan diri? Kenapa aku harus lari ke mana-mana hanya untuk bersembunyi darinya? Itu hanya karena aku tahu bahwa aku sama sekali bukan tandingan mereka. Berbalik dan melarikan diri ketika seseorang menghadapi bahaya hanyalah sifat manusia. Saudara Hua, aku menjadi takut akan kematian. Aku telah memimpikan hari saat aku bisa menusukkan pedangku menembus jantung Lord Naga Azure, namun sekarang dia ada di sini, aku malah memilih untuk bersembunyi darinya. Bukankah itu tidak masuk akal?"

Saat Ji Yunchen mengatakan ini, dia menepuk tangan Hua Zhenglong: "Saudara Hua, mengapa orang cacat yang tidak berguna sepertiku memperpanjang keberadaanku yang lemah, jika bukan untuk mengantisipasi hari seperti ini? Jika aku bisa menghakiminya, maka memilih untuk hidup setidaknya tidak akan sia-sia. Pasti akan datang suatu hari saat sedikit keberanian bahwa sekarang aku harus membunuhnya memudar, kemudian yang tersisa hanyalah keberadaan yang lemah ini. Apa kau tidak mengerti apa yang ingin kukatakan?"

Hua Zhenglong menegang sesaat, lalu perlahan mengendurkan cengkeramannya.

Ji Yunchen berkata: "Kau harus pergi sekarang."

Hua Zhenglong menatapnya, kemduian menggelengkan kepalanya dengan sedih: "Tapi jika aku pergi hari ini, kapan aku bisa kembali ke sini untuk menguburkan mayatmu?"

Mendengar ini, alis Ji Yunchen yang tak bernyawa akhirnya berkedut sedikit, seolah-olah kata-kata temannya entah bagaimana menyuntiknya dengan getaran vitalitas.

[Novel Terjemahan] Bandits/You Fei/Legend of Fei by PriestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang