"Seok....bantuin gw nyari yang namanya Kim Namjoon dong..."
"Tadi gw ke perpus, nanya sama ibu penjaganya tapi katanya Namjoon jarang kesitu" Seokjin berjalan lunglai menghampiri sahabatnya.
"Lah....udah ampir seminggu lo belom juga ketemuan?" Hoseok membulatkan matanya sambil bersandar di dinding koridor sebelah kafetaria.
"Ya....gw juga belom mulai latihan kok"
"Mana katanya si Jeon mau nyamperin gw.....kaga tuh" Taehyung mengerucutkan bibir kemudian tersenyum menaikkan sebelah alisnya ketika junior perempuannya menunduk memberi salam sembari lewat.
"Lagi pada sibuk kali...."
BRAK
Suara benturan keras disusul dengan riuh tawa dan ledekan terdengar sayup beberapa meter dari tempat mereka berdiri.
Seokjin berjengit kemudian mengikuti para mahasiswa yang juga tengah berdiri di sekitarnya berlari kecil menghampiri sumber suara, disusul Taehyung dan Hoseok.
"Jackson?"
Kedua mata Seokjin membulat panik ketika pemuda yang beberapa hari lalu mengenalkan dirinya itu berdiri di atas sosok berkacamata dengan kemeja kotak yang melapis kaus putihnya.
Buku-buku tebal berserakan di sekitar tubuh yang duduk terjerembab di antara dua meja.
Pemuda itu tak berkata apa-apa, bergerak perlahan membereskan buku-bukunya kemudian berdiri hendak meninggalkan pemuda yang masih menyeringai di hadapannya.
"Mau kemana lo Joon?" Kedua telapak tangan pemuda yang lebih pendek mendorong tubuh tak bergeming di hadapannya.
"Gw udah ga ada urusan lagi sama lo Jack"
"I said I'm sorry" Sang pemuda membetulkan letak kacamatanya yang sedikit merosot.
"Tu partner lo Jin..." Hoseok menoleh, dagunya menunjuk pemuda yang kini berdiri menjulang tepat di hadapan pemuda yang baru saja mendorongnya.
"Jackson!"
Seokjin menghambur masuk ke dalam kafetaria ketika pukulan itu mengenai rahang pemuda berkacamata di depannya.
"Heh!"
"Lo ga boleh sembarangan mukul orang yah!""Emang ni kafetaria punya bapa lo apa!"
Seokjin membungkuk mengambil kacamata pemuda yang terjatuh dan tengah mengusap pelan rahangnya kemudian menyerahkan pada sang empunya tanpa menoleh.
"Eh....S-Seokjin....itu...mmm...."
"Udah? Puas lo nonjok dia?"
"Masih pengen diperhatiin sama anak-anak sini lo?" Jarinya menunjuk-nunjuk pada para mahasiswa yang kini tertunduk dan mulai kembali ke tempat duduknya masing-masing.
"Sana.....gw ada urusan sama ni orang!" Seokjin mengibas tangannya.
"Wah gila tu orang....keren bener ya..."
Suara ceria yang tiba-tiba muncul di belakang bahu Taehyung dan Hoseok membuat mereka bergedik kaget."Eh....sorry....kaget ya..." Senyum lebar dengan gigi kelinci muncul di wajahnya.
"Taehyung.....gw mo minta maaf kemaren gw ninggalin lo gitu aja..."
Belum sempat Taehyung menelan ludah dan menjawab kalimatnya, pemuda berkaus longgar hitam dengan celana jeans senada itu sudah mengulurkan jabat tangannya.
"Hallo kek, annyeong kek, spada gitu.....tau-tau nongol aja kaya kurir paket" Hoseok menyentak dengan bibir mengerucut.
"Kurir paket kan suka ngabarin dulu...lagian kan bisa dicek di aplikasi" Ucapan polos itu membuat tawa Taehyung meledak.
"Ya berarti lo lebih parah dari tu kurir Jeon!"
"Ssssttt....udah...udah eh malu-maluin"
Taehyung berbalik kemudian menyambut jabat tangan pemuda yang kembali tersenyum di hadapannya.
"Gapapa Jeon....kita partneran nih ya jadinya"
"Kapan lo free?"
"Kita bahas apa yang mau ditampilin""Duh.....jadwal gw rada ga pasti akhir-akhir ini Tae..."
"Lo coba atur deh ya...nanti gw bilang bisa ato ngganya" Raut wajah lucunya seketika berubah serius.
"Nngggiiinnggggg.......gw nyamuk gaes...anggap aja ga adaaa..."
Keduanya tertawa melihat Hoseok yang menyilangkan tangan kesal.
"Yoongi kapan free sih?"
"Keliatan aja jarang di kampus""Lo sering bareng dia kan Kook?" Hoseok mendekat dengan wajah seriusnya.
"Yoongi.....sama sih dia juga kaya gw....ga pasti gitu"
"Mmmm.....gini deh"
"Gw coba atur jadwal gw ma dia biar bisa cepet ketemuan ma lo bedua gimana?""Emang lo bedua ngapain sih di luar kuliah?"
"Kerja sambilan gitu?"
Sepasang alis menukik penasaran.Pertanyaan dari bibir Taehyung dijawab dengan anggukan dan senyum miring sang pemuda yang berdiri sejajar dengannya.
"Iya...semacam itulah pokonya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
Fiksi PenggemarSJ fell first, but NJ fall harder Daily convo, fake chat, angst, toxic abussive relationship, gapless age, harsh words