"Haechan-ssi, bagaimana kabarmu?"
Haechan tersenyum tipis, ia masih sedikit terhibur dengan cara bicara dokternya yang aneh saat berbicara bahasa Korea."Nee, aku rasa aku merasa sangat baik."
Pria yang memakai snelli itu menatap layar komputer, tersenyum lebar seraya mengangguk. "Benar, sepertinya kau memang sangat baik. Perkembangan Haechan-ssi terbilang cepat. Mungkin karena Haechan-ssi adalah anak muda yang masih berenergi dan penuh semangat?"
Haechan seketika tersenyum lebar, menatap Ayahnya yang juga tersenyum. "Sungguh?! Anak saya sungguh sudah baik?"
Dokter mengangguk mantap, memamerkan senyum terbaiknya. "Usahakan untuk terus meminum obat, jangan banyak berpikir dan tidak kelelahan. Jika Haechan-ssi menurut, mungkin sebentar lagi Haechan bisa rawat jalan, tanpa harus menginap di rumah sakit."
"Sungguh?!!"
Ini adalah kabar paling terbaik yang Haechan dengar selama setahun ini, ia sangat bahagia hingga ingin melompat dan berlari."Yang terpenting adalah Haechan-ssi harus melakukan apa yang saat ini lakukan, jangan melewatkan obat, jangan beraktivitas berlebih, dan jangan berpikir berat. Itu akan sangat membantu pemulihan."
Haechan mengangguk kuat. "Tentu saja!! Aku akan menuruti semua perkataan dokter, sungguh! Terimakasih dokter, terimakasih!!!"
Dokter terkekeh kecil melihat Haechan yang sangat bahagia itu. "Nee, saya juga turut berbahagia. Haechan-ssi harus tetap semangat dan cepat pergi dari rumah sakit ini."
"Nee! Aku juga ingin pergi dari sini karena aku sudah bosan melihat wajah dokter setiap minggu," ucap Haechan disela tawanya. Anggap saja Haechan sudah akrab dengan dokternya karena ia pun sering bercanda dengan dokter.
Setelah selesai konsultasi, Haechan dan Appa pun keluar dari ruangan dokter berjalan di koridor rumah sakit menuju kamar rawat Haechan.
"Appa kembalilah," ucap Haechan tiba-tiba.
"Ke mana?"
Haechan menghentikan langkahnya, menuntun Appa nya untuk duduk di kursi yang ada. "Ke Korea," jawabnya tenang."Maksud kamu?"
Haechan menggenggam tangan Appa nya, menatap hangat dan tersenyum lebar. "Seperti yang Appa tau, aku sudah hampir sembuh. Aku sungguh baik-baik saja sekarang, Appa harus kembali ke Korea dan kembali bekerja. Bukankah restoran menjadi sedikit kacau karena Appa di sini?"
Haechan Appa menggeleng. "Tidak, Appa tidak akan meninggalkanmu dan Eomma mu. Kita datang bersama, tentu harus kembali bersama."
"Aniya Appa. Satu tahun ini Appa bukannya hanya cuti, tapi menghabiskan banyak uang untukku. Restoran juga bisa bangkrut jika Appa terus di sini, Appa tau kan sekarang sangat sulit untuk menemukan atau memulai pekerjaan baru."
"Apa maksudmu menghabiskan uang untukmu? Kau bahkan tidak mengijinkan Appa membayar obat atau semua biaya pengobatan mu. Kau membayar semuanya sendiri, dengan hasil kerja keras mu."
"Dan, Donghyuck-ah kamu tidak perlu memikirkan uang, restoran, atau pekerjaan Appa. Kau tidak ingat, dokter bilang kau tidak boleh banyak berpikir."
"Karena itu Appa, pergilah ke Korea maka aku tidak akan khawatir lagi."
"Jujurlah padaa Appa, apa sebenarnya alasanmu memaksa Appa untuk kembali ke Korea?"
Haechan menundukkan kepalanya, tentu saja Appa nya mengetahui ada yang ia sembunyikan. "Dongsaeng-deul. Hyunwoo sekarang sudah semester tiga, Seonho akan segera lulus, dan Soo Ah... Appa, anak Appa bukan hanya aku. Mereka pasti merindukan Appa, ani lebih tepatnya mereka membutuhkan Appa."
"Bahkan, mereka tidak bersama Halmeoni. Mereka membutuhkan orang dewasa," ucap Haechan pelan. Ia tahu benar rasanya hidup dan tumbuh tanpa didampingi orang tua.
Tidak ada tempat untuk membanggakan diri saat Hyunwoo lulus sekolah dengan nilai terbaik saat itu, tidak ada orang dewasa yang bisa datang ke sekolah saat Seonho tertangkap basah memukul rivalnya, tidak ada seorang dewasa yang membelanya.
Dan, tidak seorang dewasa yang bisa mengantar Soo Ah untuk berangkat sekolah. Sekolah yang Soo Ah daftar adalah sekolah elite, berisi anak dari orang-orang terbilang beruang. Orang-orang yang sangat memanjakan atau memaksa anaknya untuk belajar dan keharusan menjadi orang yang berhasil.
Jika kalian pernah melihat drama penthouses, Class Of Lies, seperti itulah sekolah Soo Ah. Berbeda dengan sekolah Seonho yang hanya sekolah SMA biasa.
Haechan Appa menatap Haechan lekat, ia teringat dulu, dulu sekali saat ia meninggalkan Haechan pada istrinya untuk bekerja sementara istrinya malah menitipkan Haechan pada mertuanya dan membantunya mencari uang.
Dulu, ia sangat menyesal dan merasa bersalah pada Haechan karena membiarkannya tumbuh tanpa kasih sayangnya. Ia berjanji akan melimpahi Haechan banyak cinta setelah kondisi keuangannya membaik. Ia tidak sadar, kali ini ia pun melakukan hal yang sama untuk anaknya yang lain.
"Aku janji Appa, aku janji akan meminum obat dan cepat sembuh lalu menyusul Appa. Aku juga akan menjaga Eomma, menggantikan Appa. Appa percaya padaku, kan?"
akhirnya Haechan Appa menganggukkan kepalanya, mengelus kepala Haechan lembut. "Arraseo, Appa akan kembali dan menjadi Appa yang baik untuk adik-adik mu."
Haechan langsung memeluk Appa nya erat, tersenyum semakin lebar. "Gomawo Appa!!"
Haechan Appa mengusap pelan pundak Haechan yang kini sudah terasa lebih lebar. "Terimakasih karena sudah berjuang, Appa sangat bangga padamu. Sekarang, semuanya akan segera berakhir. Cepat sembuh Donghyuckie... Cepat sembuh dan temui Hyung-hyung kesayangan mu itu, alih-alih mengirim dia."
Haechan melepas pelukannya, membalikkan badannya dan menatap seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. Ternyata Kang Eun Hye sudah datang. Haechan kembali menatap Appa nya. "Gwenchana Appa, anggap saja ini untuk jaminan aku tidak melaporkannya ke polisi. Dia adalah Sasaeng ku Appa," ucap Haechan berbisik.
"Oppa membicarakan ku, kan?"
Haechan menegakkan tubuhnya saat Kang Eun Hye mendekat, sementara Haechan Appa terkekeh. Sasaeng, haters, atau apapun, beliau sedikit berterimakasih kepada Kang Eun Hye karena berkat gadis itu Haechan memiliki teman bicara. Karena di sini pun, Haechan menjauhi orang-orang takut jika saja ada seseorang yang mengenalnya lalu menyebar berita bahwa ia di sini.
"Ayo kembali ke kamar Oppa dan menonton video, eoh?"
Benar! Video fansign. Haechan mengangguk kuat. "Ayoo!"
Setelah membungkuk sopan pada Appa Haechan, Kang Eun Hye pun menyusul Haechan yang sudah berjalan duluan. "Tunggu aku Oppa!!""Palliwaa!!"
Semoga cepat sembuh, matahari... Cepat sembuh dan tunjukkan senyum lebar itu untuk orang-orang yang selalu menunggumu, merindukanmu, dan membutuhkan mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. Found Sun : Lee Haechan
Fanfiction[Lengkap] "Aku ada untuk menghibur mereka, namun aku justru terus membuat mereka khawatir, maka tidak ada lagi alasan bagiku untuk bersama mereka. Aku hanya akan bersembunyi tanpa ditemukan."~LHC. . . . ⚠️ DON'T PLAGIAT! Start : 4 September 2023 Fin...