45 : Pemuda Mungil

263 26 1
                                    




"Sorry......sakit ya...."

Jemari yang memegang gumpalan kapas dengan cairan antiseptik itu dengan hati-hati mengusap luka di dahinya.

Seokjin mengerjap dan meringis.

"Aawww....." Ia menopang kepalanya kemudian merangkak mundur ketika melihat Ken yang tengah menatapnya lekat di depan wajahnya.


"Hey....hey.....jangan takut Seokjin...."

"Aku minta maaf...." Ken mengulurkan tangannya.

Seokjin berjengit dan memeluk tubuhnya yang kembali bergetar.

"Jangan.....Ken.....jangan plis....." Ia memejamkan kedua matanya erat. Darah kembali mengalir dari samping dahinya yang berdenyut.

"Jangannn......." Pelukan tubuhnya mengerat ketika kapas itu kembali menyentuh lukanya.



"Sini diobatin dulu lukanya...."

"Kita ga bisa ke dokter dulu yaa...."

"Kalo kita keluar dari sini nanti kamu lepas lagi dari aku...."

Ken memiringkan kepalanya pelan dan tersenyum. Jemarinya terus menekan-nekan lukanya dengan kapas yang telah berubah warna.


"Kamu inget ga...."

"Kamu doyan banget sama es krim"

"Aku ambilin ya......tunggu sini jangan kemana-mana"
Ken keluar meninggalkan sang pemuda yang masih terpejam.






"Mau kemana?"

Seokjin menoleh kaget menatap Ken yang telah berdiri di ambang pintu dengan sebuket besar es krim cokelat di tangannya.

"Jendelanya aku matiin hehe...."

"Yuk...makan es krimnya dulu" Ia duduk bersila di lantai dan menepuk-nepuk tempat kosong di depannya.


"Aaaaaa.....buka mulutnyaaa.....pesawatnya datang nii...." Ken tersenyum lebar menyuapkan sesendok besar es krim cokelat ke hadapan mulut yang enggan terbuka.

"Kenapa ga mau? Kamu suka banget sama es krim ini Seokjin..."

"Aku sengaja beli banyak buat kamu kalo nginep disini lagi"

Seokjin menatapnya iba, air matanya mulai mengalir bersamaan dengan mulutnya yang perlahan terbuka.

"Enak kaannn....." Ken kembali tersenyum dan mengusap sudut bibir Seokjin yang luka bercampur dengan camilan dingin yang membuatnya meringis perih.

"Kok udah?"

"Lagi!"

Air matanya mengalir semakin deras seiring bentakan sang pemuda yang terus menyuapi.

"Kamu ga kangen kita kaya gini sih?"


"Ga pernah....." Seokjin memalingkan kepalanya ketika suapan itu kembali datang.

"Lo ga pernah nyuapin gw kaya gini......inget?"

"Gw yang nyuapin lo terus selama lo fokus maen game tiap gw dateng"


"Ga pernah lo baik sama gw kalo ga ada maunya"

Ken tersentak. Buket besar itu diletakkan di sampingnya beserta sendok yang masih terisi.






"Aku seneng liat kamu ketawa-ketawa lagi bareng temen kamu..." Hoseok termenung menatap jalanan di depannya.

"Itu yang Ken bilang ke Seokjin waktu pertama kali mereka ketemu lagi..." Ia kemudian melirik pada kelima sahabatnya.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang