19 : Lawan!

272 31 8
                                    




"Ah gila bener si Ken..." Taehyung menyandar sambil melipat kedua tangan di dada. Alisnya yang menukik juga kerut di dahi masih menghias wajah kakunya.

"Hoseok harus tau ga sih?"

"Apa jangan dulu?"


KLIK



"Sorry gw ga tahan liat muka eksotis lo" Jungkook melebarkan senyum dengan gigi kelincinya yang terlihat jelas.

"Yehhhh.....orang lagi serius malah foto-foto" Taehyung berdiri memelototi pemuda yang masih menggenggam kamera di pangkuannya.

"Bagus ga hasilnya?"


Pertanyaan polos itu sontak membuat Jungkook terbahak.
"Dasar model! Ga tahan kalo liat kamera"

"Eh....lo ga usah ngelukis lah Kook..."

"Ngapain ribet-ribet....foto aja ga sih?" Menarik pelan kamera di tangan pemuda bertindik itu, wajah Taehyung mendekat untuk melihat hasil jepretannya.

Semilir aroma rempah maskulin menyeruak perlahan seiring gerakan tubuh Taehyung yang hanya berjarak beberapa belas senti di sampingnya.

"Ya kan? Foto aja....kaya gini nih" Jemari panjang itu menggeser layar berukuran kecil kemudian mendekatkan kepalanya lebih.

"Kesannya bebas....ga diem doang di studio gitu"

"Boleh kan ya?" Kepala yang menoleh cepat itu membuat Jungkook gelagapan.

"B-boleh....boleh...." Lirikan matanya panik ke kanan dan ke kiri. Ia menggeser duduknya di atas tempat yang sudah tidak memberinya ruang lagi.

"Gw rasa sih....Hoseok harus tau cepet ato lambat Kook..."

Taehyung kembali ke sofanya, meninggalkan Jungkook dengan detak jantung yang bisa saja terdengar jika ruangan itu benar-benar kosong.


"Tapi gw harus denger semuanya dari Jin dulu..."

"Dia......"
Berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Jir...gw baru sadar selama pacaran dia ga pernah cerita apa-apa kalo mereka lagi ribut...."

"Gw.......bukan sahabat yang baik ya Kook...." Senyum pahit terulas bersamaan dengan kepalanya yang tertunduk.

"Gw sounding dulu deh ke Hoseok..."

"Pas nih ntar gw mo balik bareng"

Taehyung mengangkat kepalanya bersamaan dengan kecupan singkat di bibirnya.

"Sorry.....sorry......" Jungkook mundur selangkah. Mengusap kening dan menatap wajah kaget mematung pemuda di hadapannya.

"Kook......"

"Sorry Tae....jangan marah....ga bakal gw ulang lagi..." Kedua telapak tangannya terbuka di depan dadanya.

"Lo.....jangan bilang lo bukan sahabat yang baik...."

"Ga semua orang bisa dengan gamblang ngungkapin perasaannya"

"Mungkin Seokjin......"
Ucapannya terhenti oleh gerak cepat Taehyung meraih tengkuk pemuda dengan bibir yang masih terbuka kemudian menautkannya.






"Kenyang ga?"

"Nambah Ramen yuk..." Namjoon meletakkan sumpitnya di sebelah mangkuk yang telah kosong.

"Hah? Serius?"

"Ntar kalo gw bilang mau gw dikatain babi ga?" Seokjin membulatkan matanya.


Namjoon terbahak. "Siapa yang ngatain babi sama badan kurus kering kaya gitu"


"Ken......"



"Stupid brain!" Namjoon memejamkan mata, tawanya hilang seketika.
Menyesali ingatannya yang tak peka akan cerita Seokjin saat awal pertemuan mereka.

"Buta berarti tu orang!" Berusaha tertawa, Namjoon meraih buku menu di samping meja.

"Mau yah.."

"Gw lapar banget nih...."

Seokjin tersenyum dan mengangguk. "Thanks Joon......"





"Nahhhh....ini baru makan namanyaaaa...." Seokjin meregang saat keluar dari restoran menuju parkiran motor.

"Loh....kok ujan sih?"
"Yaahhh Joon.....gerimis nih....gimana dong?"

"Tembus aja kali? Gerimis doang"


"Ntar beha gw jiplak..." Seokjin merapatkan coatnya.

"Najiisss...." Namjoon mendorong tubuh Seokjin pelan. Keduanya terbahak kemudian berjalan menuju motornya.



"Wow......" Seorang pemuda tengah duduk di atas Ducati hitam doff miliknya. Kedua tangan terlipat di dadanya.

"Gw kira lo sendirian....taunya bawa pacar orang"

Langkah kaki mereka terhenti. Namjoon menyeret Seokjin ke belakang tubuhnya.

"Angkat pantat busuk lo dari motor gw!"

"Ga sudi gw juga lama-lama duduk disini"
Ken beranjak kemudian berjalan mendekat.

Seokjin meremat punggung jaket Namjoon erat.

"Bae......kamu ganti nomor?" Ucapan tenang itu diiringi senyum manis. Sangat manis.

"Hape gw lo patahin inget?!"

Namjoon menoleh pelan ke arah suara bergetar di belakangnya. "Dipatahin?"

"Trus lo ngapain sohib gw lagi huh?!"

"Sohab sohib.....enak lo ya malem Sabtuan ma pacar orang..."

"Bae.....sini dong jangan di belakang dia terus..." Tangannya terulur seiring langkah pelannya.

Seokjin menggeleng kuat-kuat, pegangan pada jaket pemuda di depannya semakin erat.


"Ck......kan aku udah bilang bae....jangan pake ripped jeans lagiii..."

"Kamu tuh susah ya kalo dibilangin..."

"Mau gw sobek-sobek lagi paha lo huh!" Teriakan itu meluncur bersamaan dengan sebuah pukulan keras tanpa aba-aba di pipi Namjoon.

Pemuda itu pun tersungkur ke samping diiringi oleh jeritan ketakutan Seokjin.

"Sini lo!" Pergelangan tangannya ditarik kasar menuju motor besarnya.

"Seokjin!"
"Lawan napa!" Namjoon berdiri dan dengan cepat berlari hendak menarik kerah leher Ken.

"Mau tangan sohib lo patah huh?!" Pemuda itu menghindar dengan memelintir pergelangan tangan Seokjin yang digenggamnya erat.

Pemuda itu meringis dan membungkuk.

"Ken.....sakit....."
"Plis.....udah....." Seokjin terisak.


"Dia pacar lo bangsat!"

"Jangan dikasarin" Suara yang mulai pecah itu melemah.


"Ken....udah...."

"Kita pulang ya.....gw ganti celana gw..."

"Kita pulang.....yuk....." Isakan yang semakin keras itu disambut baik oleh pemuda di belakangnya.

Cengkeraman kuat tangannya melonggar.



Seokjin melangkah kemudian berbalik dan menghajar rahang Ken hingga ia terjatuh lalu berlari menarik tangan Namjoon menuju motornya.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang