"So basically dia tuh kaya nembak lo ga sih?"
"Kok dia tau sih Tae?" Seokjin menoleh pada Hoseok yang menyuap Ramennya dengan santai.
"Gw screenshot chat lo yg kemaren trus dia kepo dong jam 4 pagi nelpon gw" Taehyung terbahak.
"Namjoon itu cupu lagi kalo urusan kaya gitu-gituan" Jungkook yang duduk di sebelah Taehyung meraih minumannya kemudian menyandarkan tubuh besarnya di kursi.
"Dia sempet jalan sama kecengannya Jackson kan...dinner, nonton ampe mampir ke rumahnya segala"
"Tapi dia ga ngerti kalo si cowo itu tuh suka ma dia"
"Ampe Jackson yang udah kesel akhirnya nyamperin n nonjok dia deh"
"Baru Namjoon jaga jarak sama tu cowo" Pemuda itu tertawa geli.
"Ga nyangka ya"
"Dia pentolan geng lo di tongkrongan kan?" Hoseok mendekatkan kepalanya dengan mata membulat.Jungkook mengangguk. "Dia ga takut apa-apa kalo di jalan"
"Kaya udah ga peduli lagi sama nyawanya" Ia terkekeh."Jin....Namjoon pernah cerita soal nyokapnya?"
"Sedikit......gw ga nanya lebih jauh" Seokjin melirik pada tiga sahabatnya bergantian. "Gw ga tega...."
"Nyokapnya meninggal pas Namjoon kelas 3 SMA....n dia deket banget sama beliau..."
"Lo bisa bilang dia anak mami deh....keserempet dikit ngadu trus kelonan ampe pagi" Kekehan pahit terdengar dari bibirnya.
"Balik balapan dia liat nyokapnya di......sama bokapnya" Pemuda itu menunduk.
"Sekarang bokapnya di sel. Seumur idup"
"Namjoon dikasi full hartanya sama pengacara pribadi mereka"
"Tapi dia bilang itu ga sebanding sama apa yang udah ilang dari idupnya"
"Makanya dia protektif banget sama lo Jin..." Jungkook menegakkan kepala dan tersenyum.
"Udah ah....ga enak gw nyeritain masalah pribadi sohib gw kaya gini"
Taehyung menarik kepala pemuda itu mendekat dan mengecup lalu membaringkan di atas bahunya.
Sesaat kemudian suasana meja itu hening diantara riuh para mahasiswa yang memenuhi ruang kafetaria kampus.
"Jimin!"
"Kak Namjoon....heyyy..." Pemuda mungil itu melambai girang melihat sang pemuda berkacamata menghampirinya.
"Udah siap nih besok?"
"Uuuuhh......doain aku ga kepeleset ya kak..."
"Aku nyeker soalnya" Jimin tertawa sambil menggenggam tangan Namjoon."K-kamu pasti bisa Jim...." Melirik bergantian antara jemari yang digenggam dan wajah imutnya, Namjoon gelagapan dan tertunduk malu.
"Kita satu bus bareng ga yaa..." Genggaman tangan itu dilepas, mereka pun berjalan bersama menyusuri koridor.
"Moga-moga iya ya.....aku ga punya temen di tingkat 3 selain kak Namjoon, kak Yoongi sama kak Hoseok..."Ia tersenyum dan melambaikan tangan menyapa ketiga pemuda populer yang tengah bersandar di tepi koridor.
"Nempel terooosssss kaya roh gentayangan" Hoseok menegakkan tubuhnya menyambut pasangan yang berjalan ke arah mereka.
Taehyung dan Seokjin yang membelakanginya pun menoleh singkat.
"Kak....masa aku dibilang setan" Jimin tertawa menarik lengan Namjoon dengan bibirnya yang mengerucut.
Namjoon hanya tersenyum menatap Hoseok yang terbahak memeluk singkat pemuda mungil di sampingnya.
"Mau kemana nih? Latihan lagi?" Hoseok melirik bergantian pada keduanya.
"Ngga...udah ga latihan lagi takut besok malah kecapean"
"Kita.....makan siang aja kali ya kak? Lapar ga?" Jimin menoleh pada Namjoon yang tak sadar memperhatikan bahu lebar yang kembali membelakanginya, menunduk sibuk dengan ponselnya.
"Eh....iya boleh...lapar juga nih..." Namjoon mengangguk dan tersenyum kikuk.
"Okaayy.....kita duluan ya kak...." Jimin dan Namjoon membungkuk singkat dan berpamitan.
"Joon!"
Entah kenapa suara itu membuat sang pemuda berkacamata menoleh cepat dengan senyum di bibirnya.
"Jangan lupa besok ambil baju di gw ya...."
"Kembaran nih kita kan ceritanyaaa..."
"Lo biru gw pink..." Seokjin mengedipkan sebelah matanya sambil menopang dagu dengan kedua telapak tangannya.
"Siapppp....."
"Siap.....siap.....siappp...."
Namjoon mengangguk-angguk senang, senyum lebar mengembang diantara lesung pipi yang terbentuk sempurna.
Ia berjalan mundur lalu berbalik menyusul Jimin yang tersenyum ke arahnya.
"Buseetttt....lebar bener tu senyum"
"He deserve to be happy Tae....He deserve it so much...." Seokjin tersenyum menatap tubuh tegap yang menjauh dan sesekali menoleh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
Fiksi PenggemarSJ fell first, but NJ fall harder Daily convo, fake chat, angst, toxic abussive relationship, gapless age, harsh words