prolog

36 6 0
                                    

Banyaknya helaan nafas dan keributan dari perbincangan memenuhi ruangan luas tersebut menandakan bahwa waktu belajar mereka telah berakhir. Satu persatu orang yang menduduki bangku mereka mulai berdiri dan meninggalkan ruangan tergesa gesa. Memenuhi perintah cacing di perut yang meminta untuk diisi.

berbeda dengan gadis yang malah merebahkan kepalanya keatas meja. memandang jendela yang menunjukkan sinar mentari yang terik karena waktu menandakan tengah hari. baru saja ia akan memejamkan matanya, ponsel di sampingnya berdering. tulisan 'kak editor' langsung membuat dirinya segera membereskan barang barangnya dan mulai beranjak dari bangku.

"Halo?" Ia mengapit ponsel oleh pundaknya karena sibuk memasukkan buku buku yang tergeletak diatas meja tadi.

"File yang kemarin kakak suruh revisi udah diliat belum?"

Kalimat tersebut membuat Shaquilla berhenti melangkah sebentar dan menepuk jidatnya lalu memijat pelipisnya.

"Waduhh kak, sorry kakak nungguin ya? Belum sempet aku buka kak. Kemarin hectic banget di kampus sama kerjaan aku," ujar Shaquilla. Lorong kampus hari itu rasanya menyesakkan tidak seperti sebelumnya, padahal setiap hari selalu ramai. Kebisingan dan banyaknya orang membuat kepala Shaquilla semakin pusing.

"Kamu hari ini sibuk gak?"

Ia masih berusaha berjalan di lautan manusia.

"Kebetulan hari ini aku gak ada kerjaan, mungkin aku bisa--"

Perkataannya terpotong karena barusan ia menabrak seorang lelaki yang sedang berdiri. Shaquilla mengumpat dalam hati, mengapa lelaki tersebut berdiri ditengah lorong? gak liat keadaan lorong ribut begini?

Shaquilla hanya menatap lelaki tersebut dan mengambil ponselnya yang sempat terjatuh tadi.

Ponselnya mati. Ia hanya bisa pasrah dan pergi menuju halte di luar kampus menuju apartemennya. Siap siap bertempur dengan laptop di kamarnya.

-----

"Okey, pemotretan hari ini selesai! Terimakasih atas kerja kerasnya kalian semua!" Setelah sang fotografer tersebut berterimakasih kepada sang model di depannya, ia segera meninggalkan studio tersebut diikuti oleh crew crew yang lain.

Sky--model pemotretan tadi--segera beranjak dan menghampiri Haidar yang berada di belakang lighting. Air yang sudah siap diserahkan kepada Sky langsung ia rebut begitu saja saat merasakan kerongkongannya yang kering.

"Lo yakin minta tolong sama junior lo yang itu?"

"Ya gimana lagi. Dia juga lagi nyari orang yang mau beli apart dia,"

"Lo gak kasian sama dia bakal tinggal dimana?"

Haidar membantu Sky melepaskan jaket yang ia kenakan untuk pemotretan barusan. Sky mengambil selembar kapas dan membasahinya menggunakan makeup remover, untuk membersihkan sisa sisa make up tipis yang ada di wajahnya.

Singkat cerita, Haidar dan Sky tiba di alamat yang di janjikan. Apartemen nomor 268. Haidar sibuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya, Sky mengamati lingkungan sekitar apartemen tersebut.

Tak lama, pintu terbuka. Menunjukkan gadis cantik dengan balutan jeans dan baju hitam oversized dengan wajah yang dipenuhi oleh peluh.

"Yaudah silahkan masuk kak,"

Lalu Sky melangkah masuk terlebih dahulu. Ia mengamati suasana ruangan yang ditempati gadis tersebut.

"Kakak gak nyasar kan?"

"Gak"

Sky berbalik setelah selesai mengamati seluruh isi ruangan tersebut.

"Oke deh gue ambil. Tapi gue punya satu pertanyaan,"

Shaquilla menjawab dengan hanya menggerakkan dagunya. Cih, sama bang Haidar aja dia lembut banget, ujar Sky dalam hati.

Namun pertanyaan Sky sedikit tertunda karena ponsel Haidar berdering. Menandakan ada telepon masuk dari salah satu staff yang menangani pemotretan tadi.

"Sorry gue ada urusan, jadi gue balik duluan gak apa apa?"

Sky melambaikan tangan dengan gerakan mengusir sedangkan Shaquilla hanya tersenyum.

"Hati hati ya kak,"

Setelah Haidar pergi dari ruangan tersebut, keadaan ruangan sedikit canggung.

"Pertanyaan lo apa?"

Sky hampir lupa dengan pertanyaannya. Ia mendekati mengitari Shaquilla, "Kalo gue ngambil ini apart, lo bakal tinggal dimana?"

Shaquilla menyugar rambut panjangnya, "ada temen gue yang bersedia menyisakan tempat buat gue,"

"Apa lo gak ngerasa kalo lo ngerepotin mereka?" Ia berdiri tepat di depan Shaquilla setelah selesai mengamati semua sudut ruangan tersebut.

Omongan pria didepannya cukup menohok bagi Shaquilla. Sky mendekati kotak kotak disamping Shaquilla. Meninggalkan pertanyaan yang mungkin tidak akan di jawab oleh sang penjawab. Jadi, ia lanjut pembicaraannya. Pernyataan Sky kali ini membuat Shaquilla kaget bukan main dibanding pertanyaan Sky sebelumnya.

"Saran gue, lo tetap tinggal disini. Bukan maksud gue memanfaatkan keadaan, tapi alasan gue beli apart ini itu buat gue singgah setelah gue syuting di lokasi deket sini. Jadi, gue juga gak bakal sesering itu mampir kesini. Apart ini buat tempat kepepet aja sih,"

Shaquilla tampak memikirkan sebuah ide gila dari pria di hadapannya. Sebenarnya ia juga bingung setelah ia keluar dari tempat ini, ia akan tinggal dimana?

Jadi, mungkin ini keputusan yang benar namun akan disesali nantinya.

"Oke deh. Gue punya satu permintaan. Semua biaya tentang apartemen ini lo yang bayar dan gue gak akan nanggung biaya apapun,"

"Oh, lo mau balas dendam morotin gue setelah gue gak sengaja jatohin handphone lo?"

Shaquilla menganga, lalu menahan amarahnya supaya tidak meledak dan berakhir ia yang benar benar diusir dari apartemen ini.

"Pertama-tama, sorry gue tadi gue diem aja dan gak tanggung jawab sama apa yang udah gue lakuin. Tapi sebenernya lo yang salah sih jalan gak liat liat. Nanti gue janji bakal ganti rugi, jadi kita damai?"

Sky menyodorkan tangannya. Mengajak berjabat tangan dengan Shaquilla bermaksud untuk berdamai. Namun, sang gadis melengos begitu saja menuju kamarnya.

"Kita bicarain dulu peraturan 'tinggal bersama' ini sebelum melanjutkan acara meet and greet lo, aktor,"

Sky bukannya sebal dengan kalimat sarkastik yang dilontarkan oleh gadis bernama Shaquilla tersebut. Ia merasa...gemas? Entahlah. Mungkin pada akhirnya, Sky akan lebih sering mampir ke apartemen ini..atau mungkin ia akan berakhir tinggal disini?

We never know, time make people changed.

------

My Dear Actormate [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang