"Hey...." Membuka pintu setelah dering bel terdengar, Namjoon tersenyum lebar melihat siapa yang datang.
"Udah balik?"
"Udahlah....jam 8 gini masa masih ngampus. Ntar kesurupan gawat gw"
"Lo kenapa? Sakit?"
"Kok hari ini ga keliatan"
Seokjin menatap singkat hidung kemerahan dan mata sembab itu kemudian melangkah masuk seiring pintu yang dibuka lebar oleh sang pemilik."Ngga....males aja hehe..." Menunduk setelah mendorong pegangan pintu hingga menutup. Namjoon terdiam sejenak.
"Ternyata sakit ya....ditolak sebelom maju..."
"Joon....." Seokjin memiringkan kepala menatapnya iba.
"Gw kudu ngapain dong biar lo semangat lagi?""Gapapa sih....bukan tanggung jawab lo juga kok"
"Besok juga gw udah biasa lagi" Berusaha tersenyum, Namjoon berjalan menuju dapurnya."Minum?" Ia mengambil gelas dan menyodorkan pada Seokjin yang masih menatapnya sedih.
"Ngga makasih..." Ia menggeleng dan tersenyum.
Namjoon berbalik lalu meletakkan kembali gelas itu di tempatnya. Dan terdiam menghela napas panjang.
"Dia kepilih jadi wakil dance kontemporer buat makrab nanti ya?""Kok lo tau?" Seokjin mendekati pemuda yang masih membelakanginya.
"Yoongi bilang ke gw..." Namjoon berbalik dan tersenyum.
"Mukanya seger banget pas nyeritain dia""Beneran naksir kayanya tu manusia es" Ia terkekeh.
"Lo confess aja si nanti pas makrab"
"Mumpung mereka belom jadian Joon...." Seokjin melangkah cepat meraih tangan yang menopang tubuhnya di atas meja dapur.
"Ga lahhhh....."
"Kalo mereka sama-sama suka ngapain juga gw ada di tengah-tengahnya""Makin sakit yang ada gw..." Tatapan sendu disertai senyum terpaksa menyertai kepalanya yang menunduk.
"Bunga liar...yang tumbuh diantara kelopak besar indah dan berseri"
"Yang hanya menyakitkan mata"
"Gulma yang harus dibasmi""Itu puisi tentang lo ke Jimin?" Selesai merapal sepotong paragraf, Seokjin melirik ragu pada sang pemuda yang masih tertunduk.
Namjoon mendengus. "Gw belom denger lo recite puisi gw btw..."
"Ntar kalo lo bacainnya kaya dubbing film kartun gimana"
"Eh....malah ngehina"
"Gini-gini gw terkenal dengan ekspresi gw lohhh"
"Lo mau gw ketawa, gw ketawa...lo mau gw nangis, gw nangis sambil bacain curhatan lo"
"Udah yuk...kita bahas buat perform kita nanti aja" Namjoon menarik tangan Seokjin untuk duduk berhadapan di sofa.
"Isinya sedih banget sih Joon..."
"Lo ga mau ganti apa?""Takut nanti yang denger malah mikir macem-macem"
"Apalagi Jimin bakal ada disana"
"Gw lagi blank Jin...."
"Segimana gw nyoba buat nulis juga....ga bisa" Ia mengusap wajahnya kasar."Mau curhat ga?"
"Selama ini gw mulu yang terbuka sama lo..."
"Lo boleh kok curhat apa aja ke gw..."
"Lo ga serius kan pas bilang lo bakal mundur kalo sohib lo naksir orang yang sama kaya lo?"
"Ternyata ga segampang teorinya ya..."
Menopang pelipis dengan kepalan tangannya, duduk menyamping menatap pemuda dengan posisi yang sama, Namjoon memiringkan senyum."Ga tau sih...gw belom pernah ngerasa ditolak"
"Sombong jirrr..." Telapak tangan besar itu memukul paha Seokjin yang kemudian berteriak dan menyembunyikan wajahnya.
"Sorry....sorry Jin....." Kedua lengannya digenggam erat.
"Ish.....payah ya gw" Seokjin mengangkat kepalanya dan tertawa.
"Lukanya masih sakit ya?" Namjoon mengusap lembut kakinya.
"Ngga kok....kaget aja" Seokjin kembali tertawa.
"Jin....."
"Gw sayang lo, tau ga sih?"DEG
"Tiap ngeliat lo bawaannya pengen ngelindungin mulu"
"Lo ga sekecil dia...tapi lo tu kaya bisa dikantongin di kemeja gw"
"Yehhh....kirain gw mo ditembak. Taunya nyamain gw kaya jenglot bisa dikantongin segala"
"Udah seneng aja gw......"
"Jenglot......gada yang bagusan dikit apa..." Namjoon memijit pangkal hidungnya, terkekeh kemudian terbahak tak berhenti.
"Gitu dong ketawa...."
"Sedih terus bikin kulit keriput tau""Lah lo sedih tapi kulit lo ga keriput tuh...boong aja"
"Skin care gw jutaan lah Joon....kan gw tajir"
"Hhhhh......cape tau gw ngomong ma lo tu..." Pemuda itu membuka kacamatanya, mengusap air mata yang menitik dari tawanya yang telah berangsur berhenti.
"Thanks ya udah ngehibur gw...."
"Gw baru kenal lo ga sampe sebulan, tapi lo udah kaya sahabat yang udah gw kenal lamaaaa banget..."
"Sahabat doang ya?"
"Ga bisa lebih?" Seokjin melirik dengan mata polos dan bibir mengerucutnya.
"Hah? Ga mungkin kali seleb kaya lo naksir gw" Namjoon kembali terbahak.
"Lo aja kali yang jijik ma gw" Seokjin mendorong pelan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
FanfictionSJ fell first, but NJ fall harder Daily convo, fake chat, angst, toxic abussive relationship, gapless age, harsh words