Haidar terus mengetuk ngetuk pintu apart Shaquilla. Gerakannya terkesan tergesa gesa dengan wajah yang panik. Setelah ia mengetuk--menggedor gedor sih lebih tepatnya--pintu selama 10 menit, akhirnya Shaquilla membukakan pintu dan menampakkan wajah bangun tidurnya.
"Ada apa kak?" tanya Shaquilla sembari menguap. Shaquilla mempersilahkan Haidar untuk masuk terlebih dahulu dan menuangkan segelas air untuk Haidar.
"Kamu bisa tolong anterin naskahnya Sakala gak?"
Shaquilla yang tadinya mengantuk seketika langsung segar, "ini orang kapan gak nyusahinnya sih?"
Padahal Shaquilla baru tidur jam 5 pagi tadi. Ia menulis naskahnya semalam karena idenya tumben sedang berjalan lancar. Baru saja ia bisa memejamkan matanya dengan tenang, Sakala si aktor itu malah membuat paginya Shaquilla berantakan.
"Soalnya kakak mau pulang, mama kakak sakit," mohon Haidar. Shaquilla merasa iba. Ia mengernyitkan kening sebelum memutuskan.
"Oke deh kak. Kakak pulang aja gak apa apa. Aku yang urusin Sakala, sama cepet sembuh ya buat ibunya kakak,"
"Kalau gitu kakak izin pamit ya. Mobil disimpan disana soalnya tadi kakak buru buru, eh pas dijalan Sakala nge chat naskahnya ketinggalan," ujar Haidar sembari menuju pintu.
"Yaudah gampang itu. Hati hati ya kak,"
setelah itu, Haidar hilang dari pandangan Shaquilla dan gadis tersebut mulai memasuki kamar Sakala yang ia sangka akan berantakan ternyata rapi sekali. Ia menyusuri meja kerja sang aktor dan menemukan naskah tebal dipenuhi pembatas kecil warna warni.
Shaquilla berjalan mundur sembari memperhatikan sekeliling ruangan Sakala. Pikirannya yang membayangkan kamar Sakala akan berantakan dan bau pun terenyahkan. Rak buku yang disusun sesuai tinggi, sprei yang rapi dan mulus, juga ruangan yang semerbak harum segar khas sang aktor.
Satu kata yang bisa ia ungkapkan saat sudah keluar kamar bernuansa abu tersebut. Nyaman. Entah itu suasananya, harumnya, atau bisa jadi sosoknya?
-----
Sakala terus terusan menatap ponselnya dan memanggil Shaquilla berkali kali. Iya, dia diberitahu oleh Haidar bahwa Shaquilla yang akan mengantarkan naskah padanya karena Haidar ada keperluan.
"Sha, cepetan dikit dong," monolog Sakala sembari memusatkan pandangan kearah pintu masuk. Sesaat setelah dirinya mematikan telepon, Shaquilla datang sembari mengangkat tinggi tinggi naskah Sakala.
"INI NASKAHNYA UDAH GUE BAWA!!" ia menyerahkan naskah tersebut sembari membungkuk. Mengatur nafasnya yang sudah terkuras habis. Sakala lagi lagi dengan sigap menyerahkan botol minum yang ada di dekatnya.
Saat Shaquilla sedang minum air putih tersebut, Sakala baru menyadari bahwa itu botolnya. Ia menunjuk botol, "itu botol gue kayaknya Sha,"
Untungnya air yang ada di dalam mulut Shaquilla sudah ia telan habis, "LU KOK GAK NGOBROL DARITADI, IH BRENGSEK," setelahnya gadis tersebut keluar namun ia malah menabrak lelaki perawakan jangkung.
"Ehhh hati hati. Lo gak apa apa kan?" ujar Keandra.
Shaquilla masih menunduk dan menggosok dahinya yang terbentur dagu lelaki di depannya. Saat ia akan mulai marah, ia malah dibuat kagum oleh wajah lelaki di depannya ini.
"G-gak apa apa kok," ujar Shaquilla sembari tersenyum canggung.
"Gue Keandra, lo....siapa?"
"Ohhh, gue gantiin manajernya Sky," ujar Shaquilla masih mengusap dahinya.
Keandra menunduk dan mengintip dahi sang gadis. Wajahnya terlalu dekat dengan wajah Shaquilla. Terpaan nafas mengusap lembut wajah Shaquilla. Membuat Shaquilla terdiam dan tak bergerak satu inci pun, seperti menikmati momen ini sebelum ada seseorang yang gila yang menginterupsi mereka.
"Tas lo ketinggalan nih," teriak Sakala yang membuat Shaquilla menjauhkan dirinya dari Keandra. Seperti adegan tertangkap basah melakukan perselingkuhan, Shaquilla tergagap dan menggaruk tengkuk belakangnya canggung.
Shaquilla menghampiri Sakala dan merebut tasnya yang ia baru sadar meninggalkannya di tempat Sakala tadi. Shaquilla lalu keluar dari kawasan lokasi syuting Sakala untuk mencari udara segar atau mencari minimarket terdekat untuk mencari minum.
Kenapa dirinya malah gelisah seperti tertangkap berselingkuh?
-----
Saat sampai rumah, Sakala langsung berjalan menuju kamar mandi dengan tergesa gesa. Shaquilla dibuat heran dengan perubahan mood tiba tiba seorang Sakala. Di lokasi syuting tadi Shaquilla banyak mengobrol dan berkenalan dengan juniornya Sakala yakni Keandra. Setiap ia mengobrol dengan Keandra, ia melirik kearah Sakala yang memalingkan muka dan seolah menyibukkan diri dengan naskah yang berada pada tangannya.
"Lo butuh minum gak?"
"Gausah,"
Terus Shaquilla menyodorkan tisu, tapi Sakala malah pergi dari tempat duduknya dengan alasan membenarkan pakaian atau make up.
Setelah Sakala selesai dengan urusan kamar mandinya, Shaquilla berusaha menahan Sakala untuk berbicara dan membahas kenapa sikapnya dingin hari ini. Ya, tak masalah sih sebenernya, hanya saja sebagai roommate yang baik ia harus bisa menjalin komunikasi yang baik juga 'kan?
"Sakala," panggil Shaquilla dari arah ruang utama.
"Gue harus baca naskah, besok ada degan susah," lalu setelahnya ia masuk kedalam kamarnya dengan membanting pintu dengan keras.
"Padahal gue mau nawarin ayam loh ini,"
Shaquilla dibuat serba salah dengan sikap tak jelas Sakala. Lelaki tersebut seperti...cemburu?
Shaquilla hanya mengedikkan bahu tak peduli, lalu ia berjalan menuju kamarnya saja. Sementara itu di dalam kamar lainnya, Sakala duduk termenung di meja kerjanya. Ia menyimpan handuk di atas kepalanya dan menundukkan kepala. bertanya tanya apa yang terjadi padanya. Karena ia tak mau memikirkan hal rumit itu, ia merebahkan badannya ke kasur dengan posisi telungkup. Berusaha meredam teriakannya.
Paginya, Sakala berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih di dalam kulkas. Setelah ia menutup pintu kulkas, ia malah dikejutkan dengan kehadiran Shaquilla yang berdiri di samping kulkas dengan posisi bersidekap dada.
Lalu Shaquilla mendekati Sakala, "lo kenapa sih, aktor?"
"Gue gak apa apa. Awas gue mau lewat," Sakala melangkah kearah kanan namun kembali dihadang oleh Shaquilla.
"Jawaban lo gak bener ah. Jawab yang bener Sakala," Shaquilla semakin maju dan Sakala berjalan mundur hingga membentur meja bar dapur.
Lalu, kejadian tak disangka terjadi. Shaquilla tersandung kakinya sendiri dan membuat air yang ada dalam gelas yang digenggam Sakala tumpah, membuat ia terpeleset. Namun, Shaquilla malah menarik Sakala untuk ikut jatuh bersamaan dengannya.
Dan akhirnya mereka jatuh bersamaan dengan Shaquilla ditahan oleh Sakala. Sebuah kejadian tak terduga membuat mereka membelalakkan mata. Mungkin pagi hari selanjutnya akan terjadi kecanggungan lagi diantara mereka.
Karena mereka tak pernah menyangka kalau pertemuan kedua bibir mereka harus terjadi di pagi hari.
-----
16/09/23
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Actormate [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSiapa sih yang gak kenal dengan aktor muda tampan, Sky Alvino? Iya, aktor yang sudah mempunyai nama besar di berbagai penghargaan ini nyatanya tak terlihat se ramah dan sebaik hati itu seperti kata media. Menurut Shaquilla yang sudah melihat berbaga...