39 : Dua Pasang

289 26 0
                                    




"Joon.....kenapa harus bangun pagi-pagi gini siihhhh...." Suara parau itu mengerang pelan.

"Hah?! Jam 10 gini dibilang pagi?"

Namjoon membulatkan mata menatap sang pemuda yang mengerjap dengan bibir mengerucut kesal.

Ponsel yang baru saja berhenti menerima pesan itu diletakkannya di atas nakas kemudian berkacak pinggang.

"Kan lo harus bikinin gw sarapan Jin..."


"Yaelah Joon.....gw kalah tipis aja ih..."

"Ini Sabtu kaliiii ah.....pengen tidur lagiiii...." Seokjin kembali bergelung dalam selimutnya.

"Tuh.....gw abis jogging cape, lapar, balik kesini yang janji bikinin sarapan masih tidur"

"Tau tuh ngacay apa ngga....bau kan sarung bantal gw"

Seokjin terkekeh kemudian tertawa dengan kelopak mata yang masih terpejam. "Iya gw ngacay...."


"Bangun ih!"

Namjoon menggulung tubuh berpiyama itu dengan selimut tebalnya kemudian menjatuhkannya ke lantai.

"Parahhhh! Joon....gw ga bisa begerak iniii!" Seokjin berguling-guling dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya.

"Gw lepasin tapi lo bangun ya...." Namjoon duduk di atas kakinya.

"Iyaaahhhh....buruan ntar gw ga bisa napas"
"Emang gw telor apa digulung-gulung segala"

Namjoon terbahak menatap bibir yang semakin mengerucut itu.


"Makan nih selimut gulung!"

Seokjin yang berhasil lepas dari gulungannya kemudian menutup kepala sang pemuda yang berada di hadapannya dan merangkak berusaha untuk melarikan diri.

Keduanya terbahak ketika dua lengan besar itu menangkap dan membalikkan tubuh Seokjin hingga terbaring.

Selimut tebal yang menutup kepala Namjoon pun tersingkap.

Keduanya saling bertatapan.

Jemari berlekuk itu perlahan mengusap surai hitam di sisi kepala sang pemuda yang berada di atasnya.

Namjoon bersusah payah menelan ludah menatap wajah polos tersinar cahaya matahari yang menembus tirai jendelanya.

"Gw ganteng ya walopun baru bangun juga" Seokjin menaikkan sebelah alisnya dan menyunggingkan senyum nakal.


"Banget....."
Jawaban singkat itu membuat telinga Seokjin memerah.


Satu tangan yang menopang tubuhnya bergerak menyusuri helai poni yang terbaring di atas kening sang pemuda.

Perlahan ibu jarinya bergerak turun menyusuri kelopak mata yang ikut terpejam, terus hingga bibirnya yang mulai terbuka tanpa sadar.


"Jin......" Suara berat berbisik itu membuat Seokjin mengerjap kaget.


"Joon.....jangan gini ih...nanti gw nyelingkuhin lo ma Jimin" Ucapnya lirih.



"Ha?" Namjoon membulatkan matanya bingung.

"Ha?"

"Siapa bilang gw sama Jimin pacaran?"


"Hah?!"

"Siapa bilang?" Namjoon terbahak.



"Lah lo bedua ciuman pas Makrab?"

Seokjin mengangkat kepalanya kemudian bergeser mundur dan duduk dengan kedua telapak tangan menopang tubuhnya di belakang.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang