Badan yang terluka akan tetapi hati yang merasa sakit.
Tidak ada yang tahu bagaimana luka seorang Trifea. Lebam pada tangannya terlihat jelas dia tutupi dengan memakai hoodie. Akan tetapi, tidak dapat menutupi luka pada sudut bibirnya.
Di sekolah, Trifea datang sangat pagi. Duduk sendiri merasakan setiap inci badan yang tersakiti. Pedih, namun apa yang dapat Trifea lakukan, hanya dapat diam dan menikmati semuanya.
Teman kelas Trifea, Mimis memasuki ruangan. Menghampiri Trifea yang sedang meletakkan kepalanya di atas meja untuk memejamkan matanya.
"Pagi Fee.....Tumben cepet datengnya." Ujar Mimis menyapa.
"Iya Mis, sekali-kali kan pagi. Biar sehat."
"Sehat apaan, ini aja udah mau tidur kan." Protes Mimis.
Trifea hanya tersenyum menghadap Mimis.
"Pleasee....Jangan senyum gitu Fe. Ngeri banget, udah bagus diem aja."
"Eh bentar-bentar, ini bibir kamu kenapa?" Lanjut Mimis bertanya.
"Ini? Gak papa." Balas Trifea.
"Bohong ih, udah diobatin?" Tanya Mimis lagi.
Trifea pun mengangguk. Tata juga baru saja sampai. Senyum dengan sangat lebar menghampiri kedua sahabatnya.
"Allo bestfieee....." Sapa Tata.
"Kenapa nih, senyum-senyum masih pagi loh Ta." Ujar Mimis
"Taraa~~" Tata menunjukkan sesuatu di tangannya.
"Wahhh...apanih?" Tanya Mimis
"Gak tahu, kayaknya bingkisan ini dari Agra." Ucap Tata malu-malu.
"Pedenya sangat maksimal." Ketus Trifea.
"Buka dong Ta, penasaran." Antusias Mimis dengan bingkisan menyerupai kado tersebut.
Semuanya di buat terkejut dengan isian bingkisan itu.
"Hah!? Jahat banget sih yang kasih ini Ta." Ujar Mimis menatap Tata.
Tata yang terkejut melangkah mundur, tangannya pun bergetar hebat.
"Ta, gak papa?" Tanya Trifea.
Tata yang dikenal periang pun hanya bisa menggeleng. Matanya masih tertuju pada bingkisan itu. Bagaimana tidak terkejut, isiannya adalah pisau dan sobekan kain berwarna merah.
Trifea dan Mimis memegangi Tata untuk duduk terlebih dahulu. Kemudian Trifea membuang bingkisan itu, sebelumnya dia memperhatikan gambaran tersebut. Ada yang janggal, tetapi Trifea tetap membuangnya bersamaan pisau itu.
*****
Untuk menghibur Tata, Trifea dan Mimis mengajaknya keluar. Sesuai request dari Tata dia memilih untuk nongkrong di cafe. Permintaan pun di terima.
Mereka bertemu di cafe yang telah menjadi langganan mereka bertiga.
"Uncchh....Makasih ya bestfieee, mayan lama kan kita gak keluar gini." Ujar Tata.
"Huhhh...Emang gak ada perasaan gimana-gimana lagi gitu Ta setalah kejadian tadi?" Tanya Mimis khawatir.
"Gak ada, udah hilang kalau udah keluar gini." Jawab Tata.
"Btw menurut kalian gimana mengenai meninggalnya Naya?" Tanya Trifea tiba-tiba.
"Emang kenapa Fe, kan kemarin sudah di konfirmasi kalau dia bunuh diri." Balas Mimis.
"Tapi menurut aku wajar sih ya, kasus perundungan gitu kan merusak fisik dan mental juga. Naya termasuk kuat, karena mendengar cerita-cerita dia memang sering di siksa baik sekolah dan di rumah juga. Dan kalian tahu gak, dia punya Kakak laki-laki seumuran kita."
Laki-laki yang dimaksud adalah Rama. Tata memang pernah bertemu dengan Rama sewaktu bersama Trifea hendak melihat Agra. Tetapi dia tidak sempat mengenali wajahnya.
"Beneran Ta, kok gak bagi-bagi info sih." Protes Mimis.
Mendengar penuturan Tata, Trifea sedikit yakin jika Naya meninggal karena bunuh diri. Seperti yang kita tahu bahwa mentalhealth itu sangat penting. Semua orang bisa saja menyembunyikan segala lukanya dengan memasang topeng rupa-rupa setiap harinya hanya sekedar menutupi luka. Tetapi pada pikirannya penuh dengan beban dan dorongan yang bisa saja memilih menyerah pada hidup adalah pilihan terbaik.
Sejujurnya Trifea lebih pernah mengalami hal serupa dengan apa yang dialami Naya. Bedanya dia beruntung masih di pertemukan dengan orang baik di sekitarnya. Hingga dia ada alasan untuk bertahan.
"Kenapa Fe, kok malah bengong?" Tata menepuk bahu Trifea.
"Gak papa, lanjut." Jawab Trifea
"Apanya yang di lanjut, pasti tidak menyimak manusia satu ini." Ucap Tata lagi
"Kenapasih Fe, ada apa? Kamu belakangan ini banyak berubah. Sering ngilang tiba-tiba waktu jam istirahat bahkan pagi pun baru tadi bisa sepagi ini." Mimis yang khawatir.
"Bener, kita bukannya baru kenal TRIFEA, bagi dong ceritanya. Jangan di simpan sendiri gak akan menghasilkan uang. Inikan bukan celengan kehidupan, nahan terus jadi penyakit." Ucap Tata.
"Cuma butuh waktu sendiri aja kok, gak ada yang di tabungin." Balas Trifea
"Duhh capek-capek, kapan sih kalau ngomong tuh ya jangan di tahan Fe. Panjangan dikit kali ya. Orang cerita balasnya ngangguk, disuruh cerita malah ha ho ha he. Sahabatmu ini resah melihatnya." Ujar Tata.
"Udah-udah, Fea juga yang bilang gak papa kan. Yang penting kalau ada apa-apa, entah kita bisa bantu atau nggak kamu cerita ya Fe. Biar susah selalu ada, senang pun mengikuti."
"Uluhh....Si Imissssh yang selalu perhatian." Ucap Tata sambil mencubit pipi Mimis.
"Jerawatan tanggung jawab ya Ta." Mimis memanyunkan bibirnya.
Tata segera melepas cubitannya. Setelah mereka mengobrol lama di cafe mereka memutuskan pulang. Karena tadi Trifea membawa motor, dia pergi ke pantai di mana Naya di temukan.
Angin pantai yang sangat menyejukkan, gelombang air yang menggulung bersamaan menambah indah cipta tuhan. Helaan demi helaan Trifea keluarkan.
"Sebenarnya apa yang membuat seseorang benar-benar menyerah, apakah begitu tidak percaya terhadap dirinya untuk bisa melewati satu per satu ujian dunia. Seberat itukah untuk dipikul? Adakah hari untuk berharap semuanya dapat berubah? Meski tidak dapat diperbaiki, apakah bisa tetap baik-baik saja? Memang tidak ada yang mudah tetapi tidak semua juga mengenai susah. Apakah ada saatnya nanti, aku juga akan memilih pulang? Jujur aku juga rindu rumah~~" Batin Trifea.
Semoga suka ya;)
Oiya, Cacctuissie mau tanya nih, pernah nggak teman-teman pembaca Enough W merasakan apa yang dirasakan Trifea, kira-kira apa yang buat kuat hingga sampai di titik ini?
Mungkin kalau cuma bilang semangat itu terlalu biasa bukan, karena orang yang tidak mengalami tidak akan merasakan. Semoga tetap kuat sampai akhir, jika semuanya memang sangat berat. Istirahat sejenak, nanti di jalanin lagi. Kuncinya pelan-pelan dan pasti. Semoga sembuh dari luka yang entah dari mana asalnya.
Kamu kuat, kamu hebat. Sering di sayang ya dirinya, karena kalau pertama bukan diri sendiri siapa lagi❣️
Jangan lupa untuk dukung Enough W ya, biar semangat untuk update. Jika ada saran dan masukan boleh banget disampaikan di kolom komentar. Terima kasih.
Salam Hangat,
Cacctuisie
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough W
Teen FictionYang tidak pernah terluka, tidak akan pernah merasakan susahnya mencari obat untuk meredakannya. Karena satu hal yang membekas tidak mudah untuk dihilangkan. "Seperti itu manusia, tidak pernah puas dan selalu merasa berkekurangan. Sampai lupa bahwa...