"Selamat, kalian telah sah menjadi suami istri,"
Riuh tepuk tangan dan raut gembira memenuhi ruangan serba putih tersebut. Baik Celline maupun Hilmi saling melemparkan senyum. Meski Celline ditambah tangisan menghias wajahnya setelah melakukan pengucapan janji dan berciuman barusan.
Celline melirik kedua sahabatnya yang berada di depannya. Tersenyum kearah mereka, menunjukkan kalau ia sangat bahagia dengan momen saat ini. Shaquilla tersenyum sembari mengelap setitik cairan bening di ujung matanya. Sakala merangkul gadisnya, berusaha menenangkan.
"Kok gak nangis kayak Cherry?" tanya Sakala sembari melirik Cherry di sebelah Shaquilla yang menangis deras melihat Celline dengan balutan gaun putih dan wajah bahagianya. Ditemani sang pacar, Mahen yang dengan sabar memberinya tisu entah berapa banyak.
"Masa gue nangis sih di nikahan sendiri. Nanti gue keep air mata gue buat di nikahan gue,"
Sakala semakin membawa Shaquilla dalam rangkulannya, "sama gue kan?"
Shaquilla mengedarkan pandangannya kearah lain, "ya sama siapa lagi, tinggal lo stok terbatasnya,"
Sakala mengecup pipi Shaquilla, yang membuat gadis tersebut menampar lengan Sakala dengan ekspresi melotot.
"Kenapa?"
"Diliatin banyak orang,"
Sakala malah mengecup pipi Shaquilla sekali lagi, "biarin, bukan orang penting juga gue,"
"Nanti ada berita, ribet lagi urusannya,"
Sakala tersenyum dan merangkul pinggang Shaquilla, "gak apa-apa, toh satu dunia sekarang udah tau kalau Shaquilla, author dari novel 'Kisah Kita', yang mendapatkan film romansa terfavorit ini adalah calon istrinya seorang Sakala, pemeran utama terfavorit,"
"Iya deh iya. Sekarang lepasin dulu, itu udah kumpul di tengah,"
"Yang baru nikah tuh Celline sama Hilmi, napa lo berdua kayak pasangan yang udah nikah lama sih?" teriak Ijul dari kerumunan depan panggung. Perkataan Ijul dibuahi oleh kemplangan di belakang kepala oleh Mahen.
"Lu yang jomblo diem aja," ujar Tama tiba-tiba.
"Lah lu juga jomblo kan, Tam?" tanya Ijul melirik Tama yang berada di sampingnya,
Tama mengangkat bahunya, "gak tau gue. Lo jangan sok tahu dulu,"
Ijul memberikan ekspresi sedihnya dan lututnya merasa lemas, "jadi, cuma gue yang gak ada pasangan?!"
Sakala datang dan merangkul temannya itu, "gak usah lebay. Stok cewek lo kan banyak," perkataan Sakala membuat Ijul menunjukkan senyum tengilnya.
Shaquilla hanya menggeleng melihat kelakuan teman-teman Sakala. Ternyata sifat drama yang dimiliki Sakala diambil dari sifat Ijul. Emang Ijul ini ada saja kelakuannya. Cherry di sebelah Shaquilla menyenggol bahu sahabatnya tersebut.
"Lo kapan nyusul Celline?"
"Kapan-kapan. Celline aja belum selesai acaranya udah nanyain gue kapan. Lo sendiri gimana sama Mahen?"
"Gue sama Mahen lagi nyari-nyari tempat dulu," ujar Cherry
"Nyari tempat atau honeymoon??" perkataan Shaquilla mendapatkan tamparan kecil di lengan dari Cherry.
"Sembarangan lo. Gue nyari tempat juga sama bokap nyokap gue dan bokap nyokap nya Mahen," ujar Cherry berusaha mengklarifikasi.
Pembicaraan mereka berakhir saat pembawa acara menyuruh mereka berdiri depan panggung dengan tertib dan rapi. Di depan, Celline dan Hilmi sudah memegang sebuket bunga mawar putih yang indah. Kedua melihat kerumunan teman-temannya satu persatu. Pandangan Celline berhenti di Shaquilla. Ia mengernyitkan mata dan memasang wajah mencurigakan, lalu berbalik dan mulai melempar buket tersebut.
Bunga terlempar bukan kearah Shaquilla, melainkan kearah Sakala yang berada di belakang. Bunga tersebut tepat mengenai tangan Sakala yang mengacung diatas, seolah memang tujuan buket tersebut untuk Sakala.
Sakala berjalan menuju Shaquilla yang berada di barisan agak depan. Sebab ia berdiri di belakang untuk memperhatikan gadisnya dari jauh. Sorakan dari teman-temannya dan seluruh tamu undangan pernikahan Celline mengiringi langkah Sakala.
Seolah tahu dengan keadaan, semua orang yang di depan panggung agak menjauh dan membiarkan Sakala juga Shaquilla menikmati dunia mereka.
"Hai, Shaquilla. Author terkenal yang sekarang karyanya disukai semua orang. Hai, Shasa. Gadis cantik dengan sifat dinginnya diawal namun gadis yang manja dan penyayang. Hai, Illa. Sosok gadis kecil yang saya temui sekitar 17 tahun yang lalu, yang sibuk menikmati es nya. Apapun panggilanmu, Sakala Alvino ingin meminta izin untuk meminta waktunya seumur hidup. Membuat keluarga kecil, mengurus versi kecil kita bersama, hingga melihat versi kecil kita tumbuh besar lalu menikmati masa tua dengan bahagia hingga ajal menjemput. Sakala sadar kalau dirinya bukan sosok yang sempurna. Sakala sadar kalau kata katanya tak seindah yang Shaquilla kira. Namun, percayalah bahwa Sakala berusaha untuk menjadi sempurna dalam kehidupan Shaquilla. Jadi, Shaquilla Winata, maukah engkau menjadi rekan hidupku selamanya?"
Perkataan panjang lebar itu membuat Shaquilla yang sedari tadi menahan tangis itu pecah juga. Sorak dan tepuk tangan menambah alasan Shaquilla menangis. Ia melirik teman-teman dan orang orang yang hadir dalam pernikahan Celline. Senyuman mereka dan anggukan kepala mereka membuat Shaquilla yakin akan jawabannya.
"Mau. Baik Shaquilla, Shasa, ataupun Illa menerima Sakala sang aktor, Kala lelaki hebat, dan Al sang pangeran kodok,"
Lalu, Shaquilla langsung menghamburkan diri pada pelukan Sakala. Ia menangis di temani riuh tepuk tangan juga teriakan senang para teman-teman dan orang orang yang berada dalam gedung tersebut.
"Padahal aku udah bilang kalau air mata ini tuh buat disimpan pas nikah nanti," ujar Shaquilla dalam pelukan di tengah tangisannya
Sakala melepas pelukan mereka, menangkup kedua pipi gadisnya itu, "gak usah disimpan, kita nikah langsung aja bareng sama Celline," ujar Sakala yang membuat Shaquilla menepuk lengan Sakala dan terkekeh.
"Waduh ini tuh nikahan siapa sih sebenernya?" lagi-lagi Ijul yang meneriaki kalimat tersebut.
"Kalau mau nikah yaudah nikah sekarang biar hemat biaya di gue maupun di lo," kali ini Hilmi yang teriak. Perkataan Hilmi membuat semuanya terkekeh.
"Sini dulu foto, sebelum makan-makan," ujar Cherry.
Akhirnya Sakala dan Shaquilla kembali masuk ke kerumunan teman-temannya itu. Sakala menggandeng tangan Shaquilla.
Foto tersebut akhirnya berhasil diabadikan. Kebahagiaan di hari itu dapat membuat siapapun iri. Iri akan persahabatan mereka, pasangan mereka, atau bahkan iri pada keberhasilan mereka dalam menghadapi segala permasalahan hidup.
Celline dan Hilmi juga Sakala dan Shaquilla tak bisa berhenti bersyukur kepada Tuhan karena di beri kebahagiaan yang melimpah ini. Mereka juga berterima kasih satu sama lain kepada pasangan mereka dan juga teman-teman mereka yang selalu ada dalam keadaan apapun.
Kisah mereka tak akan pernah hilang dan tak akan pernah usai, kisah mereka akan terus ada dan abadi hingga maut memisahkan.
"Terima kasih karena kamu adalah pemeran utama dalam kisahku, aktor,"
"Terima kasih karena kamu sudah masuk dalam kehidupanku, author,"
[SELESAI]
10/10/23
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Actormate [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilSiapa sih yang gak kenal dengan aktor muda tampan, Sky Alvino? Iya, aktor yang sudah mempunyai nama besar di berbagai penghargaan ini nyatanya tak terlihat se ramah dan sebaik hati itu seperti kata media. Menurut Shaquilla yang sudah melihat berbaga...