14 : Deket Banget

293 31 0
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jooooonnnnn....boong loooo...."

"Sakit tauuuuu...." Jemarinya mencubit paha besar pemuda yang duduk menemaninya di klinik.

"Ngga laahhhh....kan udah dibius kali..." Jemari itu ditarik dan digenggamnya ketika Seokjin merengek setelah dua jahitan menyambung sobekan di pipi dalamnya.

"Ga kerasa sih...tapi ngiluuuu...." Rengekannya semakin kencang.

"Udah...udah.....ntar kita beli es krim yah biar lukanya cepet beku"

"Emang gw bocah apa disogok pake es krim"

"Ga mau nih?" Kedua mata membulat itu menatapnya serius.


"Mau......." Senyum lebar mengembang diantara pipi bulatnya.






"Kak Namjoon..."

"J-Jimin.....hey..." Namjoon memperlambat langkah demi mengimbangi pemuda mungil yang berlari kecil dan berjalan di sampingnya.
"Ga ada kelas?"

"Udah ngga hehe...."
"Kak Namjoon mau kemana?"

"Baru mau ke perpus bikin puisi buat perform nanti"

"Kenapa?" Menoleh merendahkan kepala, Namjoon tersenyum menatap senyum manis pemuda yang memeluk buku di dadanya.

"Ngga....tadinya mau ngajak nonton anak musik perform hehe..."

"Oohhh....yaahhhh....aku udah janji sama Seokjin"
"Sampe jam berapa emang acaranya?" Pemuda tinggi itu melirik jam tangannya.

"Ampe malem kok...jam 8 kalo ga salah"
"Tapi gapapa kalo kak Namjoon ga bisa"

"Aku sama Sung Woon aja..."

"Kebetulan ketemu kak Namjoon disini jadi pengen ngajakin" Senyum lebar membuat mata kecilnya menghilang.

"Begitu aku beres aku nyusul deh..." Namjoon tersenyum memamerkan lesung pipinya.

"Beneran?" Jimin membulatkan matanya senang.

Pemuda itu mengangguk. Mereka pun berpisah di pertigaan koridor.




"Hey......" Bisik Namjoon mengguncang pelan lengan yang menopang kepala di atas meja.

Sebuah buku tebal berdiri di depannya.

Seokjin tertidur.

"Sakit?" Namjoon menatap lekat wajah pemuda yang perlahan mengangkat kepalanya.

"Eh....parah loh gw ketiduran"

"Ngacay lagi...." Seokjin tertawa lalu mengusap sudut bibirnya yang berwarna kemerahan dengan lengan sweater birunya.

"Jorok...." Tersenyum pahit, Namjoon menatapnya iba.

"Yeh...sapa suru perpusnya sepi gini" Meneguk air dari botol minum, Seokjin kemudian mengeluarkan buku catatan dari tasnya.

"Ya kalo rame pasar namanya" Namjoon duduk di bangku sebelahnya.



KRUYUUKKK


Akhirnya mereka memutuskan untuk makan di kafetaria. Namjoon yang tengah serius menatap dan membolak balik buku tebalnya hanya memesan secangkir kopi.

"Lo.....ngapain nongkrong di toilet atas Joon?"
"Ga takut setan apa?" Seokjin meneguk air minumnya.

"Percaya aja lo sama yang gitu-gituan..." Namjoon terkekeh.

"Ngga kok...."
"Kalo lagi pengen sendirian gw suka kesana"

"Enak toiletnya sepi....bersih lagi"

"Ya bersihlah orang lo nongkrongnya di toilet buat orang difabel"
"Makanya ga pernah ada yang masuk....."
"Aawwww...." Potongan Tteokbokki yang sudah dikunyah itu dikeluarkannya kembali ke dalam mangkuk.

"Ampun.....cakep-cakep joroknya setengah mati"
"Mana udah ngacay lagi di perpus"

"Perih gilaaaa...." Seokjin melempar sumpitnya kesal, bibirnya mengerucut.

Hela napas panjang berhembus dari bibir Namjoon.
Kekehan kecil pun meluncur disertai gelak tawa yang membuat Seokjin memukul lengannya yang terjulur di atas meja.

"Sapa suru makan pedes....panas lagi..."

"Ya gw lapar laahhh....dari kemaren belom makan apa-apa" Seokjin menguk air dingin dari gelasnya.



"Kak Seokjin deket banget ya sama kak Namjoon?" Sepasang mata melirik dari stand minuman.

"Katanya mau bikin puisi di perpus"

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang