"Pacar lo dateng tuh" Seorang pemuda berlari menghampiri pemuda lain yang tengah menyalakan mesin motor besarnya.
"Ah....ngapain lagi tu orang ganggu aja" Ken mematikan mesin kemudian turun dan menghampiri pemuda yang dimaksud.
"Bae.....ngapain kamu kesini?"
"Tuh kan bener kamu balapan lagi"
"Ga ngabarin pula....ngilang pula..." Bibirnya mengerucut."Ya lagian lo udah gw bilang sibuk ga ngerti-ngerti"
"Sibuk? Kaya ginian sibuk kamu bilang?"
"Kok kamu baik kalo ada maunya aja si bae!""Malesin banget...."
"Heh!"
"Ati-ati lo kalo ngomong!""Mau kemana? Urusan kita belom beres!" Seokjin menarik pergelangan tangan Ken yang berlalu meninggalkannya.
Menghela napas singkat, pemuda itu menghentakkan tangannya. "Mending lo pulang deh..gw lagi kesel malem ini"
"Loh? Trus apa hubungannya ma gw?"
"Gw dateng gara-gara lo ga ngabarin gw bae!" Jemari meraih lengan kemeja dan menariknya.
"Pulang gw bilang!" Ken mendorong tubuhnya kasar.
Tersentak dan jatuh menabrak sisi trotoar, Seokjin meringis dan berusaha berdiri. Sang pemuda pun pergi meninggalkannya.
Lamborghini biru itu pun mundur sembarang, Seokjin menginjak pedal dalam-dalam dan meluncur meninggalkan tempat itu.
CKIITTTT
"Woi! Mata lo buta apa!"
Seorang pemuda berjaket kulit hitam dengan surai panjang terikat duduk di atas motor sport berwarna senada, sebelah kakinya diturunkan setelah Seokjin hampir menyerempet kendaraan besar itu.
Sedetik kemudian sang pemuda kembali melajukan motornya.
"Jungkook?"
"Jungkook?!" Kedua mata Seokjin membelalak tak percaya.
"Sssshh.....dasar pacar ga tau diri"
"Udah dibayarin judinya, disamperin malah nyakitin gw lagi"
Seokjin menarik kaus basket kebesaran menutupi memar di belakang tulang rusuk kirinya.
"Jin!"
"Buruan....""Comiiinngggg!" Seokjin memakai headbandnya kemudian berlari menyusul Taehyung yang telah berada di tengah aula.
"Ngapain si lo lama amat"
"Maskeran?"
Hoseok mengoper bola berwarna oranye yang langsung ditangkap dan dilontarkan masuk ke dalam ring di sisi kanannya.Para mahasiswi yang menonton bersorai kegirangan.
"Wehhh.....kayanya ntar gw bakal ngelawan si idola kampus nih..." Gigi kelinci menyembul dari balik senyum lebarnya.
"J-Jungkook..."
"Ih....kenapa lo ampe melotot gitu" Ia terbahak dan mendribble bola kemudian melemparnya dengan satu tangan.
"Wahahahahaha.....jangan bengong, ganteng"
Jungkook kembali tergelak ketika bola itu hampir meratakan wajah tampannya.
Sore itu aula olahraga dipenuhi oleh para mahasiswa yang menonton pertandingan persahabatan antar fakultas.
"Jin lo kenapa sih!"
"Bengong mulu dari tadi perasaan" Hoseok menepuk bahu lawannya yang tengah menatap ke arah tribun penonton.
Pemuda yang dilihatnya tadi malam tengah duduk bersandar melebarkan kedua lengannya yang berotot pada sandaran bangku bersusun di deretan paling bawah. Menunggu gilirannya bermain.
"Gapapa....ngantuk aja gw" Seokjin kembali berlari mengejar dan merebut bola dari lawannya.
Permainan berlangsung seru, riuh suara tepukan juga teriakan menggema di seluruh ruangan. Kedua tim terus berlarian memperebutkan benda bulat yang memantul-mantul di lantai kayu yang berdecit.
"Wehhh.....partner lo nonton tuh!" Hoseok tersenyum lebar sambil menunjuk ke tengah-tengah tribun.
Seokjin menoleh, Namjoon membetulkan kacamatanya sebelum bertepuk tangan dan tersenyum kecil pada pemuda di sebelahnya.
Park Jimin.
Sedetik kemudian kedua pemuda itu berdiri dengan bola mata mereka yang membulat, disusul oleh hampir seluruh mahasiswa yang menonton.
BUGH
Bola berwarna orang itu mendarat tepat di tulang hidung Seokjin.
"Arrghhhh!" Ia membungkuk dan menekan wajahnya.
"Jin! Astaga.....lo gapapa?!" Hoseok berlari secepat kilat menghampiri sahabatnya, disusul oleh Taehyung dan seluruh pemain.
PRIITTTT
Bunyi peluit panjang itu mengisyaratkan bahwa permainan telah berakhir.
Seokjin jatuh berlutut.
Telapak tangan yang menekan wajahnya diturunkan bersamaan dengan darah yang mengalir membasahi baju dan celananya."Jim.....gw kesana apa ya?"
"Seokjin....." Namjoon masih berdiri, melongok mencari-cari sosok yang lama kelamaan terhalang oleh meramainya kerumunan para mahasiswa.
"Rame banget kak Namjoon..."
"Aduh....semoga kak Seokjin ga kenapa-napa yaa...." Ia meremat lengan kemeja Namjoon kuat. Wajahnya khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
FanfictionSJ fell first, but NJ fall harder Daily convo, fake chat, angst, toxic abussive relationship, gapless age, harsh words