Pesan

24 3 0
                                    

Selamat Membaca Dear💜




Boleh dong untuk dukungannya kasih Vote dan Comment kalau ada saran maupun masukan, terima kasih:)

*****

Kepala yang terasa pusing dan badan yang amat berat untuk bergerak. Matanya mulai terbuka, melihat sekeliling tempat yang saat ini asing. Dilihatlah seseorang sedang tidur dalam keadaan duduk di samping kasur Trifea terbaring.

"Faidel..." Gumam Trifea.

Masih dalam posisi yang sama, Trifea berusaha mengingat apa yang terjadi. Benar, semalam yang dia ingat masih di jalan bertemu Faidel. Akan tetapi, apa yang terjadi selanjutnya.

Fokus Trifea sekarang pada apa yang dikenakannya.

"Ini...Baju Faidel? Atau semalam. Tidak mungkin kan dia yang...." Batin Trifea.

"FAIDEL BANGUNNN!" Teriak Trifea.

Faidel pun terbangun, langsung memeriksa keadaannya.

"Kamu ngapain aku semalam?" Tanyanya dengan sedikit penasaran.

"Maksud kamu? Aku nolong kamu lah Fe. Siapa juga ada orang malam-malam lagi hujan berjalan sendiri. Gimana kalau bukan aku yang nemuin kamu."

"Bukan itu masalahnya Fai." Ujar Trifea mengarahkan matanya pada apa yang dikenakannya.

"Jangan bilang kamu mikir yang aneh-aneh ya." Faidel terkekeh.

Trifea yang melihat reaksi tak terduga ini hanya bisa mencoba berpikir positif. Bagaimana jika benar, Faidel yang menggantikan bajunya, semuanya.

"Gak usah main-main deh, ini siapa yang gantiin." Kesal Trifea dengan menahan perih di wajahnya.

"Tenang aja, aku gak ada pikiran mesum ya Fe. Mama aku yang gantiin."

Trifea sedikit tenang, tetapi tetap saja. Meskipun Mamanya sekarang dia sangat malu dipenuhi dengan gengsi yang tinggi. Bagaimana menghadapinya setelah ini.

"Kamu gak inget kejadian semalam?"

"Yang mana?"

"Kamu memang Trifea yang aku kenal, belum ada perubahan. Huhh...sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Faidel yang saat ini serius

"Gak ada, aku cuma ketemu sama orang yang jahat aja."

"Kenapa kamu gak menghubungi keluarga atau teman dekat, gimana kalau sesuatu yang lebih serius terjadi?"

"Gak usah sok peduli. Sekarang jam berapa?" Tanya Trifea.

"Jam 08.45 tepat." Memperlihatkan handphonenya.

Mata Trifea membulat lebar, bagaimana dengan sekolahnya. Memang dia berencana tidak ingin bersekolah hari ini, akan tetapi setidaknya dia bisa izin. Trifea adalah murid yang disiplin, dia pun mengacak rambutnya frustasi. Faidel menahannya.

"Udah izin Fe, tenang aja."

"Jangan bilang kamu cerita ke Tata."

"Gak lah, aku izin langsung kok."

"Mama kamu dimana? Aku mau pamit pulang."

"Mama sudah berangkat kerja Fe, sarapan dulu tadi Mama udah masakin buat kamu."

"Gak usah, eh mau kemana?"

"Ambilin kamu makan."

Trifea menolak dan dia berusaha berdiri sendiri untuk sarapan. Sekarang Faidel dan Trifea makan bersama.

Enough WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang