13

5 2 0
                                    

"Terima kasih kak,"

Shaquilla tersenyum setelah menerima dua tiket film horor. Setelah itu ia duduk di tempat yang sudah disediakan sembari menunggu Sakala yang tadi katanya ingin liat liat dulu gitar di toko gitar yang mereka lewati tadi.

"Udah beli tiketnya?" tanya Sakala dibalik topinya itu. Sebenarnya Sakala tak mempermasalahkan dirinya yang akan dikenal banyak di tempat ramai seperti ini, tapi ia mencoba menghargai keputusan Shaquilla yang menyuruhnya menggunakan topi. Tadinya gadis itu memaksa dirinya untuk memakai masker, tapi Sakala memberi alasan bahwa ia kesusahan bernafas bila memakai masker.

Shaquilla menunjukkan dua tiketnya dengan bangga, "nih udah gue beli tiketnya," Shaquilla lalu bangkit dan menyerahkan satu tiket kepada Sakala. Sakala membuka sedikit kacamatanya dan terbelalak kaget.

"Sha, gak ada film lain buat ditonton lagi emangnya?" tanya Sakala dengan tangan yang gemetaran.

Shaquilla menggeleng, "gue lagi mau ngegarap naskah horor gue lagi, jadi gue harus cari referensi, Kala," gadis itu memegang tangan lelakinya erat erat untuk diajak--diseret lebih tepatnya--menuju studio yang akan mereka tempati karena ternyata film akan segera dimulai.

"Gue mendadak laper, Sha," ujar Sakala sembari berbalik badan berniat untuk kabur.

Shaquilla menarik Sakala kembali, "Gak usah alasan. Ada gue disini, oke?" ujar Shaquilla sembari mengintip wajah Sakala dibalik topinya.

Sakala akhirnya pasrah dan mengikuti Shaquilla menuju studio yang akan menampilkan film "Insidious: the red door" itu. Film serial yang sudah Shaquilla ikuti dari seri pertama dan membuat dirinya menemukan bakat menulis kisah horornya.

Setelah duduk, Sakala berusaha untuk tetap bersikap keren didepan Shaquilla. Padahal genggaman Sakala semakin erat saat lampu mulai dimatikan dan menandakan bahwa film akan segera dimulai. Selama film berlangsung, Shaquilla tetap fokus meski Sakala kebanyakan menutup mata dan berteriak tiba tiba. Lalu setelah film benar benar selesai Sakala langsung berlari keluar dari ruangan dan mencari toilet.

Shaquilla pun mencoba mengejar Sakala dan menemukan Sakala sedang duduk di bangku yang disediakan di sebelah kamar mandi. Ia terlihat lemas dan pucat sembari posisi badannya menyender pada dinding di belakangnya.

"Sakala, lo gak apa apa?" bisik Shaquilla orang orang di sekitar sedikit memperhatikan mereka. Sakala tetap memejamkan matanya yang membuat Shaquilla semakin khawatir. Lalu, Shaquilla merogoh tasnya dan memberikan minyak roll-on kepada Sakala.

Saat Shaquilla sedang sibuk mengipasi wajah Sakala, dari belakang tiba tiba ada seseorang yang memanggilnya.

"Shaquilla? Lo ngapain disini sama Sakala?" tanya Keandra.

"Habis nonton, tapi Sakala malah tumbang,"

Keandra mengintip Sakala yang terlihat lemas, lalu ia berbicara kepada Shaquilla, "gak lo bawa ke rumah sakit aja?"

"Berat. Gue ada niatan buat telfon kak Haidar manajernya Sakala buat bantuin gue, tapi gue lupa kalo kak Haidar lagi pulang ke rumahnya," jelas Shaquilla.

"Yaudah sama gue aja, ayo," lalu setelahnya Keandra menggendong Sakala dipunggungnya. Ia bertanya pada Shaquilla dimana mobil Sakala, lalu setelah diberitahu dan menemukannya Keandra tanpa babibu langsung masuk ke mobil bersama Shaquilla menuju ke rumah sakit.

Shaquilla terus terusan melirik kearah belakang dimana Sakala. Shaquilla merasa bersalah karena mengajak Sakala yang jelas jelas takut sama film horor.

Ia merasa bersalah sampai ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apapun jika Sakala sampai sakit.

-----

"Makasih ya Keandra sebelumnya. Gue tadi habis telfon kak Haidar terus katanya dia otw kesini dan lo bisa balik, makasih dan sorry ya gue kesannya kayak ngusir lo tapi gue takut lo ketauan publik berduaan sama cewek, terus Sakala emang ada gue juga tinggal nunggu kak Haidar," tutur Shaquilla panjang lebar. Lalu setelah itu Shaquilla hendak pergi namun perkataan dari Keandra membuatnya berhenti melangkah dan berbalik.

"Takut gue yang ketauan publik atau takut Sakala yang ketauan publik kalo dia punya pacar?"

Shaquilla hendak mengelak namun Keandra kembali berbicara, "yaudah deh gue izin pamit dulu. Sama sama," lalu setelah itu Keandra pergi dari rumah sakit.

Shaquilla masih terpikirkan oleh kata kata dan sikap Keandra yang aneh barusan. Ia masih melamun sebelum Haidar datang terbirit birit bersama dengan perempuan dibelakangnya.

"Sakala kenapa Sha kok bisa sampe masuk rumah sakit?" tanya Haidar. Shaquilla akan menjawab sebelum ia sadar siapa wanita yang bersama Haidar itu.

"LHO KAK SUNNY?!"

"LOH SHASA NGAPAIN DISINI?"

Iya, wanita yang dibawa oleh Haidar adalah kak Sunny, sang editornya. Memang hidup Shaquilla ini terlalu banyak plot twist nya. Haidar yang melihat mereka saling terkejut, ikut terkejut juga.

"Kok kalian bisa saling kenal? Eh itu bisa dijelasin nanti sekalian aja. Sekarang Sakala ada dimana?"

Shaquilla menunjuk lorong, "Sakala ada di kamar kedua dari belokan sana,"

Setelahnya mereka bertiga mulai berjalan menuju ruangan Sakala. Di belakang, Sunny dan Shaquilla masih bertanya tanya satu sama lain.

"Kok kakak bisa sama kak Haidar?"

"Kamu juga kenapa bisa sama Sakala?"

Pertanyaan mereka tak terjawab karena mereka sudah sampai di depan ruangan Sakala. haidar membuka pintu dan menampakkan Sakala yang sedang asik memakan apel sembari menonton TV.

"Masih inget gue bang?" pertanyaan sarkas itu terlontar dari muut Sakala. Haidar kesal dan mendekati Sakala.

"Bacot banget. Lo kenapa lagi? Dibilangin jangan lupa makan obat rutin lo, malah di skip ya?"

Sakala menggigit apel kembali yang ada di tangannya, "bukan gara gara gue gak makan obatnya. Gue cuma shock aja karena gue udah lama gak nonton film horor,"

Haidar mengernyitkan alisnya, "hah? Lo nonton horor? Bukannya.."

Sakala memotong dan mengalihkan pembicaraan, "loh kak Sunny juga dateng?"

"Lah, lo kenal kak Sunny?" tanya Shaquilla ke Sakala. Sakala menganggukkan kepalanya sembari menggigit apelnya sebelum menjawab.

"Kak Sunny kan pacarnya bang Haidar, lo gak tau?" jawaban Sakala membuat Shaquilla melirik sang editor tak percaya.

Sunny yang ditatap seperti itu gelagapan dan malah balik memarahi Sakala, "kok kamu juga bisa kenal Shaquilla?"

Haidar dan Sakala saling bersitatap dan menghela nafas. Biarpun yang salah adalah pacar mereka, tapi pasti yang disalahkan pada akhirnya tetap pihak Haidar dan Sakala.

-----

My Dear Actormate [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang