"Sejak kapan lo deket sama Sakala, Sha?"
Shaquilla menelan ludahnya dan merasakan hawa dingin. Ia sedang diinterogasi kedua temannya itu yang tiba tiba datang ke apart nya. Berniat untuk memberi kejutan pada sang sahabat, Cherry dan Celine malah menemukan Shaquilla dan Sakala yang sedang saling goda di meja bar dapur mereka.
"Kan kita udah bilang kalo lo ada apa apa kita siap bantu kok. Kalo lo kesusahan, cerita. Kita gak mandang lo karena kasihan sama lo, tapi kan lo itu temen kita, sahabat kita," ujar Celline yang duduk di hadapan Shaquilla.
Posisi duduk Shaquilla semakin tegak, sedangkan Sakala santai tapi daritadi hanya menunduk saja. Cherry yang berdiri di samping Celline menghela nafas kasar dan mengusap pundak Celline untuk membuat temannya itu rileks dan mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari Shaquilla.
Shaquilla akan membuka mulut sebelum akhirnya Sakala terlebih dahulu menginterupsi, "sorry gue ikut campur disini. Gue cuma mau meluruskan apa yang terjadi. Shaquilla dan gue mulai tinggal bareng sejak 2 bulan yang lalu, karena kebetulan gue mau ada syuting deket sini dan males bulak balik rumah ke tempat syuting, akhirnya manajer gue menawarkan kalau apartnya Shaquilla mau di sewakan. Shaquilla udah mau keluar dan coba ngungsi ke temennya yang mungkin kalian, tapi gue dengan sukarela menawarkan untuk dia tetap tinggal disini karena gue gak bakalan stay juga dan cuma buat tempat singgah. Ternyata gue gak pernah ngira kalo gue nyaman tinggal disini dibanding rumah gue sendiri. Bagaimanapun, Shaquilla bukan pihak yang harus disalahkan disini,"
Penjelasan panjang lebar Sakala disimak baik oleh Celline dan juga Cherry. Celline menghela nafas sebelum ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur. Ia membawa piring piring ke meja makan.
"Makan dulu, gue udah beli makanan nanti keburu dingin," ujar Celline sembari menata piring piring dan mengeluarkan makanan yang Celline dan juga Cherry beli.
Cherry menyusul dan membantu Celline dengan menyusun gelas. Sedangkan Sakala menatap Shaquilla yang sedar tadi menunduk. Ia membawa gadisnya ke dalam sebuah rangkulan lembut, namun malah membuat gadisnya itu mulai menangis. Sakala menengadah dan mengkode teman teman Shaquilla untuk melihat apa yang terjadi.
Cherry yang menghampiri Shaquilla terlebih dahulu dan merangkul sahabatnya itu. Shaquilla semakin mengeluarkan tangisannya di dekapan sahabatnya itu. Sakala mengisyaratkan Celline untuk bergabung dan berhenti mendiamkan Shaquilla.
Setelah mereka saling menyalurkan kasih sayang masing masing, Shaquilla dan kedua sahabatnya serta Sakala duduk di meja makan. Menyantap makanan mereka yang sudah disiapkan oleh kedua sahabat Shaquilla.
"Pokoknya gue nitip Shasa baik baik. Kalo lu berani nyakitin Shasa, gue jamin hidup lo gak bakal tenang," ancam Celline kepada Sakala.
"Gue emang penggemar lo, tapi kalo lo sampe bikin sahabat gue sakit hati, gue akan jadi haters lo nomor satu," lalu Cherry menyuapkan satu sendok penuh mie kwetiauw kedalam mulutnya.
Shaquilla menelan makanannya sebelum menyeletuk, "maaf ya karena gue gak selalu cerita apapun kehidupan dan kesusahan gue. Gue tau kok kalian tulus sayang sama gue, tapi gue pengen berhenti jadi orang yang ngerepotin orang lain. Gue gak mau jadi beban buat kalian,"
Celline menjawab, "justru kalo lo gak kayak gitu, kita yang ngerasa gak berguna jadi temen, Sha,"
Shaquilla cemberut dan akan memulai tangisannya kembali sebelum Cherry mengatakan hal yang membuat Sakala tersedak.
"Sakala jago gak ciumannya, Sha?"
Sehari gak bikin ulah kayaknya Cherry bakal meriang.
-----
Setelah teman temannya pulang, Shaquilla mendudukkan diri di sofa depan TV dan menutup matanya sejenak. Sedangkan Sakala pergi ke kamarnya dan kembali membawa secarik kertas.
"Sha,"
Panggilan Sakala hanya dijawab dengan dehaman oleh Shaquilla. Sakala dengan iseng mengecup pipi sang gadis yang membuat targetnya itu terlonjak bangun.
"IHHHH LO JAIL MULUUU," rengek Shaquilla.
"Makanya sini liat dulu," Sakala lalu menyerahkan kertas tersebut kepada Shaquilla. Shaquilla bingung kenapa Sakala menyerahkan surat perjanjian awal mereka?
"Kayaknya kita dapet sanksi dan harus dihukum seberat beratnya deh, Sha," perkataan Sakala membuat Shaquilla mengerjapkan mata bingung.
Sakala hanya terkekeh melihat wajah lucu gadisnya yang kebingungan. Ia mengusap pucuk kepala Shaquilla dan membawanya untuk diletakkan ke pundak Sakala dan melihat TV bersama sama. Shaquilla masih kebingungan dan melepaskan rangkulan Sakala.
"Hukuman apa? Terus kenapa kita harus dikasih sanksi?"
Sakala hanya menunjukkan senyum miringnya, "yakin lo mau tau apa hukumannya?" Sakala mulai mendekatkan wajahnya kearah Shaquilla. Shaquilla juga semakin memundurkan wajahnya sampai kepalanya itu terpentok tembok di belakangnya lalu menutup mata.
Lagi lagi Sakala dibuat terkekeh oleh sifat gemas gadisnya. Ia mengelus pucuk kepala Shaquilla lalu bangkit. Shaquilla membuka matanya saat dirasa tidak terjadi apa apa.
"Kalau mau tahu hukumannya, lo kebetulan gak ada jadwal kan besok? Nah kita liat besok ya," setelah itu Sakala pergi menuju kamarnya. Namun, tak lama lelaki tersebut balik lagi dan mengecup dahi gadisnya sembari berkata dengan lembut,
"Selamat malam cantik,"
Shaquilla lagi lagi dibuat membeku oleh sikap Sakala yang terlalu tiba tiba bagi Shaquilla. Soalnya jantung Shaquilla gak bisa berhenti berdebar dengan tingkah random Sakala setiap harinya.
-----
22/09/23
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Actormate [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSiapa sih yang gak kenal dengan aktor muda tampan, Sky Alvino? Iya, aktor yang sudah mempunyai nama besar di berbagai penghargaan ini nyatanya tak terlihat se ramah dan sebaik hati itu seperti kata media. Menurut Shaquilla yang sudah melihat berbaga...